Berbicara tentang kesenian Jakarta, kita tentu tidak bisa melepaskan diri dari kebudayaan Betawi sebagai entitas paling awal yang menghuni daerah yang dulu dikenal dengan nama Batavia ini. Salah satu kebudayaan Betawi tersebut misalnya seni musik Gambang Kromong yang hingga kini masih sering dimainkan terutama pada saat upacara perkawinan adat Betawi atau pada saat acara ulang tahun Jakarta yang digelar setiap tahun.
Namun, tahukah Anda bahwa selain kesenian Gambang Kromong, masyarakat Betawi juga mengenal beberapa kesenian tradisional dan alat musik lainnya. Apa saja alat musik tradisional Betawi tersebut? Mari kita membahasnya satu persatu!
Alat Musik Tradisional Betawi
Kesenian Gambang Kromong sebetulnya sebuah pertunjukan seni musik yang memainkan beberapa peralatan musik. Selain Gambang Kromong, kesenian musik Betawi lainnya yang cukup dikenal misalnya musik Tanjidor, musik Marawis, dan musik Keroncong Tugu. Masing-masing kesenian musik tersebut muncul dari sejarah yang beragam dan terdiri atas alat-alat musik tradisional Betawi yang berlainan.
1. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Gambang Kromong
Sesuai namanya, kesenian orkesta Gambang Kromong dimainkan dengan alat musik yang bernama Gambang dan Kromong. Namun, selain 2 alat musik tersebut, dalam kesenian Gambang Kromong juga dimainkan beberapa alat musik lain seperti kongahyan (rebab sedang), tehyan (rebab kecil), shukong (rebab besar), kecrek, gendang, dan gong.
Dirunut pada sejarahnya, kesenian Gambang Kromong sendiri merupakan kesenian hasil akulturasi seni musik Tionghoa dan suku Betawi asli pada abad ke 18. Seni musik Tionghoa diketahui dari adanya alat musik Tehyan, Kongahyan, dan Sukong. Sementara unsur seni Betawi diketahui dari adanya gambang, kromong, gendang, kecrek, dan gong.
Nama “Gambang Kromong” sendiri diambil dari 2 alat musik perkusi yang menghasilkan suara paling nyaring. Lagu-lagu yang dimainkan dalam orkestra Gambang Kromong sendiri umumnya adalah lagu daerah Betawi yang bernuansa keceriaan, seperti Jali-jali, Sirih Kuning, dan Lenggang Kangkung.
Baca Juga : Pakaian Adat Betawi
2. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Tanjidor
Tanjidor adalah kesenian orkestra musik Betawi hasil perpaduan bunyi beragam alat musik tiup. Jika Gambang Kromong merupakan hasil akulturasi seni musik Tiongkok dan musik pribumi Betawi, maka kesenian Tanjidor justru merupakan hasil akulturasi musik Eropa dan musik lokal.
Kesenian Tanjidor mulai populer sejak abad ke 18 M setelah bangsa Portugis memperkenalkannya. Nama “Tanjidor” sendiri berasal dari serapan bahasa Portugis yaitu “tangedor” yang artinya “alat musik berdawai”.
Alat musik tiup yang dimainkan dalam orkestra Tanjidor sendiri terdiri atas klarinet, trombon, piston, dan saksofon. Namun, selain itu beberapa alat musik lain seperti tenor, bas, dan tambur juga terdapat dalam pertunjukan orkes tersebut. Kini, kesenian Tanjidor masih tetap dimainkan terutama saat perhelatan upacara pernikahan adat Betawi atau saat penyambutan tamu agung.
3. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Marawis
Musik Marawis sarat akan perpaduan budaya bangsa Arab dan budaya Melayu Palembang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa alat musik tradisional Betawi yang dimainkan dalam kesenian ini, yaitu gambus, rebana, tamborin, gendang, dan papan tepok.
4. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Keroncong Tugu
Kesenian musik Keroncong dibawa oleh bangsa Portugis ke nusantara sejak tahun 1661. Di Jakarta sendiri, kesenian musik keroncong tersebut diterima dengan baik dan berakulturasi dengan budaya masyarakat Betawi. Hasil akulturasi tersebut terlihat dari jenis musik dan lagu yang dimainkannya seperti yang bisa kita dengarkan pada orkestra keroncong Tugu khas Jakarta Utara. Dalam kesenian tersebut dimainkan beberapa alat musik tradisional Betawi seperti Biola, Cello, Gitar, Cak, Mandolin, Rebana, dan Triangle.
Nah, demikianlah beberapa alat musik tradisional Betawi beserta penjelasannya. Semoga dapat menambah wawasan budaya pembaca sekalian. Salam.
Leave a Comment