.daftarisi { padding:10px; background:#434A54; color:#fff; border-radius:0px 0px 5px 5px; } .juduldaftarisi { padding:10px; background:#656D78; color:#fff; border-radius:5px 5px 0px 0px; font-weight: bold; text-align: center }
Cianjur merupakan salah satu Kabupaten yang letaknya geografisnya berada di Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Cianjur selain dikenal akan budayanya seperti Ngaos, Mamaos, dan beladiri pencak silatnya, ternyata juga mengembangkan kain tradisional berupa kain batik seperti daerah lainnya yang ada di Indonesia dan tentunya mempunyai ciri khasnya tersendiri.
Daftar Isi
Menurut sejarahnya, keberadaan Batik di Cianjur sudah ada dan berkembang sejak pada tahun 1920. Pada saat itu, pernah ada seorang pengrajin batik yang berada di Kel.Bojongherang dan kain Poleng yang terkenal di daerah Sindanglaka, Karangtengah. Selama tahun ke tahun, penelusuran mengenai keberadaan dan ciri-cirinya sulit di dapat secara pasti dan jelas.
Sedikit gambaran dari para generasi terdahulu, dimana hanya ada gambar dan bentuk Kumeli. Sementara kumeli yang dimaksud disini tidak bisa disebutkan secara pasti apakah itu menggambarkan umbi jalar, kentang, ataupun betuk lainnya. Masyarakat yang memahami atau bahkan setidaknya mengetahui tentang hal tersebut pada umumnya sudah tiada, maka dari itu perlu dibangkitkan dan dikembangkan kembali Batik khas Cianjur.
Motif batik cianjur umumya banyak yang terinspirasi dari keindahan alam yang banyak ada di Cianjur. Karena kehidupan masyarakatnya yang agraris, maka motif batik Cianjur lebih cenderung menggambarkan hasil pertanian. Motif dan juga warna pada kainnya pun tidak jauh dari tumbuhan yang banyak hidup disekitar Cianjur, seperti mendekati warna tanah, daun, ataupun bulir padi.
Selain itu ada pula motif batik yang terinspirasi dari kebudayaan dan juga keseharian masyarakat Cianjur, seperti halnya motif kacapi suling, motif beasan, maenpo, hayam pelung, dan lain sebagainya. Bahkan ada pula motif Cianjuran yang tentunya berbeda bila dibandingkan dengan motif batik di daerah lainnya, seperti motif kuda kosong, kembang contreng, gendang, ragen panganten, dan lain sebagainya.
Seperti halnya motif batik di daerah lain, batik Cianjur juga mempunyai ciri khasnya tersendiri setiap motifnya, seperti motif beasan, dimana motif ini diambil dari ciri khas Cianjur sebagai wilayah penghasil beras yang berkualitas. Motif beas atau yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah beras mempunyai ciri khas bermotifkan kumpulan akar pohon, daun, pucuk bunga, batang pohon, bunga dan buah padi.
Motif ini umumnya juga dipadukan dengan beberapa unsur kebudayaan, kesenian, alam dan juga lingkungan, seperti hamparan persawahan, sungai, air, pepohonan, gunung, bukit, awan, dan lain sebagainya. Arah motif beasan sendiri yakni simetris, asimetris, vertikal, dan juga horizontal. Selain itu ada juga beberapa tambahan atau saweran berbentuk gabah, satuan pulir atau biji padi, dan bunga padi.
Setiap motif batik tentunya memiliki filosofi sediri, tidak terkecuali dengan motif batik Cianjur, seperti halnya motif Kuda kosong yang menggambarkan tunggangan Aryawiratanudatar, yakni salah satu tokoh terkemuka di Cianjur yang memperjuangkan kemerdekaan Cianjur.
Dalam perkembangannya, diperlukan kontribusi dari beberapa pihak seperti pemerintah daerah dan juga semua elemen masyarakat agar warisan budaya batik ini dapat tetap dilestarikan, khususnya batik Cianjur supaya menjadi aset budaya yang tidak ternilai. Batik Cianjur sendiri menjadi harapan dan juga keinginan dari semua pihak didalam mewujudkan tatanan pengembangan ekonomi berbasiskan kebudayaan lokal. Sebab, jika terus ditingkatkan produksinya, maka tentunya akan tercipta pelang usaha dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dapat tumbuh dengan pesat.
Tags:
Leave a Comment