Batik Karawang

Karawang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini terkenal sebagai kota lumbung padi terbesar dan juga memiliki banyak pabrik serta aktivitas industri lainnya. Ternyata, Karawang juga memiliki sejarah panjang dalam kerajinan batik.

Sejarah Batik Karawang

Sejarah Batik Karawang bermula dari zaman dahulu ketika Karawang adalah sebuah kota perdagangan yang memiliki pelabuhan. Sebagian besar penduduknya berasal dari luar Karawang. Namun, seiring berjalannya waktu, Karawang berkembang dan penduduk asli mulai menetap di sana. Batik Karawang awalnya dibuat oleh pendatang Cina yang menetap di Kabupaten Karawang.

Batik Karawang pada awalnya dikenal dengan nama Batik Tarum atau Batik Tarawang. Pada tahun 1928, jenis batik ini dipamerkan oleh seniman dan pelukis Belanda dalam Pameran Batik Jawa di Amsterdam. Batik ini dibuat oleh keluarga Tan Tjeng Kwat, keturunan Tionghoa yang tinggal di Rengasdengklok. Pada tahun 1880, istri pelukis bernama Raden Saleh, Ny. Vincen Hegen, juga memproduksi batik ini.

Pada tahun 1931, seorang warga Belanda bernama Ir. PAI Mooyen yang tinggal di Bandung mengadakan pameran batik di Hindia-Belanda. Ia juga mengumpulkan batik Karawang, termasuk kain alas meja yang biasa digunakan dalam kegiatan peribadatan agama Buddha, yang disebut Tok Wi. Koleksi-koleksi batik ini menjadi dasar pengembangan dan produksi lebih lanjut.

Motif Batik Karawang

Motif Batik Karawang saat ini sangat beragam, tetapi hanya ada empat motif yang terkenal dan disukai oleh masyarakat, yaitu motif panen raya, motif cigentis, motif citarum, dan motif pare sagedeng. Motif-motif ini umumnya mencerminkan identitas Kota Karawang. Misalnya, motif Pare Sagedeng, yang kata “pare” berarti padi, sedangkan kata “sagedeng” berarti satu ikat. Motif ini menggambarkan ciri khas Kota Karawang sebagai kota lumbung padi terbesar di Pulau Jawa dan Indonesia. Contoh lainnya adalah motif Cigentisan, yang terinspirasi oleh keindahan Air Terjun atau Curug Cigentis.

Filosofi dan Makna Batik Karawang

Filosofi dan makna dalam Batik Karawang umumnya terdiri dari hiasan dengan makna filosofis, seperti garis segi tiga atau tumpal yang melambangkan keesaan Tuhan. Bunga tarum atau bunga vidas melambangkan ajaran agama Hindu-Buddha dan dibuat oleh para pembatik Karawang. Lumbung padi dan bulir padi melambangkan kemakmuran di Kota Karawang. Ragam hias garis dan bidang geometrik adalah simbol dari masyarakat suku Buni, masyarakat asli Karawang. Garis-garis gelombang laut melambangkan daerah pantai yang memiliki laut.

Sentra Batik Karawang

Karawang juga memiliki sentra pembuatan batik khas Karawang, salah satunya adalah Rumah Kreasi di Jalan KH. Ahmad Dalan No. 20, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat. Di sentra batik ini, Anda dapat memesan batik dengan berbagai motif. Harga batik khas Karawang ini disesuaikan dengan bahan pembuatannya, seperti sutra, katun, dan bahan lainnya.

Perkembangan Batik Karawang

Dalam perkembangannya, motif batik Karawang telah dimodifikasi dengan berbagai variasi dan hiasan. Sebagai upaya untuk melestarikan batik khas Karawang, Disbudpar mewajibkan para pegawai di Karawang untuk mengenakan pakaian batik khas Karawang.

Bagikan:

Leave a Comment