Fidel Castro bernama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz lahir di Mayari, Provinsi Oriente, Kuba pada tanggal 13 Agustus 1926. Ayahnya bernama Angel Castro y Argiz seorang pemilik perkebunan gula kaya imigran dari Galicia, Spanyol Barat Laut. Catro sendiri merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara, saudara laki – lakinya bernama Raul dan Ramon, sedangkan tiga saudara perempuannya bernama Angelita, Emma dan Augustina. Pada usia ke 8, Castro dibaptis Gereja Katholik Roma dan bersekolah di Santiago de Cuba. Pada 1945, Castro dipindahkan ke Yesuit El Colegio de Belen di Havana. Semenjak kecil, Castro sudah memperlihatkan ketertarikannya dalam bidang sejarah dan militer Kuba.

Beliau menjabat sebagai Presiden Kuba pada tahun 1976 hingga 2008. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Perdana Menteri yang ditunjuk pada bulan Februari 1959 setelah tampil sebagai komandan revolusi yang gagal. Castro berhaluan politik Marxis Leninis dan nasionalis serta tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist Party of Cuba) sejak tahun 1961 hingga 2011 dan mentransformasikan Kuba dalam bentuk republik sosialis satu-partai. Setelah menjadi presiden, Castro tampil sebagai komandan Militer Kuba. Pada tanggal 31 Juli 2006, ia menyerahkan jabatan presiden kepada adiknya, Raul Castro untuk beberapa waktu ketika kesehatannya menurun dan tidak memungkinkan untuk memimpin Kuba.

Kehidupan Fidel Castro
Pada tahun 1945, Castro kuliah di jurusan hukum Universitas Havana. Ia mengaku buta dalam hal perpolitikan. Saat masih mahasiswa, Castro sudah terlibat dalam kelompok politik dan revolusioner. Ia menentang imperialisme AS di Karibia dan sering melakukan kampanye untuk Presiden Mahasiswa (Federacion Estudiantil Universitaria – FEU) pada platform “kejujuran, kesopanan dan keadilan”. Castro tumbuh sebagai seorang yang keras dan kritis terhadap korupsi terutama pada pemerintahan Presiden Ramon Grau. Ia pernah berpidato kepada publik tentang kritikannya pada November 1946 yang membuat namanya mendapatkan tempat di halaman depan surat kabar.

Pada tahun 1947, Castro bergabung dengan Partai Rakyat Kuba (Partido Ortodoxo), yang didirikan oleh Edurdo Chibas seorang politikus veteran. Sebagai seorang yang kharismatik, Chibas menganjurkan keadilan sosial, pemerintahan yang jujur serta kebebasan politik, disisi lain partainya sendiri terkena kasus korupsi dan menuntut adanya reformasi. Meskipun dalam pemilihan umum Chibas kalah, namun Castro tetap berkomitmen untuk bekerja atas nama Chibas. Kekerasan dalam universitas meningkat ketika Grau pemimpin geng dijadikan sebagai polisi. Castro mendapat ancaman pembunuhan dan diminta meninggalkan universitas. Ia menolak dan mulai mempersenjatai teman – temannya dengan pistol. Kemudian kelompok anti-Castro sempat menuduh terjadi pembunuhan geng kepada kelompoknya namun hal tersebut tidak terbukti.

Pada tahun 1947, Castro ikut dalam jalannya kudeta diktator Republik Dominika Rafael Trujillo sekutu AS, namun gagal dan melarikan diri ke New York (Amerika Serikat) karena adanya ancaman akan dihabisi lawan politiknya. Pada bulan April 1948, Castro melakukan perjalanan ke Bogota, Kolombia bersama kelompok mahasiswa Kuba yang didukung oleh pemerintah Argentina Juan Peron. Di Kolumbia, terjadi pembunuhan pemimpin sayap kiri populer yang bernama Jorge Eliece Gaitan Ayala yang menyebabkan bentrokan besar – besaran antara kelompok konservatif yang didukung oleh tentara dan anggota Liberal sayap kiri.  Castro bergabung dengan kelompok Liberal dan sempat melakukan aksi pencurian senjata dari kantor polisi, namun pada penyelidikan ia tidak terbukti terlibat dalam pembunuhan apapun. Castro kemudian kembali ke Kuba dan menjadi tokoh terkemuka setelah aksi protesnya terhadap kenaikan tarif bus.

Pada tahun itu, Castro menikah dengan Mirta Diaz Balart, mahasiswa dari keluarga dengan gaya hidup elit Kuba. Pasangan ini tidak direstui, namun sang ayah dari Mirta Diaz Balart memberikan uang puluhan ribu dollar untuk berbulan madu ke New York. Anak dari Castro dan Mirta Diaz Balart, lahir pada tahun 1949. Castro selanjutnya berselingkuh dengan pelayannya, Lina Ruz Gonzalez yang selanjutnya dinikahi. Dari pernikahan ini Castro dikaruniai tujuh anak. Castro secara resmi bercerai dengan Mirta Diaz pada tahun 1954.

Setelah meraih gelar doktor di bidang hukum pada tahun 1950, Castro menawarkan layanan hukum gratis bagi warga miskin. Pada tahun 1952, Castro mengajukan diri dalam kursi parlemen. Namun sebelum pemilu berlangsung, Fulgencio Batista digulingkan oleh parlemen Kuba dan membentuk pemerintahan militer. Ia memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti pemerintah atas pengambil-alihan kekuasaan melalui kudeta oleh Fulgencio Batista pada tahun 1952. Pada tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian dalam serbuan itu tewas dan Castro dipenjara selama 15 tahun. Meskipun gagal, namun usaha penggulingan kekuasaan Castro mendapat nama dikalangan rakyat Kuba.

Setelah mendapat pengampunan dan dilepaskan pada tanggal 15 Mei 1955, Castro bersembunyi di Meksiko bersama adiknya, Raul, dan Ernesto (Che) Guevara, seorang revolusioner Argentina untuk menggulingkan rezim militer Kuba. Castro langsung memimpin upaya penggulingan. Upaya ini selanjutnya dikenal dengan pejuang revolusioner Che Guevara. Castro bersama delapan puluh satu orang kembali ke Kuba pada tanggal 2 Desmber 1956 dan melakukan perlawanan gerilya selama 25 bulan di Pegunungan Sierra Maestra. Upaya ini gagal dan hanya beberapa orang yang selamat diantaranya Guevara dan Castro bersaudara. Mereka melarikan diri ke Sierra Maestra Mountains, dimana mereka bersembunyi hingga berhasil dalam serangan besar – besaran pada tahun 1958.

Castro sebagai Perdana Menteri
Pada Januari 1959, Kuba berhasil dibebaskan dari pemerintahan Batista dan Casto diangkat menjadi Perdana Menteri Kuba. Posisinya segera diakui oleh Amerika Serikat. Pada tahun 1960, Castro menasionalisasikan semua bisnis AS yang ada di Kuba termasuk kilang minyak, pabrik, perkebunan dan kasino. Hal ini membuat kemarahan dari pihak Amerika dan mengakhiri hubungan diplomatik serta memberlakukan embargo perdagangan terhadap Kuba.

Pada April 1961, sebanyak 1.400 warga Kuba di pengasingan dilatih dan didanai oleh CIA guna menggulingkan pemerintahan Castro dan tiba di Teluk Babi. Rencana ini gagal, ratusan gerilyawan tewas dan hampir 1.000 orang ditangkap.. Amerika membantah keterlibatannya, namun terungkap bahwa CIA adalah dalang yang melatih serta mempersenjatai mereka.

Amerika Serikat sudah merencanakan penggulingan Castro sejak Oktober 1959. Tindakan ini diambil oleh Presiden AS, Eisenhower yang diwariskan kepada Presiden John F. Kennedy yang enggan mengakui partisipasi CIA dalam usaha penggulingan tersebut. Pada bulan Desember 1962, Castro membebaskan mereka dengan pertukaran untuk obat – obatan dan makanan bayi senilai $52.000.000.

Castro mampu memanfaatkan insiden ini sebagai pengkonsolidasi kekuasaan dan lebih mempromosikan agendanya. Pada tanggal 1 Mei, ia mengumumkan mengakhiri bentuk pemerintahan demokratis di kuba dan mencela Imperialisme Amerika Serikat. Selanjutnya pada akhir tahun ia mengumumkan bahwa ia seorang Marxis-Leninis. Kuba kemudian mengadopsi kebijakan ekonomi dan politik komunis. Pada tanggal 7 Februari 1962, Amerika Serikat memberlakukan embargo ekonomi secara penuh kepada Kuba hingga hari ini.

Castro selanjutnya menjalin hubungan erat dengan Uni Soviet dan bergantung pada bantuan mereka. Pada bulan Oktober 1962, AS menemukan rudal nuklir Uni Soviet yang ditempatkan di Kuba yang hanya berjarak 90 mil dari Florida. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan meletusnya Perang Dunia III. Misil Kuba berakhir dengan perjanjian bahwa Amerika Serikat bersedia menarik senjata nuklirnya di Turki sedangkan Kuba juga demikian. Amerika Serikat juga berjanji untuk tidak lagi berusaha menggulingkan pemerintahan Castro.

Dibawah kepemimpinannya, Castro menjadikan Kuba negara dibalahan bumi Barat sebagai negara pertama yang berideologi komunis. Ia menciptakan pemerintahan satu partai dengan kontrol diktator atas semua aspek kehidupan, politik, ekonomi dan budaya. Castro berhasil menghapuskan diskriminasi hukum, menyediakan listrik hingga ke pedesaan, menyediakan lapangan kerja dan memajukan kesehatan serta membangun sekolah – sekolah baru. Disisi lain, Castro menutup koran oposisi dan memenjarakan ribuan lawan politik serta tidak melakukan pemilu. Selain itu, ia juga membatasi jumlah kepemilikan lahan, menghapuskan bisnis swasta serta memonopoli perumahan. Dengan kebijakan yang diktator ini, ratusan ribu orang akhirnya meninggalkan Kuba termasuk tenaga profesional dan teknisi, mereka memilih bermigrasi ke Amerika Serikat.

Pada tahun 1966, Castro mendirikan sebuah organisasi yang bernama Organisasi Solidaritas Rakyat Asia-Afrika-Amerika Latin untuk mempromosikan revolusi tiga benua. Pada tahun 1967, ia membentuk Organisasi Slidaritas Amerika Latin dengan memberikan bantaun militer dan keuangan dari tahun 1960an hingga 1980an untuk keperluan gerakan gerilya kiri di Amerika Latin dan Afrika. Pada tahun 1970-an, Castro memproklamirkan diri sebagai juru bicara negara ketiga dengan memberikan dukungan militer kepada rakyat pro-Soviet di Angola, Ethiopia dan Yaman. Pada tahun 1980-an, Castro muncul sebagai pemimpin dari negara berkembang dan negara – negara nonblok. Ia bersedia memperbaharui hubungan diplomatik dengan AS, jika AS menghentikan embargo perdagangan terhadap Kuba.

Pemerintahan Presiden Fidel Castro
Pad Desember 1976, Fidel Castro diangkat menjadi presiden Kuba ke 22. Perjanjian AS yang berisi tentang tidak menyerang Kuba nyatanya pihak AS masih mencoba menggulingkan rezim Castro. Castro menjadi obyek percobaan pembunuhan sebanyak 638 kali yang berakhir kegagalan selama bertahun – tahun. Upaya pembunuhan tersebut diantaranya seperti meledakkan cerutu, infeksi jamur pada jas scuba-diving dan penembakan gaya mafia.

Kuba menghadapi kesulitan ekonomi ketika Uni Soviet runtuh dan Amerika memperluas sanksi lebih jauh hingga 1990-an. Castro membuka investor asing untuk menanamkan modal di Kuba guna menemukan mitra dagang baru. Ia mengunjungi Amerika Serikat guna mengajak warga Kuba di pengasingan kembali ke Kuba dan memulai usaha baru.

Akhir Pemerintahan Fidel Castro
Kondisi kesehatan yang menurun menjadi isu utama pada periode 1990-an. Pada tanggal 31 Juli 2006, Fidel Castro melakukan oprasi akibat gastrointestinal. Semenjak operasi, masyarakat Kuba hanya melihat Castro dari foto dan pertemuan Video. Mendekati hari ulang tahunnya yang ke 80 yang jatuh pada tanggal 13 Agustus 2006, Castro menyerahkan kepemimpinan Kuba kepada adiknya sementara waktu. Praktis, Raul merangkap sebagai Presiden dan Menteri Pertahanan Kuba. Penyerahan ini merupakan kali pertama sejak pemerintahan Castro dari tahun 1959. Castro juga meminta perayaan ulang tahunnya ditunda hingga tanggal 2 Desember 2006. Padahal pesta meriah selama empat hari sudah dipersiapkan, termasuk konser megah dari musisi Amerika Latin. Kesehatan Castro sempat menurun setelah jatuh ketika melakukan pidato pada tahun 2004. Saat itu lutut kiri dan lengan kanannya terluka.

Setelah dilakukan pembedahan pada organ pencernaan pada tahun 2006, Castro menyerahkan kekuasaan kepada Raul Castro. Ia kemudian hanya beberapa kali muncul dalam rekaman sebelum resmi mengundurkan diri pada tahun 2008. Pada tanggal 19 Februari 2008, lima hari sebelum mandatnya berakhir, Castro menyatakan tidak akan mencalonkan diri maupun menerima masa bakti baru sebagai presiden atau komandan angkatan bersenjata Kuba. Jabatannya secara resmi berpindah tangan ke adiknya, Raul. Secara resmi Castro mengundurkan diri dari perannya dalam Partai Komunis Kuba pada April 2011.

Bagikan:

Leave a Comment