Peradaban Cina kuno terletak di sekitar Sungai Hwang Ho (Kuning) di utara dan Sungai Yang Tse di selatan. Penyebutan Sungai Kuning karena kandungan air Sungai Hwang Ho yang membawa unsur lumpur sehingga menyebabkan warna air berwarna kuning. Kedua sungai ini membawa bencana banjir dan sekaligus berkah berupa kesuburan bagi rakyat sekitar kedua sungai tersebut. Setiap tahun luapan air kedua sungai ini membawa endapan tanah yang subur yang memungkinkan berbagai tanaman tumbuh disekitar wilayah tersebut. Sejak masa neolitikum, penduduk Cina kuno sudah memanfaatkan wilayah yang subur ini dengan mengembangkan pertanian.

Sekitar 2500 SM, Bangsa Han yang merupakan percampuran dari ras Mongoloid dan Kaukasoid menjadi pendukung dari peradaban lembah Sungai Kuning dengan budaya agrarisnya. Pada tahun 1800 SM – 1600 SM mulai muncul bentuk pemerintahan dinasti tertua di Cina yaitu Dinasti Hsia dengan kebudayaan perunggu yang kemudian dilanjutkan oleh dinasti – dinasti yang lain yang berkembang hingga abad ke 20 M.

a. Ilmu dan Teknologi
Penguasaan ilmu dan teknologi pada kebudayaan Cina kuno dapat dilihat dari bangunan, ilmu filsafat, astronomi dan ragam keramik. Bangunan Tembok Besar Cina (The Great Wall) merupakan salah satu bangunan peninggalan kebudayaan Cina kuno. Tembok Besar Cina dibangun pada masa Kaisar Chin Shih Huang Ti dari Dinasti Cin dengan panjang bangunan 2.430 km, lebar 8 m dan tinggi 16 meter. Bangunan ini didirikan dengan tujuan untuk menahan serangan Bangsa Barbar (Hun / Shungnu) dari utara.

Pada teknologi penulisan, bangsa Cina pada awalnya menggunakan tulisan bergambar (pictograp) dengan aksara Honji yang merupakan cikal bakal aksara Cina modern. Pada awalnya tulisan Cina ditulis diatas bilah bambu atau kulit binatang sebelum ditemukannya kertas oleh Tsa’i Lun. Ilmu filsafat di Cina, berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinast Chou yang ditandai dengan munculnya tokoh seperti Kong Fu Tse dengan ajaran Kongfusianisme yang berisi perilaku bijak individu dalam masyarakat, tata krama dalam keluarga dan pemerintahan yang bijaksana. Lao Tse dengan ajaran Taoisme yang menjelaskan tentang jalan alam atau jalan Tao. Dalam bukunya yang berjudul Tao Te Ching, Lao Tse menjabarkan bahwa pemerintah harus dijalankan sesuai dengan kehendak alam dan pemerintah harus mengelola dan memanfaatkan alam dengan baik. Mang Tse mengajarkan tentang Mengcius yang membahas mengenai hubungan baik antara pemerintah dengan rakyat. Rakyat harus tunduk kepada pemerintah apabila pemerintah berlaku benar, dan rakyat harus mengingatkan apabila pemerintah salah bahkan berhak memberontak apabila pemerintah tidak peduli dengan rakyat.

Masyarakat Cina kuno juga telah mengembangkan pengetahuan dibidang astronomi yang dimanfaatkan pada bidang pertanian, pelayaran dan pergantian musim. Selain itu pengetahuan pada bidang astronomi juga dimanfaatkan masyarakat Cina kuno untuk menyusun kalender dan zodiak (Shio). Oranamen dan ragam hias dari Cina memiliki mutu tinggi seperti guci, pot, piring – piring dan perabot rumah yang menjadi komoditas perdagangan utama dari Cina selain sutera.

b. Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat Cina Kuno terdiri dari tiga hal diantaranya :

  • Penghormatan terhadap para dewa seperti Dewa Pa (dewa musim kemarau), Dewa Lei Shi (dewa angina topan yang digambarkan dengan wujud naga), Dewa Ho-Po (dewa Sungai Hwang-Ho) dan dewa tertinggi Dewa Shang Ti (dewa langit) 
  • Penghormatan terhadap kekuatan alam seperti guntur, kilat, matahari, bintang dan lain – lain.
  • Penghormatan terhadap arwah leluhur atau nenek moyang keluarg.

c. Pemerintahan
Pada awalnya, sistem pemerintahan Cina Kuno didasarkan pada sistem primus interpares yang didasarkan pada kekayaan. Namun pada perkembangannya, sistem ini mengalami pergeseran menjadi sistem dinasti dimana kekuasaan berganti melalui pewarisan secara turun – temurun. Ada beberapa dinasti yang akan dibahas secara singkat diantaranya :

  • Dinasti Hsia
    Dinasti Hsia diperkirakan berdiri sekitar tahun 2697 SM. Tidak banyak data yang dapat dikemukakan pada dinasti ini. Beberapa ahli meyakini bahwa dinasti Hsia belum mengenal tulisan. Beberapa informasi yang didapatkan dari dongeng menjelaskan bahwa kaisar terakhir pada Dinasti Hsia adalah Kaisar Chieh.
  • Dinsati Hsang
    Dinasti Hsang memerintah sekitar tahun 1300 – 1027 SM yang beribukota di An-Yang. Raja yang terkenal dari dinasti ini adalah Kaisar Shang yang memerintah sebagai Raja Imam (Priest King). Sumber yang menyebutkan keberadaan Dinsati Hsang adalah bejana perunggu dan tempurung kura – kura.
  • Dinasti Chou
    Dinasti Chou didirikan oleh Kaisar Chou Wu Wang dengan pusat pemerintahan berada di Kota Chang – An. Dinasti Chou bercorak feodalis yang artinya pemerintahan yang didasarkan pada kepemilikan tanah. Dengan sistem ini Cina dibagi menjadi beberapa negara vassal (bawahan). Pada masa Dinasti Chou inilah muncul filsuf – filsuf terkenal diantaranya Kong Fu Tse, Lao Tse dan Meng Tse.
  • Dinasti Chin
    Dinasti Chin memindahkan ibu kota ke Han Tan. Raja yang termasyur adalah Kaisar Chin Shih Huang Ti. Pemerintahan feodal yang sebelumnya berlaku berganti dengan pemerintahan sentralistik (terpusat). Pada masa pemerintahan Shih Huang Ti mengeluarkan kebijakan pembangunan Tembok Besar Cina (The Great Wall) untuk menahan serangan bangsa Barbar yang datang dari utara. Dinasti Han mempekerjakan narapidana, budak dan pemberontak negara untuk membangun proyek Tembok Besar Cina dimana selama masa pembangunan diawasi oleh para tentara, sehingga diperkirakan banyak orang yang meninggal pada masa pembangunan. Kaisar Shih Huang Ti juga melarang faham dari Kong Fu Tse, Lao Tse dan Meng Tse karena dianggap memperlemah kekuatan bangsa dan merongrong wibawa pemerintah.
  • Dinasti Han
    Dinasti Han merupakan dinasti oleh suku Cina asli. Pada pemerintahan Dinasti Han, ibu kota dipindah kembali ke Kota Chang-An. Raja yang terbesar adalah Kaisar Han Wu Ti yang memperluas kekuasaan hingga ke Korea, Manchuria dan mampu membangun jalur sutera yang menghubungkan perdagangan Cina ke Asia Tengah, Asia Barat, hingga Romawi. Ajaran Kong Fu Tse, Lao Tse, dan Meng Tse dihidupkan kembali. Pada masa Dinasti Han ajaran agama Buddha masuk dan berkembang melalui perdagangan. Pada masa Dinasti Han ditemukan kertas oleh Tsa’i Lun pada 105 M yang banyak memberi dampak positif pada perkembangan peradaban dunia.
  • Dinasti Tang
    Pada masa Dinasti Tang ibukota dipindah ke Sian Fu. Raja yang terbesar adalah Kaisar Tang Tai Sung. Pada masa pemerintahannya, Cina mampu dipersatukan kembali bahkan memperluas wilayahnya hingga ke Teluk Tonkin Kamboja dan ke barat hingga laut Kaspia. Selanjutnya dinasti yang berkuasa hingga abad ke 20 diantaranya Sung (906 – 1280 M), Mongol (1259 – 1368 M), Ming (1368 – 1644 M) dan Manchu (1644 – 1912 M).

d. Pertanian
Masyarakat Cina kuno melakukan kegiatan pertanian di sekitar hilir sungai Huang Ho dan sungai Yang Tse. Hasil pertanian diantaranya padi, gandum, the dan kedelai. Selain bertani,masyarakat Cina kuno juga memelihara ulat sutera untuk diambil serat benang dari kepompongnya dan dijadikan pakaian dan kain. Bahkan sutera Cina menjadi komoditas dagang sampai ke Eropa melalui Asia Tengah.

Bagikan:

Leave a Comment