Lensa Budaya ~ Candi Borobudur sudah dikenal oleh banyak orang, lantaran keunikannya. Namun tahukah anda bahwa candi yang satu ini mempunyai beberapa keunikan selain dari realifnya. Mari kita simak..

Candi Borobudur Awalnya di Buat Bagaikan “Bunga Teratai Raksasa di Tengah Danau”

Gunadarma sang arsitek Borobudur sangat taat beragama Buddha. Mungkin ia juga berharap kerajaannya selamat dari letusan gunung berapi dan peristiwa lainnya. Akhirnya ia memikirkan suatu rencana untuk membangun daerah ibadah di sebuah pulau yang terdapat pada danau tersebut dengan impian biar Tuhan melindungi insan dari aneka macam bencana. 
Gunadarma merancang sebuah daerah ibadah yang berbentuk bunga teratai. Bunga teratai raksasa yang mekar di tengah danau dan dikelilingi oleh tujuh gunung. Raja kerajaan Syailendra pada masa itu oke dan mendukung pembangunan daerah ibadah tersebut.

Setelah dilakukan pembangunan selama 92 tahun akhirnya pembangunan daerah ibadah tersebut kesudahannya selesai. Tempat ibadah tersebut memang menyerupai bunga teratai raksasa yang berada di tengah danau. Dan ketika ini daerah ibadah tersebut kita kenal dengan nama Candi Borobudur
 
Namun sayang akibat letusan gunung berapi serta gempa bumi danau di sekitar Candi Borobudur menjadi hilang. Tumpukan debu vulkanik dari gunung berapi menyebabkan danau di sekitar Candi Borobudur mengering. Sekarang Candi Borobudur sudah tidak memiki danau dan tidak banyak yang tahu soal ini.

Candi Terbesar di Dunia

Candi Borobudur tercatat di Guinnes World Records sebagai situs arkeologi candi Budha terbesar di Dunia, dengan luas 15.129 meter persegi, tinggi 42 meter dengan 10 tingkat, panjang realif  >1km, dan 72 stupa. 
 
Selain itu Candi Borobudur juga menerima gelar sebagai Warisan Dunia UNESCO. 

Dibuat dengan “Teknologi yang Canggih” Pada Zaman Itu

Mungkin pada zaman ini menciptakan candi besar seberti Borobudur bukanlah hal yang sulit. Namun perlu anda ketahui, Borobudur dibangun sebelum masyarakat Kamboja membangun Candi Angkor Wat, Candi Borobudur juga dibangun sebelum bangsa Eropa dan Amerika membangun gedung-gedung bertingkat.
 
Bentuk Candi Borobur sangatlah rumit, bahkan sanggup dibilang lebih rumit dari piramida yang ada di Mesir. Bayangkan saja, kerikil seberat kurang lebih 2 ton disusun satu persatu hingga menjadi candi 10 tingkat. Batu tersebut juga digambar secara detil dan teliti yang menggambarkan ihwal kehidupan rakyat di Kerajaan Syailendra pada masa itu.
 
Sebagai Jam Raksasa Penanda Waktu


Apakah kalian sudah pernah ke Candi Borobudur? Kalau sudah niscaya anda tahu bila di candi yang satu ini terdapat banyak stupa berbentuk menyerupai lonceng terbalik. Di Candi Borobudur terdapat 72 stupa, stupa terbesar terdapat di lantai teratas Candi Borobudur.
 
Tapi pernahkah anda berpikir bila stupa-stupa tersebut itu dipakai sebagai jam?
 
Menurut para ilmuwan, stupa pada Candi Borobudur juga berfungsi sebagai jam matahari. Jam ini dipakai sebagai alat pengukur waktu pada masa itu.
Siapa sangka bila Candi Borobudur merupakan jam matahari raksasa kita.

Merupakan Penunjuk Arah yang Tepat

Candi Borobudur merupakan penunjuk arah yang tepat. Mungkin anda ada yang beropini bahwa “Bukankah menetapkan arah itu sangat mudah, tinggal lihat arah terbitnya matahari saja kan untuk memilih dimana arah timur,” 
 
Matahari memang terbit dari arah timur, namun satu hal yang perlu anda ingat ketika berotasi bumi dalam keadaan miring yaitu sekitar 22,1 derajat hingga 24,5 derajat. Nah kemiringan ini menyebabkan matahari tidak selalu sempurna terbit di timur. Matahari hanya benar-benar terbit di titik timur sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Yakni pada sekitar 20 hingga 21 Maret dan 22-23 September.
 
Rupanya sang arsitek Candi Borobudur menyadari hal ini, dan ia sudah mengetahui titik timur yang sebenarnya. Oleh alasannya yakni itu, Candi Borobudur dibentuk dengan menghadap selatan dan utara dengan akurat dan sangat tepat.

Rawan Bencana lantaran Dikelilingi Gunung Berapi

Sekitar tahun 750 Masehi, arsitek yang menciptakan Candi Borobudur yaitu Gunadarma berdiri di sebuah gunung di Kerajaan Syailendra.

 Di depannya terlihat 7 gunung mengelilingi sebuah danau, di tengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau (bukit). Sungai dari danau tersebut mengalir dan berkelok-kelok dengan sangat indah. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Bagikan:

Leave a Comment