Kematian Raja Jayanegara di Kerajaan Majapahit oleh Ra Tanca konon tidak bisa dilepaskan dari peran seorang Gajah Mada.

Pasalnya dari beberapa penafsiran sejarah dugaan kematian Raja Majapahit itu bukanlah disebabkan karena dendam kesumat tabib Kerajaan Majapahit itu. Para ahli sejarah meyakini bahwa ada aktor intelektual perencanaan pembunuhan Raja Jayanegara oleh Ra Tanca.

Baca: Gajah Mada, Sumpah Palapa dan Perang Bubat

Selain itu, beberapa sumber sejarah yang menyebut karena istri Ra Tanca yang digoda oleh Raja Majapahit itu kurang begitu kuat. Beberapa sejarawan sebagaimana dikisahkan pada buku “Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada” tulisan Sri Wintala Achmad, memperkirakan kematian Jayanagara karena suatu perintah dari pejabat penting di Majapahit.

Hingga muncul suatu asumsi dalang pembunuhan Jayanagara yang dilakukan oleh Ra Tanca, adalah Gajah Mada. Mengingat Gajah Mada sontak membunuh Ra Tanca, agar tabib istana tersebut tidak membocorkan rahasia perihal siapakah pihak yang memerintah di hadapan pengadil negara.

Faktor lain yang menguatkan kebeneran asumsi bahwa dalang pembunuhan Jayanagara oleh Ra Tanca adalah Gajah, karena mantan pimpinan Bhayangkara tersebut tidak menyetujui keinginan Jayanagara untuk menikahi kedua adik tirinya, Dyah

Bisa jadi pula, Gajah Mada memerintahkan Ra Tanca untuk membunuh Jayanagara karena amanat dari Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat. Kedua putri Dyah Wijaya yang dilarang Jayanagara untuk menikahi ksatria lain agar tahta Majapahit tetap berada di garis keturunannya.

Tetapi ada sumber lain yang menyebut bahwa Gajah Mada memerintah Ra Tanca membunuh Jayanagara karena Dyah Gitarja dan Dyah Wiyat, yang merupakan putra keturunan Dyah Wijaya dari Gayatri tersebut masih keturunan Kertanegara, sebagaimana dirinya.

Baca: Nasib Tragis Gajah Mada, Jadi Buronan Pasukan Majapahit di Akhir Hayatnya

Mengingat Gajah Mada yang merupakan putra Gajah Pagon, juga masih cucu Kertanegara yang lahir dari selir. Konon Gajah Mada kecewa kepada Jayanagara sehingga memerintahkan Ra Tanca, tabib istana membunuh sang raja.

Mengingat sesudah berhasil menyelamatkan Jayanagara dan Majapahit dari ancaman pemberontakan Ra Kuti dan kelompoknya, Gajah Mada hanya dinobatkan sebagai patih Kahuripan, bukan Patih Amangkubhumi Majapahit.

Kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi, mengingat berdasarkan Serat Pararaton, yang ditulis di zaman pertengahan dan diyakini oleh sebagai sejarawan sebagai karya fiksi. Sementara Kakawin Negarakertagama hang ditulis oleh Mpu Prapanca, dan karya-karya sastra lainnya muncul pada zaman Hayam Wuruk, tidak memberikan penjelasan.

Tidak ada bukti-bukti sejarah kuat yang menjadi siapa dalang intelektual pembunuhan Raja Majapahit Jayanagara. Bahkan banyak ahli sejarah belum mengetahui dengan pasti penyebab kematian Jayanagara.

Suatu hal yang pasti, sesudah meninggal Jayanagara didarmakan di Candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan, hal ini didasarkan pada serat Pararaton. Sementara di kitab Negarakertagama, Jayanagara dicandikan di pura berlambang Arca Wisnuparama.

Baca: Hubungan Hayam Wuruk dan Gajah Mada Pecah Imbas Perang Bubat

Konon Jayanagara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat, sebagai wisnu serta di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi. Dikarenakan Jayanagara meninggal tanpa memiliki keturunan, maka tahta Majapahit jatuh kepada adiknya Tribhuwana Wijaya Tunggadewi atau Dyah Gitarja.

Bagikan:

Leave a Comment