.daftarisi { padding:10px; background:#434A54; color:#fff; border-radius:0px 0px 5px 5px; } .juduldaftarisi { padding:10px; background:#656D78; color:#fff; border-radius:5px 5px 0px 0px; font-weight: bold; text-align: center }
Provinsi Banten adalah provinsi pecahan Provinsi Jawa Barat yang baru berdiri sejak awal tahun 2000 yang lalu. Secara riwayatnya, kebudayaan dari masyarakat Provinsi Banten ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Sunda dan juga kebudayaan lainnya yang masuk ke Provinsi Banten melalui jalur laut. Perlu diketahui, di masa lampau, Provinsi Banten merupakan kota pelabuhan yang ramai sekali dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh dunia untuk melakukan kegiatan perdagangan.
Berbicara mengenai kebudayaan Provinsi Banten, pada artikel ini kami akan membahas salah satu aspek penting di dalam kebudayaan Provinsi Banten, yaitu tentang pakaian adatnya. Secara umum, ada 3 jenis pakaian adat Provinsi Banten berdasarkan kegunaan dan bentuknya. Ketiga jenis pakaian tersebut diantaranya yaitu pakaian adat pangaten, baju pangsi, dan pakaian adat baduy. Nah seperti apakah pakaian adat tersebut? berikut ini penjelasannya.
1. Pakaian Adat Panganten
Sesuai dengan namanya, pakaian adat ini hanya dipakai oleh para mempelai saat acara resepsi pernikahan. Dari motif dan desainnya, pakaian penganten ini sebenarnya sangat mirip dengan pakaian pengantin ada Sunda. Untuk mempelai pria, umumnya akan memakai perlengkapan yang diantaranya adalah baju koko dengan kerah untuk atasan, kain samping atau batik khas Provinsi Banten untuk bawahan, sabuk dari kain batik dengan motif sama, selop, penutup kepala, dan sebilah parang, golok, atau keris sebagai pelengkapnya.
Sedangkan untuk mempelai wanita, biasanya akan memakai perlengkapan berupa baju kebaya untuk atasan, kain samping atau batik untuk bawahan, selendang yang di selempangkan ke bahu, dan hiasan kepala yang berupa kembang goyang berwarna keemasan serta rangkaian bunga melati yang diselipkan dibagian sanggulnya.
2. Baju Pangsi
Baju pangsi bukan hanya dikenal di dalam kebudayaan masyarakat Sunda sebagai pakaian adat Provinsi Jawa Barat. Baju yang biasa dipakai dalam kehidupan keseharian ini juga biasa dipakai oleh masyarakat Provinsi Banten. Di padukan dengan celana komprang, baju pangsi ini juga selalu dipakai dalam latihan silat tradisional Provinsi Banten, yaitu debus.
3. Pakaian Adat Baduy
Suku Baduy kerap dianggap sebagai suku asli masyarakat Provinsi Banten. Suku ini memegang memegang teguh hukum adat dan menutup diri dari masyarakat luar serta kemajuan teknologi yang sekarang ini semakin pesat. Meskipun demikian, dari sisi penerimaannya terhadap masyarakat luar, suku baduy ini sendiri terbagi menjadi 2, yakni suku baduy dalam dan suku baduy luar. Suku baduy dalam sama sekali tidak mau berinteraksi dengan masyarakat luar, sedangkan suku baduy luar masih mau berinteraksi namun dengan batas-batas tertentu. Di dalam hal pakaian adat, kedua jenis suku baduy ini juga mempunyai perbedaan yang mencolok.
A. Pakaian Adat Baduy Dalam
Suku Baduy Dalam cenderung memakai pakaian dengan warna putih polos yang sering mereka sebut dengan nama “Jamang Sangsang”. Nama pakaian tersebut sesuai dengan cara baju tersebut dipakai, yaitu dengan cara disangsangkan atau digantungkan di badan. Pakaian ini hanya memiliki lubang pada bagian lengan dan leher tanpa memakai kerah.
Selain itu, pakaian ini juga tidak dilengkapi dengan kancing atau saku dan hanya dijahit dengan menggunakan tangan. Bahan yang dipakainya pun harus dibuat dari pintalan kapas asli yang diperoleh langsung dari hutan. Sebagai bawahannya, suku baduy dalam memakai sarung berwarna hitam atau biru tua yang dililit dibagian pinggang. Tidak lupa ikat kepala dari kain putih juga dipakai sebagai pembatas rambut yang biasanya terurai panjang. Pemakaian warna putih pada pakaian adat baduy dalam ini mempunyai makna bahwa mereka masih suci dan belum dipengaruhi oleh kebudayaan luar yang cenderung merusak moral bangsa.
B. Pakaian Adat Baduy Luar
Masyarakat adat baduy luar lebih sering memakai pakaian adat berwarna hitam. Oleh karena itu, pakaian ini diberi nama baju kampret (baju kelelawar). Desain pakaian adat Provinsi Banten ini cenderung lebih dinamis. Kita dapat menemukan jahitan mesin, kantong, dan kancing, selain itu bahan yang dipakai pun juga tidak terpaku harus berupa kapas murni. Ciri khas lain yang ada pada pakaian adat baduy luar ini adalah adanya ikat kepala warna biru tua bercorak batik.
Leave a Comment