Pariwisata ialah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik semoga orang-orang atau wisatawan mau berkunjung ke tempat tersebut.
 
Biasanya para wisatawan tiba ke tempat wisata untuk bersantai melepas lelah dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Pemandangan alam yang menakjubkan serta akomodasi lain yang menciptakan hati kita menjadi nyaman dan segar.
 
Tapi bagaimana kalau yang kita datangi ialah tempat wisata yang indah dan menakjubkan itu juga menyeramkan? Berikut ini  Tempat Wisata Paling Menyeramkan Di Indonesia yang sanggup kami rangkum. 
 
Lawang Sewu
 
Lawang Semu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang dulunya di pakai sebagai Kantor  Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Bangunan yang didirikan pada tahun 1904 -1907 ini terletak di Bundaran Tugu Muda yang dahulunya disebut Wilhelminaplein. 
 
Bangunan ini oleh masyarakat setempat dinamakan Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan ini mempunyai pintu yang sangat banyak. Bangunan ini juga banyak mempunyai jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menyebutnya sebagai Pintu Lawang. 
 
Bangunan yang dibangun pada zaman Belanda ini memang cukup terkenal. Tak hanya sebagai tempat wisata, tempat ini juga banyak menyimpan kisah mistis. Konon katanya kalau kita tiba pada jam 23.00 keatas, Penghuni ghaib penunggu bangunan ini sering menampakan dirinya berupa sesosok Noni Cantik aristokrat Belanda.
 
Kamar 308 Samudra Beach Hotel
 
Hotel Inna Samudra ialah hotel bintang lima dikawasan Pelabuhan Ratu. Hotel ini mempunyai akomodasi yang lengkap mulai dari service yang baik, kolam renang, taman bermain hingga letaknya yang di pinggir pantai. Hotel ini didirikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno . 
 
 
Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhan Ratu, hingga ketika ini masih percaya akan kuasa yang memerintah di maritim selatan ini. Maka untuk memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya, selalu dilaksanakan kegiatan “Pesta Laut” (Labuh Saji). Tujuannya, untuk memohon semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memperlihatkan proteksi dan kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhan Ratu menyediakan sebuah ruangan khusus sebagai citra dari legenda Nyai Roro Kidul.
 
Beranikanlah diri Anda mengunjungi kamar 308, milik Nyai Roro Kidul. Kamar ini tak pernah sepi dari para pelancong, yang ingin meminta ilmu dan berdoa di kamar tersebut. Sampai Julia Perez, artis terkenal, pun menginap di tempat ini. Tenang saja, Anda tidak harus menginap, tetapi cukup membayar biaya sukarela sekitar Rp 35.000 untuk melihat dari bersahabat kamar ini.    
 
Pantai Selatan Pulau Jawa
 
Boleh percaya boleh tidak. Namun, legenda Penguasa Laut Selatan itu hidup secara bebuyutan di sanubari masyarakat Pulau Jawa, khususnya kaum nelayan dan penduduk sepanjang pantai selatan Pulau Jawa (di tengah masyarakat itu terdapat banyak versi yang berkaitan dengan legenda Penguasa Laut Selatan – Red). Menurut legenda masyarakat pesisir selatan Jawa Barat, Nyi Loro Kidul ialah penjelmaan dari Putri Kadita, salah satu putri tercantik Prabu Siliwangi.
 
Sudut pandang ilmiahnya tentu saja tidak mirip kisah di atas. Bila disimak, kecelakaan yang menjadikan korban jiwa lebih banyak terjadi di pantai landai berpasir dibandingkan dengan pantai terjal berbatu. Ini sanggup dipahami mengingat wisatawan yang berenang umumnya terkonsentrasi di tempat pantai landai berpasir. Sedangkan mereka yang berkunjung di pantai terjal berbatu biasanya tidak berani berenang, hanya bersantai ria sambil menikmati panorama pantai dari ketinggian.
 
Mengapa justru pantai landai berpasir yang sering meminta korban jiwa? Dengan analisis melalui pendekatan ilmu kebumian (geologi) sanggup ditafsirkan, penyebab utama kecelakaan itu ialah kombinasi antara gulungan ombak dan seretan arus. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu huruf ombak, konfigurasi dasar laut, dan prosedur interaksi kedua faktor itu.
 
Karakter ombak maritim (wave) di pesisir selatan Pulau Jawa, mulai dari pesisir Blambangan di Jawa Timur hingga Ujung Kulon di Propinsi Banten, umumnya berenergi tinggi dengan ombak besar. Ini sebab pantai berbatasan eksklusif dengan maritim lepas. Berdasarkan teori, ada tiga faktor pemicu terjadinya ombak, yaitu arus pasang-surut (swell), angin pantai (local wind), dan pergeseran (turun-naik) massa batuan di dasar samudera.
 
Di pantai selatan Pulau Jawa, kombinasi antara gelombang pasang surut dan angin lokal yang bertiup kencang, khususnya ketika animo Barat, akan menjadikan ombak besar. Di tempat-tempat tertentu, penggabungan (interference) antara gelombang swell dengan gelombang angin lokal – contohnya di Cimaja, Pelabuhanratu, atau di Karangbolong, Surade – sanggup terbentuk ombak setinggi 2 – 3 m. Jenis ombak lain yang sangat berbahaya di Pantai Selatan ialah gelombang tsunami. Gelombang ini dipicu oleh pergeseran naik-turunnya massa batuan di dasar samudera. Interaksi antara ketiga jenis gelombang (swell, gelombang angin lokal, dan tsunami) itu diyakini sanggup menghasilkan gelombang dahsyat yang tiba-tiba tiba menyapu pantai.
 
Bentuk morfologi dasar maritim di sejumlah lokasi Pantai Selatan juga sangat memungkinkan terjadinya hempasan gelombang dahsyat ke pantai yang sekaligus memicu terjadinya arus seretan.
 
Sebagai pantai yang mengalami pengangkatan (uplifted shoreline) dengan proses pengikisan cukup kuat, profil pantai selatan umumnya mempunyai zone pecah gelombang (breaker zone) bersahabat garis pantai. Akibatnya, zone paparan (surf zone) menjadi sempit. Bila terjadi interferensi gelombang, maka atenuasi ombak akan terjadi sehingga membentuk gelombang besar. Karena daerah  paparannya sempit, meski gelombang akan pecah di zone pecah gelombang, hempasan ombaknya masih sanggup menyapu pantai dengan energi cukup kuat.
Sistem arus di pantai dipicu oleh hadirnya arus di lepas pantai (coastal current) sebagai akhir sirkulasi air maritim global. Dalam pergerakannya arus lepas pantai mengalami perubahan arah (deviasi) menjadi arus sejajar pantai (longshore current) akhir adanya semenanjung dan teluk.
 
Arus balik (rip current) menuju maritim sering muncul di teluk akhir arus sejajar pantai yang berlawanan. Kekuatan arus balik ini akan bertambah bila dasar maritim mempunyai jaringan parit dasar maritim (runnel atau trough). Jaringan parit merupakan kanal tempat kembalinya sejumlah besar volume air yang terakumulasi di pantai, khususnya di zone paparan dan zone pasang surut (swash) ke laut.
 
Arus balik tidak bergerak di permukaan sebab pergerakannya terhalang hempasan ombak yang tiba terus-menerus. Arus balik ini diperkirakan menjadi penyebab utama tewasnya korban yang sedang berenang di pantai. Karena selain mempunyai daya seret kuat, arah gerakannya pun bersifat menyusur dasar maritim menuju tempat yang lebih dalam.
 
Terjepit celah karang
 
Secara rekonstruktif diperkirakan, kejadian terseretnya korban yang sedang berenang, diawali dengan hempasan dan gulungan ombak cukup berpengaruh sehingga arus putar (turbulence current) pecahan ombak menciptakan korban terpental ke dasar laut. Hantaman ombak mengakibatkan kepanikan sehingga koordinasi gerak badan menjadi kacau. Benturan kepala dengan benda keras pun sanggup terjadi.
 
Akibatnya, korban tak sadarkan diri. Pada ketika bersamaan arus balik eksklusif menyeret korban melalui jaringan parit dasar laut. Dalam waktu relatif singkat ia akan kehilangan kesadaran sebab terjadi perubahan tekanan air maritim secara tiba-tiba. Korban dengan cepat kehilangan panas badan (hipotermia), dan akibatnya tewas.
 
Bila di lokasi pantai landai berpasir banyak terumbu karang yang telah mati atau batuan keras menjorok ke maritim – mirip di Karanghawu, Cisolok – potensi jatuh korban jiwa akan bertambah, sebab jaringan parit dasar maritim sanggup terbentuk di celah-celah karang. Pada beberapa kasus, korban terseret arus balik kemudian terjepit di antara celah-celah karang. Tubuh korban pun tidak muncul kembali ke permukaan.
 
Ada beberapa hal penting yang sanggup dilakukan. Untuk kepentingan pariwisata, legenda Nyi Loro Kidul tetap perlu dilestarikan, sebab merupakan salah satu daya tarik budaya berbau gaib yang cukup disenangi wisatawan (domestik). Namun, perlu diusulkan penambahan petugas dan peralatan untuk penjaga pantai, khususnya di tempat rawan kecelakaan. Pelaksanaannya sanggup dilakukan melalui kolaborasi dengan pengusaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, pihak keamanan, dan sebagainya.
 
Tana Toraja
 
Suku Toraja ialah suku yang menetap di pegunungan belahan utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.
 
Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai belahan dari Agama Hindu Dharma.
 
Dalam budaya/ moral masyarakat Toraja, Ritual kematian lebih dikenal dengan istilah Rambu Solo’, Rambu=Asap dan Solo’= turun. Dalam moral Tana Toraja, keluarga yang ditinggal wajib menggelar pesta sebagai tanda penghormatan terakhir kepada yang telah meninggal. Memang tidak sanggup disangkal bahwa dalam adanya aluk (Ritus atau Lesoan Aluk) dalam rentetan upacara penguburan yang bersifat ritus. Contohnya memuja dan menghormati arwah orang yang telah meninggal melalui patung Ma’ Tau-Tau (tau=orang) yang dipuja melalui dukungan korban persembahan hewan serta tarian tertentu, salah satunya Ma’ badong. Ma’badong yaitu tarian ratapan yang diangkat bagi orang yang telah meninggal.
 
Ma’ Tau- Tau
 
Tau-tau (tau=orang) mempunyai nilai religius dan nilai sosial dalam kebudayaan Toraja. Tau- tau ialah patung atau boneka yang dibentuk sebagai personifikasi dari seseorang yang sudah meninggal dunia. Namun yang dibuatkan patung, biasanya orang- orang yang sudah meninggal yang berasal dari golongan Bangsawan (Puang) (dirapai)’ pada ketika upacara penguburannya, yaitu tau-tau nangka dan untuk aristokrat yang tidak bisa biasanya dibuatkan tau-tau lampa (lampa=bambu). 
 
Dalam menciptakan tau-tau ini diperlukan pemahat khusus atau Topande dan selama Topande menciptakan patung tau-tau, orang tersebut harus tidur didekat atau dibawah rumah tempat mayat itu disemayamkan. Dalam proses pembuatan tau-tau, sebelum barang- barang dipersiapkan ataukah penebangan pohon yang akan digunakan biasanya terlebih dahulu diadakan upacara dengan mempersembahkan seekor ayam dan ketika penentuan jenis kelamin tau-tau itu juga dilakukan upacara hingga pentabisannya (disabu). 
 
Tau-tau yang telah selesai dibentuk akan diletakkan disamping mayat yang akan diberlakukan selayaknya orang yang hidup mirip diberi nasi dan dikenakan pakaian/ perhiasan). Pakaian dan pelengkap yang dikenakan oleh patung menerangkan status sosial orang yang telah meninggal tersebut dalam masyarakat. Saat mayat dan patung diturunkan dari atas lumbung maka patung akan dikenakan pakain yang indah-indah. Tau-tau diberlakukan mirip ini sebab orang-orang mempercayai bahwa patung tersebut mempunyai jiwa dari jiwa orang yang telah meninggal tersebut (tau-tau ialah living dead). Makara tau-tau tersebut harus dihormati disembah dan diratapi. Tau-tau juga digunakan sebagai penghubung antara insan dan arwah orang yang telah meninggal tersebut(dipa’katui). 
 
Ma’tau-tau ini bersangkutan dengan penyembahan terhadap arwah nenek moyang. Sebuah kuburan kerikil besar yang (berisi banyak peti)i dan didepannya dipanjang tau-tau. (tempat ini telah menjadi kunjungan para wisatawan) yang berkunjuk ke Toraja.
 
Gua Borallah Huta Pungkut. Tapanuli Selatan
 
Gua Borallah ialah sebuah gua yang terletak di Desa Hutapungkut Julu, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Indonesia.
 
Selain mempunyai misteri, goa ini mempunyai sejarah panjang yang begitu penting untuk di ingat dan dilestarikan. Sebab, goa ini pernah dipergunakan para pejuang kemerdekaan RI dulunya untuk persembunyian dan rapat dalam menyusun taktik dalam mengusir penjajajah dari bumi pertiwi ini, di antaranya H. Adam Malik, Tan Malaka, H. Sujak dan pejuang kemerdekaan lainnya.
 
Hal ini dibenarkan oleh Gozali Lubis (Mantan Kepala Desa Hutapungkut Julu) dan Burhan Lubis (Mantan Kepala Desa Hutapungkut Jae). ”Pejuang kemerdekaan RI, di antaranya H. Adam malik, Tan Malaka, H. Sujak dan jagoan kemerdekaan lainnya pernah memakai goa ini untuk rapat dalam menyusun taktik mengusir penjajaha dari Indonesia. Di dalam goa ini terdapat ruang khusus tempat rapat yang hingga ketika ini masih sanggup dilihat keberadaannya”, ujarnya.
 
Gua Kontilola Papua
 
Gua Kontilola  ialah sebuah gua yang terletak di Wamena, Papua. Gua yang banyak menyimpan misteri ini merupaka tempat tinggal dari ribuan kelelawar dan sebuah lukisan gila berbentuk mahluk alien.
 
Menuju ke Gua Kontilola tidaklah mudah. Lokasinya yang berada di puncak bukit menciptakan kami harus mendaki susunan anak tangga hingga tiba di verbal gua. Tapi lupakan segala bayanganmu akan letihnya mendaki, pemandangan hijau dan suasana sejuk di jalur menuju verbal Gua Kontilola sanggup menghapus letih.
 
Suasana lebih hambar segera terasa ketika saya tiba di verbal Gua Kontilola, verbal gua eksklusif menghubungkan kita ke sebuah aula raksasa. Berhias stalaktit dan stalagmit, gua horizontal ini tampak elok dalam remang-remang kegelapan. Saya memandang ke atas dan melihat beberapa kelelawar terbang di atap-atap gua.
 
Ada yang menarik lagi di dalam gua ini, beberapa lukisan mirip insan tercetak di dinding-dinding gua. “Lukisan itu konon bukan di buat oleh manusia, sudah ada disana semenjak jaman nenek moyang. Lukisan yang mirip citra alien itu, mencoba merasionalisasi bagaimana cara insan purba sanggup memanjat dinding gua yang tinggi dan melukis disana. Sebuah gua di Wamena rupanya menyimpan sejuta misteri yang hingga sekarang pun tak ada yang tahu niscaya kejelasannya. Gua Kontilola yang menjadi kerajaan ribuan kelelawar juga berisi lukisan gila mirip manusia. Apakah alien yang melukisnya?
 
Gua ini merupakan istana kerajaan kelelawar, di ujung gua terdapat sarang kelelawar-kelelawar yang sangat besar. Pesona gua bukan hanya istananya kelelelawar tetapi beberapa puluh meter dari aula raksasa kita sanggup menemukan aula lain yang layaknya hutan di dalam di dalam gua. Di tumbuhi oleh rimbunnya pohon yang di siram teriknya cahaya matahari, sungguh kontras dengan aula pertama.
 
Pulau Kumala Tenggarong 
 
Pulau Kumala terletak di tengah sungai Mahakam. Merupakan taman rekreasi perpaduan teknologi modern dan budaya tradisional. Pulau seluas 81,727 ha ini sudah dilengkapi beberapa akomodasi mirip sky tower setinggi 100 meter dan kereta gantung yang menghubungkan dengan wilayah seberang sungai Mahakam.
 
Di pulau ini sering terjadi penampakan-penampakan ghaib dikarenakan pada awalnya sebelum di jadikan tempat pariwisata pulau ini hanyalah sebuah hutan di tengah sungai yang di tumbuhi tanaman liar, pepohonan lebat dan binatang-binatang liar. Apabila sungai Mahakam meluap, pulau ini kerap tenggelam.

Bagikan:

Leave a Comment