Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan kebudayaan melanyunya yang begitu kental. Karena kulturnya ini menciptakan beberapa kuliner khas sumatera selatan terpengaruh kebudayaan Melayu.

Sumatera Selatan yang beribukotakan Palembang mempunyai bermacam-macam jenis masakan yang pastinya sanggup menggugah selera Anda. Walaupun sama – sama terpengaruh budaya Melayu Tetapi masakan yang ada di Sumatera Selatan agak berbeda dengan yang ada di kepingan Sumatera Lainnya. Provinsi Sumatra Selatan mempunyai bermacam-macam kuliner khas/makanan tradisional. Makanan tersebut terdiri atas jenis-jenis masakan, kue-kue, atau minuman, terutama jenis kuliner yang berasal dari Palembang.

Jenis masakan Palembang sangat kental dengan nuansa ikan. Masakan khas Palembang, antara lain pindang patin, lais, baung, dan jenis ikan lainnya. Ada pula brengkes/pepes ikan baik yang polos maupun yang dicampur dengan tempoyak. Tempoyak ialah asinan yang dibuat dari durian. Di samping itu, ada pentung daging (bola-bola daging giling berbumbu abon), satai ikan (gilingan ikan yang dibumbui dan dicampur telur, kemudian dibungkus daun dan dikukus), sambal kemang/mangga muda, dan ikan saluang goreng. Selain itu, terdapat pula pindang tulang yang isinya 98% daging. Pindang tulang dimakan bersama nasi dan lalapan yang terdiri atas kemangi, terung ungu, mentimun, dan selada.

Untuk lebih detail ihwal Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan, berikut ini Dtechnoindo akan menjabarkan beberapa jenis Makanan Khas/Makanan Tradisional Provinsi Sumatera Selatan.

  • Pempek

Pempek atau empek-empek ialah makanan khas Palembang yang terbuat dari daging ikan yang digiling lembut dan tepung kanji , serta beberapa komposisi lain menyerupai telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa dan garam. Sebenarnya sulit untuk menyampaikan bahwa penganan pempek pusatnya ialah di Palembang alasannya hampir semua tempat di Sumatera Selatan memproduksinya.

Pada awalnya pempek dibuat dari daging ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut kemudian diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.

Pada perkembangan selanjutnya, beberapa jenis ikan sungai lainnya juga sanggup digunakan, contohnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan maritim menyerupai tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Bahkan ada juga yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta ikan tuna putih.

Penyajian pempek ditemani oleh kuah saus berwarna hitam kecokelat-cokelatan, yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang kering (udang kering), cabai rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat orisinil Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar Pulau Sumatera maka ketika ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Pelengkap yang lain untuk menyantap penganan khas ini ialah mentimun segar yang diiris dadu dan mie kuning.

Jenis pempek yang terkenal ialah “pempek kapal selam”, yaitu pempek yang diisi dengan telur ayam dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain menyerupai pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama “ada’an”), pempek kulit ikan, pempek pistel (berisi irisan pepaya muda rebus yang sudah ditumis dan dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

Dari satu adonan pempek, ada banyak kuliner yang sanggup dihasilkan, bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan selesai dan contoh penyajian. Di antaranya ialah laksan, tekwan, model, celimpungan dan lenggang. Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah berisi kepingan jamur kuping, kepala udang, bengkuang, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng dan bumbu lainnya. Varian gres juga sudah mulai dibuat orang, contohnya saja kreasi pempek keju, pempek baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di wajan anti lengket, serta kini warga Palembang pun menciptakan pempek dengan materi dasar terigu dan nasi sebagai pengganti ikan.

  • Tekwan

Tekwan adalah Makanan khas Palembang, Sumatera Selatan yang terbuat dari adonan daging ikan dan tapioka, yang dibuat berupa bulatan kecil-kecil, dan disajikan dalam kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya embel-embel tekwan ialah sohun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Tekwan berasal dari kata “Berkotek Samo Kawan”, yang dalam bahasa Palembang artinya duduk mengobrol bersama teman.

  • Pindang

Pindang ialah salah satu makanan khas Sumatera Selatan. Semua jenis pindang tersedia, pindang ikan, pindang tulang bahkan pindang udang. Benar-benar memanjakan pengecap wisatawan kuliner Sumatera Selatan.

Pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan (pemasakan) dan penggaraman. Produk yang dihasilkan merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang mempunyai pengertian “ikan yang digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus hingga kering supaya sanggup tahan lama”. Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun pribadi digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk dipasarkan.

  • Pindang Patin

Ikan patin cukup terkenal di kalangan masyarakat Palembang, alasannya di sana telah banyak dikembangbiakkan ikan dengan penampilan hitam berkumis ini. Selain alasannya mempunyai rasa yang enak, ikan patin juga mempunyai daging lembut, sehingga akan begitu nikmat bila dijadikan menjadi pindang. Dan di Palembang muncullah makanan khas Palembang pindang patin dengan materi utama pembuatannya berupa ikan dengan rasa gurih segar, dan sangat nikmat disantap ketika hangat.

Untuk membuatnya juga tidak hanya patin saja, alasannya akan ada jahe, bawang merah, bawang putih, kunyit, daun salam, belimbing sayur, dan serai. Selain rasa gurih, kuah dengan warna bening kekuningan tersebut juga akan ada perpaduan rasa masam alasannya ada belimbingnya.

  • Pindang Tulang

Jika biasanya pindang menggunakan materi dasar ikan, maka lain halnya bila dengan pindang tulang dari ibu kota Sumatera Selatan, Palembang, yang mengakibatkan tulang sebagai materi utamanya. Lazimnya, tulang yang akan dijadikan pindang ini ialah tulang sapi dengan ketentuan harus ada sedikit daging dan sumsum tulangnya. Jika dilihat, kuah pindang ini tidaklah berbeda dengan pindang-pindang lain, namun alasannya ada tulang sapi inilah yang membedakannya dan juga memberi perbedaan pada rasa.

  • Mie Celor

Mie Celor ialah makanan traditional/khas dari Sumatera Selatan yang disajikan  dalam adonan kuah santan dan kaldu udang kering (udang kering), dicampurkan taoge dan disajikan bersama irisan telur rebus, ditaburi irisan seledri,jeruk nipis (supaya tidak amis), daun bawang dan bawang goreng.  Ukuran mi yang digunakan lebih besar, menyerupai Mie Aceh atau Mie Udon Jepang.Nama “Mie Celor” itu berasal dari kata “celur” yang artinya menyiram bahan-bahan dengan air panas, yang juga merupakan metode untuk melembutkan dan memasak mie nya sebelum di rebus dengan santan. Mie Celor lebih baik disajikan selagi masih panas.

  • Tempoyak

Tempoyak ialah masakan  yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan kuliner yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk ketika menyantap nasi. Tempoyak juga sanggup dimakan langsung, namun hal ini jarang sekali dilakukan alasannya banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan.

Citarasa dari Tempoyak adalah asam, alasannya terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi materi bakunya. Tempoyak dikenal di Indonesia, terutama di Bengkulu, Palembang ( Sumatera Selatan ), Lampung, Jambi, dan Kalimantan. Selain itu, kuliner ini juga terkenal di Malaysia. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan adonan daging ayam. Di Lampung, tempoyak menjadi materi dalam hidangan seruit atau adonan untuk sambal.

Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau durian monthong (kurang cantik alasannya terlalu banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih diusahakan supaya yang sudah masak, biasanya yang sudah tampak berair. Kemudian daging durian dipisahkan dari bijinya, sehabis itu diberi sedikit garam. Setelah selesai, kemudian ditambah dengan cabai rawit yang sanggup mempercepat proses fermentasi. Namun proses fermentasi tidak sanggup terlalu usang alasannya akan menghipnotis cita rasa akhir.

Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Diusahakan untuk disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas, namun fermentasi akan berjalan lebih lambat. Tempoyak yang telah difermentasi selama 3-5 hari cocok untuk dibuat sambal, alasannya sudah asam dan masih ada rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan Teri, ikan mas, ikan mujair, ikan patin, ataupun ikan-ikan lainnya.

  • Burgo

Selama ini Palembang dikenal dengan pempeknya. Padahal ada olahan kuliner lain yang tak kalah enak. Seperti Burgo yang kenyal. Burgo jadi salah satu hidangan Palembang dengan kuah santan. Terbuat dari tepung beras, menu diberi guyuran kuah kental gurih. Tampilannya sepintas menyerupai kwetiaw. Dibuat menggunakan adonan tepung beras dan tepung sagu. Lalu dimasak menyerupai dadar tipis. Selanjutnya digulung dan diiris kasar.  Burgo disantap bersama kuah gurih yang keruh kental. Diracik dari santan dan aneka bumbu. Antara lain ketumbar, lengkuas, kencur, kunyit, kemiri dan bawang putih. Daging ikan yang disuwir halus jadi embel-embel sajian. Menambah rasa gurih dan aroma wangi santapan.  Bisa dilengkapi sambal dan kucuran jeruk nipis. Dimakan hangat-hangat tentunya makin enak. Cocok juga untuk sarapan.

  • Lenggang

Pempek Lenggang atau juga terkenal dengan sebutan lenggang ialah salah satu kuliner ringan khas yang berasal dari Kota Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya. Lenggang merupakan salah satu jenis varian pempek yang proses memasaknya dilakukan dengan cara dipanggang. Pempek lenggang yang orisinil terbuat dari materi adonan mentah pempek panggang yang terdiri dari adonan daging ikan sungai yang digiling halus, tepung sagu, air dan bumbu kemudian dicampurkan bersamaan dengan telur belibis atau telur ayam di dalam wadah daun pisang berbentuk mangkuk kubus dan dipanggang diatas bara api.

Sebagaimana pempek pada umumnya, pempek lenggang juga dinikmati bersama saus cuko sebagai pelengkap.Selain dipanggang, pempek lenggang juga sanggup disajikan dengan cara digoreng. Pempek lenggang yang digoreng pada umumnya terbuat dari pempek lenjer yang dipotong kecil-kecil dan dikocok bersama telur ayam atau telur belibis kemudian digoreng dengan sedikit minyak hingga adonan telur dan pempek lenjer menyatu

  • Gulo Puan

Sesuai namanya Gulo Puan atau bila diterjemahkan menjadi gula susu, materi untuk menciptakan masakan ini juga ialah gula dan susu. Namun tak asal-asalan, alasannya susu yang digunakan ialah susu kerbau rawa, dan akan dicampur dengan gula pasir sebelum nantinya dipanaskan dengan waktu kurang lebih lima jam. Setelah matang akan menghasilkan masakan dengan warna cokelat namun akan terasa sedikit berpasir, namun tetap saja tak menghilangkan rasa manisnya yang begitu kuat.

Biasanya gulo puan dijadikan sebagai selai, yakni akan dioleskan pada roti maupun pisang goreng untuk nantinya menemani keseharian minum kopi. Harganya memang tergolong mahal, alasannya untuk mendapat susunya hanya adai di tempat Pulo Layang, Pampangan, Ogan Komering Ilir. Selain itu, kuliner ini sedari dulu telah menjadi kuliner untuk para darah biru dan pembesar istana, belum lagi dengan sulitnya menemukannya.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment