Hj. R. Rasuna Said

 Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Yang Mulai Terlupakan 13 PAHLAWAN NASIONAL WANITA INDONESIA YANG MULAI TERLUPAKAN

Hajjah Rangkayo Rasuna Said (Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 – meninggal di Jakarta, 2 November 1965)   merupakan Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan pantas dikenang akan jasanya oleh generasi muda Indonesia. Said memulai aktivitasnya di organisasi Sarekat Rakyat. Setelah itu ia ikut dalam banyak sekali gerakan cowok dan mengungkapkan keresahan-keresahannya dalam pidatonya yang berisi. Ia meninggal pada tahun 1965 dan dinobatkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Wanita Indonesia.   

Opu Daeng Risadju

 Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Yang Mulai Terlupakan 13 PAHLAWAN NASIONAL WANITA INDONESIA YANG MULAI TERLUPAKAN

Opu Daeng Risadju adalah Pahlawan Nasional Wanita Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan. Meskipun ia yakni seorang perempuan, Opu Daeng Risadju berani memimpin pemberontakan untuk melawan tentara NICA yang tiba ke Sulawesi Selatan. Namun, Ia berhasil di tangkap dan disiksa oleh para penjajah. 


Atas jasa dan keberaniannya melawan penjajah Belanda, Pemerintah Republik Indonesia menobatkan Opu Daeng Risadju sebagai Pahlawan Nasional Wanita Indonesia pada tahun 2006.

Malahayati

 Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Yang Mulai Terlupakan 13 PAHLAWAN NASIONAL WANITA INDONESIA YANG MULAI TERLUPAKAN



Malahayati yakni seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Nama aslinya yakni Keumalahayati. Ayahnya berjulukan Laksamana Mahmud Syah. Kakek dari garis ayahnya yakni Laksamana Muhammad Said Syah, Putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530 – 1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah yakni putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M) yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.


Pada tahun 1585-1604, Malahayati memegang jabatan sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.


Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda hero yang telah tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada tanggal 11 September 1599 sekaligus berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Atas keberaniannya ini Ia menerima gelar Laksamana sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan Laksamana Malahayati. 


Atas jasa dan keberaniannya nama Laksamana Malahayati dijadikan nama Pelabuhan Laut di Aceh yang berjulukan Pelabuhan Malahayati.

Siti Manggopoh

 Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Yang Mulai Terlupakan 13 PAHLAWAN NASIONAL WANITA INDONESIA YANG MULAI TERLUPAKAN

Siti Manggopoh (1880-1960) yakni seorang pejuang perempuan dari Manggopoh, Agam, Sumatera Barat yang apada tahun 1908 melaksanakan perlawanan terhadap kebikjakan ekonomi Belanda melalui Pajak Uang (Belasting) yang disebut dengan Perang Belasting. Peraturan Belasting dianggap bertentangan dengan dengan Adat Minangkabau. 


Pada tanggal 16 Juni 1908, Belanda sangat kewalahan menghadapi usaha tokoh perempuan Minangkabau ini. Sehingga meminta pinjaman kepada tentara Belanda yang berada di luar nagari Manggopoh. Dengan siasat yang diatur sedemikian rupa oleh Siti, Ia berhasil menewaskan 53 tentara Belanda.


Sebagai seorang perempuan, Siti Manggopoh cukup sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Ia memanfaatkan naluri keperempuannya secara cerdas untuk mencari warta ihwal kekuatan Belanda tanpa hanyut dibuai rayuan mereka. 


Ia pernah mengalami komplik bathin ketika akan melaksanakan penyerbuan ke benteng Belanda, Komplik bathin tersebut yakni anatara rasa keibuan terhadap anaknya yang bersahabat menyusudan disatu pihak atas panggilan jiwa ia ingin melepaskan rakyat dari kezaliman yang dilakukan Belanda. Namun ia berhasil keluar dari sana dengan memenangkan panggilan jiwanya untuk membantu rakyat. 


Tanggung jawabnya sebagai ibu dilakukan kembali sehabis melaksanakan penyerangan, Bahkan anaknya yang berjulukan Dalima, ia bawa melarikan diri ke hutan selama 17 hari dan selanjutnya dibawa serta ketika Ia tertangkap dan dipenjara selama 14 bulan di Lubuk Basum, Agam, Sumatera Barat, 16 bulan di Pariaman dan 12 bulan di Padang. Mungkin alasannya anaknya masih kecil atau alasannya alasan lainnya, karenanya Siti Manggopoh dibebaskan sementara suaminya dibuang ke Manado.
Siti Hartinah

 Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Yang Mulai Terlupakan 13 PAHLAWAN NASIONAL WANITA INDONESIA YANG MULAI TERLUPAKAN

Raden Ayu Siti Hartinah yakni Pahlawan Nasional Wanita Indonesia kelahiran Desa Jaten, Surakarta, Jawa Tengah 23 Agustus 1923 – Meninggal di Jakarta 28 April 1996. Ia yakni istri presiden kedua Republik Indonesia, Jenderal Punawirawan Soeharto.

Siti Hartinah yang dalam kesehari-hariannya dipanggil “Ibu Tien” merupakan anak kedua dari pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedjoyo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III darui garis ibu. Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta. Siti Hartinah kemudian diberi gelar Pahlawan Nasional Wanita tak usang sehabis kematiannya.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment