Pertempuran Stalingrad merupakan salah satu pertempuran yang paling menentukan pada Perang Dunia II. Pertempuran Stalingrad merupakan ajang unjuk kekuatan dua kekuatan militer terbesar angkatan darat di dunia yaitu Jerman dibawah Hitler dan Uni Soviet dibawah Stalin. Penaklukan wilayah Uni Soviet selalu menjadi impian dari Adolf Hitler. Ia lebih tertarik menaklukkan Uni Soviet daripada menaklukan Skandinavia, Prancis atau negara – negara lain. Dipercaya bahwa salah satu alasan yang mengapa Hitler terobsesi akan tanah Uni Soviet adalah alasan ideologi.

Hal ini sangat sulit dipahami karena orang menganggap NAZI dan Komunisme tak ubahnya dua sistem yang hampir sama. Keduanya sama – sama bersifat sosialis dan otoriter. Keduanya mengaku sebagai partai rakyat (Nazi merupakan kependekan Partai Pekerja Sosialis Nasional). Keduanya, Nazi dan Komunis, sama – sama dipimpin oleh diktator kuat, Hitler di Jerman dan Stalin di Uni Soviet.

Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan mendasar diantara keduanya, pemerintah Uni Soviet memiliki semua alat produksi sedangkan pemerintah Jerman hanya mengendalikannya (dalam kedua kasus tersebut, pendapatan para manajer sangat berbeda dari pekerja). Komunisme Uni Soviet tidak membenci orang – orang Yahudi seperti Nazisme. Komunis menganiaya semua agama namun tidak berusaha memusnahkan para pengikut apapun.

Semua orang Jerman diajarkan bahwa komunisme adalah suatu bentuk kejahatan, disisi lain, orang Rusia, Ukraina dan Soviet diajarkan bahwa Nazizme merupakan penyamaran dari kapitalisme. Diluar semua kontradiksi tersebut, terdapat alasan mengapa Hitler ingin menguasai Uni Soviet. Hitler berpandangan bahwa Uni Soviet merupakan negara yang luas namun kurang berpendidikan dan terbelakang apabila dibandingkan dengan Eropa Tengah dan Barat. Hitler menginginkan Liebensraum, sebuah tempat tinggal baru bagi orang Jerman untuk menjelajah ke timur dan mengembangkan industri modern dimana kaum Slavia yang akan dijadikan tenaga kerja budak bagi orang Jerman.

Latar Belakang Perang Stalingard
Rencana penyerbuan Nazi ke Uni Soviet dikenal dengan nama Operasi Barbossa. Sekilas, operasi ini merupakan operasi bunuh diri yang dilakukan Jerman. Hal tersebut dikarenakan Uni Soviet memiliki tentara dan kekuatan tank terbesar di dunia. Pesawat tempur Soviet setara dengan Jerman dan Inggris dan merupakan angatan  udara terkuat di dunia. Populasi USSR tiga kali lipat dari Jerman, luas daratannya melebihi Eropa non-Soviet. Bahkan, Napoleon Bonaparte mengalami kejatuhannya ketika melawan Rusia di daratan salju.

Akan tetapi, Hitler memiliki alasan untuk percaya diri dalam melawan Uni Soviet. Persenjataan Soviet yang kurang mengesankan selama “gladi resik” untuk Perang Dunia II (Perang Saudara Spanyol). Perang Musim Dingin 1940-1941 melawan tentara kecil Finlandia dimana Tentara Merah dianiaya. Selain itu, hal yang paling penting adalah ketika Stalin, pemimpin Uni Soviet yang paranoid berusaha memecah militernya dengan melakukan pembersihan tentara pada tahun 1937-1938. Stalin mengekseskusi sebagian besar pemikir militer yang didakwa melakukan konspirasi anti-Soviet yang dimulai dari Marsekal Mikhail N. Tukhachevsky, kepala staf tentara, dan perwira senior lainnya seperti Ieronim Uborevich, Iona Yakir, Robert Eideman, August Kork, Vitovt Putna, Boris Feldman dan Vitaly Primakov. Ketika dilakukan pembersihan, tiga dari lima marsekalnya, 13 dari 15 komandan militer, 110 dari 195 komandan divisi, dan 186 dari 406 jenderal brigadir dieksekusi. Stalin menggantinya dengan para tentara tua yang loyal kepada fraksi Komunis.

Untuk mengimbangi jumlah pasukan Uni Soviet, Hitler bersatu dengan aliansinya yaitu Italia, Rumania, Hungaria dan Slovakia. Bahkan ada pula relawan Spanyol yang ikut meskipun diktator Spanyol, Francisco Franco, menolak bergabung dengan Poros Roma-Berlin-Tokyo dan mengizinkan Jerman melewati Spanyol untuk menutup Laut Tengah.

Serangan Leningrad di utara Uni Soviet selalu gagal. Pasukan Finlandia mendorong Tentara Merah ke perbatasan Finlandia yang lama. Kemudian pasukan Finlandia berhenti. Hitler kemudian lebih memfokuskan pada dua serangan lain daripada di utara, ia tidak memperkuat serangan ke Leningrad. Meskipun demikain, Jerman dapat membuat pengepungan parsial di Leningrad yang menyebabkan satu juta orang Soviet kelaparan hingga mati.

Dua serangan lain terhambat oleh strategi Hitler sendiri. Ia terus mengalihkan pasukannya dari Moskow kemudian ke Ukraina dan kembali lagi. Akibatnya, Jerman tidak berhasil menaklukkan Sovet sebelum musim dingin tiba. Kesalahan strategi Hitler ini akan semakin berbahaya apabila Stalin merespon serangan ini dengan serangan balik ketika musim dingin. Sebelum Operasi Barbossa dimulai, Stalin yakin bahwa Jerman tidak akan menyerang. Ada banyak wilayah pengungsian di wilayah Uni Soviet dan patroli Jerman dengan seragam Soviet melintasi perbatasan. Perwira Soviet, bagaimanapun takut melewatkan informasi ini ke Stalin. Namun, Stalin mengabaikan peringatan – peringatan tersebut. Stalin pernah mendapat peringatan dari Amerika Serikat yang menyampaikan bahwa Jerman akan melakukan serangan ke Uni Soviet dan mereka memiliki bukti pendukung atas pernyataan tersebut. Namun Stalin tidak mengindahkan peringatan tersebut.

Ketika tentara Jerman menyerang, Stalin memerintah para komandannya untuk tidak menyerang satu incipun. Pasukan panzer Jerman menusuk ke garis pertahanan Soviet dan meninggalkan tank baja tipis milik Soviet di belakangnya. Pasukan Panzer yang ditinggalkan tersebut kemudian dikepung. Karena menuruti perintah Stalin agar tidak menyerang satu inchi pun, pasukan Soviet kemudian ditawan yaitu sebanyak 5.700.000 tentara, kebanyakan antara bulan Juni dan November 1941. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.300.000 orang tewas dalam penawanan akibat kelaparan dan penganiayaan.

Pertempuran Musim Dingin
Tentara Jerman telah dirancang berperang di medan Eropa Barat dan Tengah dengan medan jalan yang padat, perkotaan, dan banyak peternakan kecil. Kini mereka harus merasakan medan baru yaitu padang rumput Rusia dengan sedikit jalan, hampir semuanya memprihatinkan dan dengan akses antar pemukiman yang cukup jauh. Kini, untuk menuju ke Rusia dan Ukraina, Jerman harus merasakan iklim kontinental, sesuatu yang sangat berbeda dengan iklim laut yang beriklim di seluruh Eropa.

Sungai – sungai yang sangat panjang dan lebar menurut standar Eropa Barat, membanjiri tanah di sekitarnya. Tank Jerman, truk dan gerobak kuda macet. Pasukan divisi ke 98 mencatat bahwa ban karet yang umumnya digunakan dan bantalan roda yang telah lama terpasang rusak akibat tekanan dari jalur yang dilalui dan digantikan dengan gerobak pertanian Rusia.

Musim dingin turun dengan keganasan yang tidak diprediksi Jerman. Pasukan Jerman tidak siap. Pakaian musim dingin pun dilarang karena Staf Umum Jerman menganggap bahwa perang melawan Uni Soviet akan berakhir sebelum salju pertama turun. Hitler memerintah pasukannya untuk berkonsentrasi merebut Moskow. Musim dingin membekukan lumpur dan orang – orang Jerman berusaha untuk mengambil alih kota yang dilewatinya terutama Moskow dan mendapat perlindungan dari cuaca ekstrim Arktik. Namun, untuk merebut Moskow bukanlah hal yang mudah.

Dilain sisi, terlepas dari kelemahannya sebagai jenderal, Stalin merupakan seorang administrator yang kompeten. Ia berhasil memindahkan sebagian besar pabrik utama Rusia barat ke belakang Ural yang pada saat itu sedang memproduksi tank baru T34. Tank tipe T34 merupakan tank terbaik sepanjang sejarah Perang Dunia II dan jauh lebih baik daripada tank terbaik Jerman, Pz KW IV. Selain itu, pasukan pertahanan Moskow juga memiliki pemimpin baru yaitu Marsekal Georgi K. Zhukov yang telah memimpin pertahanan Leningrad. Zhukov melakukan serangan balasan menggunakan pasukan dari Timur Jauh Soviet dan Tank T34. Serangan ini memaksa Nazi untuk menjauh dari Moskow.

Tank T34

Kondisi Jerman pada musim semi 1942 tidaklah sama dengan musim panas lalu. Sebanyak 162 divisi tempur yang menghadapi Tentara Merah, namun hanya delapan yang siap untuk serangan total. Tiga divisi mengambil tindakan ofensif setelah istirahat, 47 mampu mengambil tindakan ofensif terbatas, 73 digunakan untuk pertahanan dan 29 untuk pertahanan terbatas. Jerman memiliki 16 divisi panzer, namun hanya 140 tank di setiap divisi. Dengan kata lain, hanya ada delapan atau sembilan tank di setiap divisi lapis baja.

Diatas kertas, Jerman meningkatkan kekuatannya menjadi 23 divisi dari Juni 1941 dan Juli 1942. Namun hal tersebut dilakukan dengan mengurangi batalyon di setiap divisi dari sembilan menjadi tujuh dan jumlah pria di setiap batalyon dari 180 menjadi 80. Di pihak Soviet, produksi tank Soviet telah melampaui tank milik Jerman bahkan sebelum operasi Barbossa. Nazi mengalami kekurangan minyak dan Hitler mengalami mimpi buruk bahwa pesawat Sekutu bisa dengan mudah menghancurkan ladang minyak Ploesti Romania, sumber utama minyak Jerman.

Hitler tau, ia berada di ujung tanduk, namun ia tidak bisa mundur. Satu – satunya cara adalah dengan mengambil sumber daya Soviet untuk mengisi sumber dayanya. Hitler kemudian mengalihkan serangannya dan menyerang ke arah selatan melalui Ukraina dan memasuki ladang minyak Kaukasus yang kaya. Ia mengalihkan kekuatan sebanyak mungkin ke selatan, meskipun ia masih menginginkan pasukan Jerman di utara untuk merebut Leningrad. Sekarang ladang minyak Kaukasus menjadi tujuan utama Nazi.

Puncak Pertempuran Stalingrad
Ladang minyak Kaukasus memang merupakan target utama Hitler, namun terdapat tujuan lain yakni Stalingrad di selatan, sebuah kota industri yang berjarak 20 mil di tepi barat Volga. Dalam Fuhrer Detective, Hitler mengatakan “Setiap usaha akan dilakukan untuk mencapai Stalingrad sendiri atau setidaknya untuk menjadikan kota tersebut berada dibawah api artileri berat sehingga tidak lagi berguna sebagai pusat industri dan komunikasi”. Sebelum melakukan hal tersebut, Wehrmacht harus mengepung wilayah lain dan menghancurkan pasukan utama Soviet di Koridor Donet (sebidang tanah diantara Sungai Donets dan Don). Pasukan Jerman berkumpul di dekat Stalingrad.

Pada tahun 1942, Jerman tidaklah sekuat seperti tahun 1941. Kekuatan Panzer terbatas dan hanya mampu melakukan pengepungan kecil. Ketika sedang melakukan pengepungan, Panzer Army ke-4 kehabisan bahan bakar dan harus berhenti. Akibatnya pengepunganpun gagal. Disisi lain, Soviet telah memposisikan pasukan menghadapi Jerman di Moskow. Stalin yang menyadari Stalingrad dalam kondisi bahaya kemudian segera memerintahkan pasukannya kesana dan sekali lagi mengeluarkan perintah untuk tidak mundur sedikitpun.

Pengambil alihan Stalingrad ditugaskan kepada Kolonel Jenderal Friedrich von Paulus, salah satu jenderal favorit Hitler yang memimpin Angkatan Darat Jerman ke-6. Paulus masuk ke pinggiran Stalingrad dan benar – benar sampai di tepi Volga, namun dilawan oleh pasukan Soviet yang gigih. Infanteri Jerman macet dalam pertarungan di distrik Stalingrad. Kota Stalingrad sekarang menjadi sangat penting bagi Hitler daripada semua minyak di Kaukasus. Hitler melarang pasukannya untuk mundur sedikitpun.

Pasukan Panzer ke-4 yang pada awalnya membantu Paulus dalam perjalanan menuju Stalingrad selanjutnya dipindahkan untuk bergerak menuju ladang minyak Kaukasus. Namun Hitler menganggap perlawanan Soviet atas Stalingrad merupakan bentuk penghinaan langsung kepadanya.dan kemudian memerintahkan pasukan Panzer ke – 4  yang sebelumnya diperintah menguasai Kaukasus kembali ke Stalingrad dan berakibat pada melambatnya perebutan ladang minyak.

Stalin mengirim lebih banyak pasukan ke Stalingrad dan menunjuk panglima tertinggi Zhukov yang berada di Leningrad dan mengirimnya ke Stalingrad dengan perintah melakukan serangan besar – besaran. Zhukov menganggap bahwa menyerang dengan kekuatan yang ada merupakan tindakan bodoh. Namun dengan menolak perintah Stalin merupakan tindakan bodoh bagi dirinya pribadi. Ia kemudian terbang ke Moskow dan meyakinkan Stalin agar melakukan persiapan sumber daya untuk penyerangan balik.

Paulus, sementara masih terjebak dalam reruntuhan dan Panzer membuktikan bahwa tank bukanlah solusi peperangan dalam kota. Pasukan Soviet dibawah Marsekal Vasili Chuikov memperebutkan setiap milimeter Stalingrad, sementara Zhukov mengizinkan mereka menggunakan bala bantuan minimum untuk mempertahankan Stalingrad. Disis lain, Chuikov menahan tentara ke 6 dan ke 4 Jerman di Stalingrad, Zhukov membangun pasukan besar untuk melawan pasukan Rumania yang berada di sisi mereka.

Pada tanggal 19 November 1942, Zhukov melakukan serangan balik. Lima infanteri dan dua tank menyerang orang – orang Rumania di utara kota. Hari berikutnya sebanyak tiga infanteri tentara dan satu tentara melintasi Volga di selatan kota. Puncaknya pasukan Zukov berhasil mengalahkan tentara ke 3 dan ke 4 Rumania. Serangan balik tersebut akhirnya berhasil mengepung divisi ke 6 Paulus.

Akhir Pertempuran Stalingrad
Paulus mengirimkan sinyal radio bahwa ia membutuhkan 700 ton persediaan perhari untuk bertahan. Staf umum Jerman kemudian memotongnya menjadi lebih “realistis” sebanyak 300 ton dan berhasil memasok 60 ton. Hitler memerintah Marsekal Erich von Manstein yang telah memimpin penerobosan di Sedan dalam Pertempuran Prancis untuk menerobos garis Soviet dan membebaskan Paulus.

Manstein adalah satlah satu komandan terbaik Perang Dunia II yang dimiliki Jerman. Namun, apa yang bisa diharapkan dari komandan terbaik sedangkan ia kekurangan pasukan tank. Menstein gagal dan mendesak Hitler untuk memerintahkan Paulus keluar, namun Hitler menolak.

Musim dingin kembali menyapu stepa Rusia dan pasukan Jerman masih tidak siap untuk itu. Hitler mempromosikan Paul sebagai panglima tertinggi pada tanggal 30 Januari 1943. Tidak ada panglima tertinggi Jerman yang pernah menyerah kepada musuh. Namun pada hari dimana Paul dipromosikan, Friedrich von Paulus menjadi pertama yang menyerah kepada musuh. Paulus menyerah pada tanggal 31 Januari 1943, namun ia menolak memerintahkan hal yang sama kepada pasukannya. Unit Jerman terakhir menyerah pada keesokan harinya. Setelah selamat, jenderal favorit Hitler, Paulus, menjadi juru bicara propaganda Soviet. Setelah perang, ia menetap di Jerman Timur. Pada hari berikutnya Jerman menyerah, Sebanyak 110.000 pasukan Nazi ditangkap oleh Soviet dan sebagian kecil melarikan diri.

Pada tahun 1942 sebenarnya masih memungkinkan bagi Jerman mengalahkan Uni Soviet. Namun mereka membutuhkan perjuangan yang panjang. Jika sebelumnya orang Jerman bisa menduduki ladang minyak Kaukasus dan menahan Soviet, mereka mungkin bisa memaksa mesin militer Soviet untuk berhenti. Bisa dibayangkan apabila Jerman mau mundur sementara dan mengumpulkan ulang kekuatannya sehingga mampu mengalahkan Soviet. Namun, obsesi Hitler terhadap kota Stalingrad membuyarkan semuanya.

Sumber : wawasansejarah.com

Video Pertempuran Stalingrad

Bagikan:

Leave a Comment