Lensa Budaya ~ Pulau Samosir masuk dalam wilayah Kabupaten Samosir, pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Pulau Samosir merupakan sebuah pulau vulkanik yang unik dan eksotis alasannya ialah berada di tengah dan dikelilingi oleh Danau Toba, sehingga menjadi destinasi wisata alam yang menarik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pulau Samosir mempunyai luas 630 km2 dan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Destinasi wisata danau toba

Sebagai tanah air dan leluhurnya suku Batak, Pulau Samosir juga merupakan destinasi wisata budaya, khususnya watak tradisi, kesenian dan kebudayaan Batak. Di Pulau Samosir sanggup dijumpai jajaran rumah-rumah watak berupa panggung kayu dengan aneka macam hiasan dan bentuk penuh makna, tugu-tugu megah, makam para leluhur suku Batak dan gereja-gereja anggun.

Di Ambarita, Kecamatan Simanindo, terdapat sebuah bekas perkampungan berjulukan Huta Sialagan yang dibangun Raja Sialagan dengan luas 2400 m2. Terdapat sepasang patung Jaga Dopak, yang merupakan patung penjaga. Di perkampungan ini sanggup dijumpai sisa pagar kerikil yang kokoh, sopo (rumah pertemuan) dan beberapa rumah adat.

Desa Tuktuk Siadong, juga Kecamatan Simanindo, ialah pusat konsentrasi turis di Pulau Samosir. Di desa ini, terdapat penginapan asri, lengkap dengan keteduhan pepohonan besar serta nyanuian burung-burung. Dari Parapat, Tuktuk sanggup dicapai memakai feri penyeberangan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Selain perhubungan air, Pulau Samosir juga sanggup dicapai lewat jalan darat melalui Pangururan yang menjadi tempat di mana Pulau Samosir dan Pulau Sumatera terhubung, melalui Jembatan Tano Ponggol.

Menurut sejarah, Pulau Samosir dulunya berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Bagian paling sempit dari Samosir ialah di Pangururan, yang hanya mempunyai lebar sekitar 300 meter. Warga zaman dulu menyeret bahtera biar sanggup pindah ke sisi Danau Toba yang satunya, daripada harus megitari Samosir. Pemerintah kolonial Hindia Belanda kemudian membangun saluran sungai yang mempertemukan kedua sisi Danau Toba. Perahu sanggup lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya melalui saluran sungai tersebut tanpa mengitari Samosir. Dengan dibangunnya saluran sungai tersebut, terputuslah Samosir dengan daratan Pulau Sumatera sehingga sanggup dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau, Pulau Samosir.

Sementara di Desa Tomok, masih dalam wilayah Kecamatan Simanindo, merupakan sebuah desa yang ramai alasannya ialah banyak dijumpai pedagang cinderamata, rumah makan, dan para wisatawan. Di Desa Tomok ini sanggup ditemukan pertunjukan Tarian Sigale-gale, yakni patung atau boneka dengan wujud laki-laki yang tangan dan badannya sanggup bergerak-gerak dan menari-nari dengan diiringi musik tradisional Batak.

Di Pulau Samosir ini juga terdapat dua buah danau kecil sebagai tempat destinasi wisata alam yakni Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang menerima julukan “danau di atas danau”.

Bagikan:

Leave a Comment