Candi Borobudur – Pada artikel kali ini , kita akan membahas tema yang cukup menarik yaitu “Sejarah Candi Borobudur” , selain sejarah berdirinya , kita juga akan mengungkap asal-usul pembangunan , relief , dan fungsinya. Candi Borobudur merupakan candi yang tidak asing bagi kita , bahkan dari kalian mungkin sudah pernah berkunjung ke candi ini. Kepopuleran Borobudur bahkan sampai ke dunia Internasional , banyak para pelancong atau turis asing yang berdatangan untuk melihat salah satu warisan budaya yang sudah di akui oleh UNESCO dengan nomor 582.
Dimana lokasi Candi Borobudur? Lokasi candi ini berada di Kabupaten Magelang , Jawa Tengah. Tepatnya di bukit kecil yang dikelilingi oleh beberapa pegunungan antara lain Gunung Merbabu , Merapi , Sindoro , Sumbing dan Menoreh. Apabila kalian berada di Yogyakarta , sekurang-kurangnya harus menempuh jarak 15 km untuk dapat sampai ke lokasi candi. Banyak yang bertanya-tanya , Candi Borobudur itu Candi Buddha atau Candi Hindu? bahkan ada isu yang beredar di masyarakat bahwa Candi Borobudur merupakan candi yang dibangun oleh Nabi Sulaiman. Manakah yang benar??
Candi Borobudur merupakan Candi Budha terbesar di Indonesia. Berdasarkan beberapa pendapat ahli sejarah , asal usul Candi Borobudur merupakan hasil dari peninggalan masa Dinasti Saylendra Kerajaan Mataram , tepatnya saat kerajaan ini diperintah oleh Raja Samaratungga. Para ahli berpendapat bahwa pembangunan Candi Borobudur selesai pada abad ke 8. Ada hal yang sampai sekarang masih menjadi misteri dari Candi ini , apa itu? Sesuatu yang masih menjadi Misteri Candi Borobudur adalah mengenai asal-usul namanya.
Asal usul nama Candi Borobudur masih menjadi misteri sampai sekarang karena tidak ada bukti baik berupa prasasti atau pun kitab yang menjelaskan nama asli dari Candi ini. Beberapa mitos mengenai asal usul penamaan Candi Borobudur ada yang mengatakan bahwa candi ini berasal dari kata “Samara Budhara” artinya gunung dengan lereng berteras-teras. Sementara itu , ada juga yang berpendapat bahwa asal usul penamaan Borobudur dari ucapan Buddha yang mengalami perubahan.
Lalu siapa yang memberi nama Candi Borobudur? Berdasarkan sejarahnya , orang pertama yang menyebutkan candi ini dengan nama “Borobudur” adalah Sir Thomas Stanford Raffles. Ia menyebutkan nama Borobudur dari dua kata yaitu Bore dan Budur. Bore memiliki arti Dasa tempat ditemukan candi , sementara budur memiliki arti purba. Pendapat tersebut ditulis dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pulau Jawa”.
Asal usul mengenai nama Candi Borobudur sampai saat ini belum disepakati oleh beberapa ahli sejarah. Berdasarkan Kitab Negarakertagama disebutkan mengenai budur yang merupakan sebuah bangunan suci penganut agama Buddha dengan aliran Vajradhara. Sementara itu , menurut Casparis (Pada Prasasti Kahulunan tahun 842 Masehi) dijelaskan mengenai Kawulan i Bhumi Sambhara. Dari isi prasasti tersebut beliau berpendapat bahwa Candi Borobudur adalah candi yang digunakan sebagai tempat pemujaan.
Berdirinya Candi Borobudur
Kapan Candi Borobudur didirikan? Berdasarkan bukti yang nyata pada isi tulisan di batu-batu yang terdapat di Candi Borobudur disitu disebutkan bahwa candi ini dibangun pada tahun 780 Masehi atau pada masa Wangsa Sanjaya berkuasa di Kerajaan Mataram. Proses pembangunan membutuhkan waktu yang lama hingga dapat diselesaikan pada tahun 830 masehi atau sekitar 50 tahun (saat Raja Samaratungga berkuasa)
Beberapa pendapat bermunculan mengenai tokoh arsitek yang membangun candi ini , ada yang berpendapat Candi Borobudur dibangun oleh arsitek yang bernama Gunadharma. Akan tetapi bukti tertulis mengenai tokoh yang membangun belum juga dapat ditemukan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli , Candi Borobudur sebelum ditemukan keberadaannya yaitu telah terkubur oleh lava dari letusan Gunung Merapi , kemudian berhasil ditemukan setelah 1 ribu tahun atau lebih tepatnya sekitar tahun 1814 Masehi.
Pembangunan Candi Borobudur
Pembangunan Candi Borobudur membutuhkan waktu lama , yakni selama kurang lebih 50 tahun dengan melalui beberapa tahap yang dilakukan. Berikut ini 5 tahap pembangunan Candi Borobudur :
Tahap Pertama : Pembangunan dimulai pada tahun 780 Masehi , tahap pertama ini candi masih berupa bangunan kecil yang berbentuk teras bertumpuk berjumlah 3. Tahap ini mulanya bangunan dirancang berbentuk piramida kecil dan kemudian dihancurkan.
Tahap Kedua : Pembangunan pada tahap ke 2 , Jumlah teras bangunan yang semula berjumlah 3 kemudian diperbanyak. Hal ini dilakukan dengan dilebarkannya pondasi candi borobudur.
Tahap Ketiga : Tahap ini , perubahan pembangunan dilakukan lebih teliti. Puncak teras yang sebelumnya berjumlah 1 teras bundar kemudian dipindahkan dan diganti dengan 3 teras berbentuk bundar. Selain itu , disetiap teras yang berada di puncak dibangun juga sebuah stupa
Tahap Keempat & Kelima : Tahap ini terjadi beberapa perubahan , meliputi menambahkan relief baru , perubahan patung dan tangga di sepanjang Jalan candi. Dekorasi pada monumen pun dirubah namun simbolnya tetap sama.
Relief Candi Borobudur
Keberadaan relief di Candi Borobudur merupakan karya seni tinggi yang memiliki nilai tak terhingga dan sangat mahal harganya. Pada tahap pertama pembangunan candi , terdapat relief pada bagian kaki bangunan. Relief ini menggambarkan tentang hukuman berat bagi setiap orang yang berbuat jahat (berkelahi dan membunuh hewan).
Relief yang terdapat di Candi Borobudur
Pada bagian dinding pertama , candi borobudur terdiri dari empat relief meliputi 2 pada bagian serambi dan 2 di tembok utama. Relief di bagian serambi menggambarkan tentang Buddha dari lahir dan kisah hidupnya. Sementara itu , relief pada dinding utama menggambarkan kehidupan hingga mendapatkan pencerahan serta sang budha sebagai guru bertapa.
Pada bagian ke lima terdapat 3 gambaran bagian atasnya. Relief bagian atas menggambarkan tentang seorang pemuda anak dari pedagang yang memiliki nama Sudhana. Tokoh ini mencari pencerahan dengan berguru ke beberapa guru. Rata-rata relief di bagian atas menceritakan kehidupan tentang Sudhana. Terdapat pula relief transportasi yang digunakan Sudhana untuk bepergian yakni dengan gajah dan kereta kuda.
Sementara itu , pada bagian terakhir relief yang terdapat di Candi Borobudur dibagian teras atas menceritakan tentang Sudhana melakukan sumpah untuk menjadi Bodistava. Relief yang terdapat dibagian paling atas ini menunjukan bahwa pada bagian ini merupakan bagian yang sangat dihormati di bangunan Candi Borobudur. Relief-relief yang terdapat digambarkan dengan tujuan para peziarah yang datang untuk mengikuti jejak Sudhana.
Keruntuhan dan Penemuan Kembali Candi Borobudur
Seperti yang sudah dijelaskan diatas , Candi Borobudur pernah terkubur oleh Lava dari Letusan Gunung Api Merapi yakni pada sekitar tahun 950 Masehi. Setelah terkubur , kemudian dapat ditemukan ditemukan kembali setelah hampir selama 1000 tahun selanjutnya , yakni tahun 1814. Penemu Candi Borobudur adalah Raffles , dia merupakan orang inggris. Ia pertama kali mendapatkan informasi mengenai keberadaan tumpukan batu bergambar ketika ia berkunjung di kota Semarang.
Setelah ia mengetahui keberadaan penemuan tersebut , kemudian pada tahun 1814 ia bersama rombongannya menuju tepat ditemukannya batu bergambar yakni di daerah Kedu. Tindakan yang dilakukan Raffles merupakan untuk mencari tau lebih lanjut mengenai legenda tentang bukit yang terdapat di dekat desa Boro.
Setelah sampai di lokasi , ia kemudian memerintahkan bawahannya untuk memotong habis semak-semak yang ada. Setelah itu , kemudian menggali dan membersihkan tanah yang merupakan abu bekas letusan gunung Merapi. Mereka akhirnya berhasil menemukan bongkahan batu dengan jumlah yang banyak , pada batu tersebut terdapat pahatan gambar-gambar yang unik dan aneh. Setelah tumpukan-tumpukan batu tersebut ditemukan , kemudian dibersihkan.
Pemugaran Candi Borobudur
Setelah berhasil ditemukan , Candi Borobudur telah mengalami beberapa pemugaran. Pembugaran dibagi menjadi dua fase yakni masa Hindia Belanda dan setelah kemerdekaan. Fase pertama , pemugaran dilakukan pada tahun 1907 sampai tahun 1911. Pemugaran ini dipimpin oleh Van Erp. Hal utama yang didahulukan dalam pemugaran adalah mengembalikan stupa pusat bagian candi dan 3 teras atapnya sehingga bersatu.
Pemugara kedua Candi Borobudur dilakukan pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1983. pada tahap ini dilakukan pembongkaran candi. Pembongkaran dilakukan dengan tujuan untuk penguatan candi. Pada proses ini , bagian dinding dan fondasi diberi beton bertulang hal ini untuk menguatkan candi. Selain itu , candi-candi dibersihkan , batunya diteliti dan juga diberi pengawet. Proses terakhir yaitu menyusun kembali bangunan Candi Borobudur seperti semula.
Candi Borobudur Sebagai Warisan Budaya Dunia
Saat ini Candi Borobudur merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang menjadi primadona bagi wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Hal ini tidak lepas dari peran UNESCO yang telah mengakui Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia pada tahun 1991. Tidak hanya bagi wisatawan , tetapi bagi umat Buddha yang ada di Indonesia maupun kawasan Asia , Candi Borobudur masih memiliki penting.
Candi Borobudur juga sering digunakan untuk upacara keagamaan. Umat Buddha misalnya , mereka sering menggunakan Candi Borobudur sebagai pusat kegiatan keagamaan saat hari Waisya. Oleh karena itu , saat hari Waisya Candi Borobudur sangat ramai dan dipenuhi pengunjung yang bukan hanya wisatawan tetapi umat Buddha Indonesia maupun Asia.
Leave a Comment