Berbicara mengenai merkantilisme, sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan penjelajahan samudera orang – orang Eropa pada abad ke 15. Tujuan penjelajahan samudra ini, yaitu untuk menyebarkan agama, mengumpulkan kekayaan, dan meraih kejayaan. Ketika orang – orang Eropa berhasil menemukan dunia timur yang kaya akan rempah – rempah, mereka berambisi untuk menguasai perdagangan. Satiap bangsa Eropa pada saat itu percaya bahwa semakin kaya suatu bangsa akan berkuasa terhadap tanah yang luas. Perkembangan pesat dalam perdagangan tersebut kemudian melahirkan paham merkantilisme yang dianut oleh negara – negara di Eropa yang berkembang dari abad ke 15 – abad ke 18. Tokoh – tokoh pemikir merkantilisme diantaranya Thomas Mun dan Sir James Stuart dari Inggris, Jean Baptiste Colbert dari Prancis dan Antonio Serra dari Italia.
Merkantilisme merupakan cara untuk mengatur kegiatan ekonomi melalui campur tangan pemerintah dalam pertumbuhan kapitalisme pada masa – masa awal Eropa memasuki abad pertengahan (modern). Cara yang digunakan dalam rangka memperkaya negara adalah dengan mengumpulkan kekayaan berupa emas dan perak. Negara yang banyak memiliki timbunan logam mulia dalam jumlah yang besar merupakan negara kaya dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kekuatan armada militernya.
Oleh karena itu, daerah jajahan diperas supaya menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan dijadikan pasar industri negara induk. Di Indonesia, Belanda memaksa penduduk menanam tanaman teh, tebu, kopi, tembakau, dan kina. Di India, Inggris memaksa penduduk menanam kapas. Sementara itu, Inggris melarang penduduk Amerika mengimpor barang – barang kecuali dari Inggris. Selain melakukan monopoli perdagangan, seringkali praktik merkantilisme melakukan perampasan terhadap daerah koloninya. Contohnya, prampasan emas Kerajaan Maya dan Aztec di Meksiko, serta Kerajaan Indian Inka di Peru oleh bangsa Spanyol. Makin maraknya politik merkantilisme di Eropa, pada kelanjutannya akan melahirkan persekutuan dagang, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia. Atas dasar inilah kemudian menimbulkan perebutan daerah koloni antarnegara Eropa.
Ciri – ciri merkantilisme :
- Peningkatan ekspor dengan menggunakan industri dalam negeri
- Penerapan bea masuk yang tinggi guna mencegah masuknya industri dari bangsa Eropa lain
- Hanya bahan mentah atau bahan baku yang diimpor dari wilayah jajahan
- Mencari wilayah jajahan untuk mencari kekayaan
Leave a Comment