Negara-negara yang baru merdeka merupakan calon potensial untuk menjadi sekutu negara-negara Blok Barat dalam konflik Perang Dingin melawan Blok Komunis. Berbeda dengan pandangan pemerintah Kennedy yang lebih menghargai keinginan negara-negara itu untuk bebas dari jerat persekutuan akibat polarisasi internasional pasca Perang Dunia II.

Secara umum , pemerintahan masa Kennedy mendukung negara-negara baru untuk bersikap netral dalam antagonisme internasional , sambil berharap dengan begitu akan terjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak , baik Amerika maupun negara-negara tersebut.

Alih-alih memusuhi negara-negara yang berposisi netral , pemerintah Kennedy berusaha memahami posisi mereka dan bekerjasama dengan mereka untuk memperkuat Barat dalam perjuangan melawan kubu Komunis. Sikap ini tercermin dalam pandangan Kennedy atas politik luar negeri Indonesia yang berpedoman bebas-aktif.

Sejarah Hubungan Kennedy dan Soekarno

Perlu anda ketahui , Presiden Amerika Jhon Fitzgerald Kennedy pada tahun 60 pernah memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno.

Kedekatan kedua kepala negara ini membuat beberapa pihak pada saat itu sirik , kemudian akhirnya kedua tokoh tersebut lengser. JFK julukan presiden AS tersebut meninggal karena dibunuh pada tanggal 22 November 1963. Sementara Soekarno lengser akibat adanya gejolak politik setelah 7 Jenderal tewas dalam pembunuhan tanggal 30 September 1965.

Dekatnya hubungan Soekarno dan Kennedy dibuktikan dengan kedua kepala negara saling berkunjung. Johon Kennedy pernah ke Indonesia pada tahun 1957 dalam kapasitasnya sebagai anggota Kongres A.S. Kunjungan tersebut membuatnya dapat memahami keinginan masyarakat Indonesia.

Catatan pribadi mengenai kunjungan tersebut mencerminkan pemahaman atas politik luar negeri netral yang dianut Indonesia. Dia menulis bahwa Indonesia “menapaki , atau sedang berusaha menapaki , jalan tengah yang netral” dalam ketegangan Perang Dingin.

Kemudian Soekarno juga pernah mengunjungi Amerika Serikat , tepatnya pada bulan Mei tahun 1956 , ini merupakan kunjungan resmi pertama kalinya Soekarno ke benua lain. Kunjungan ke Amerika sangat berkesan bagi Soekarno. Saat disana ia dikerubuti oleh 100 lebih wartawan yang ingin menanyainya.

Kennedy memahami bahwa Indonesia memiliki pengalaman pahit dengan Amerika , sebab ketika Perang Dunia Kedua berakhir para pejabat A.S. membiarkan Inggris dan Belanda kembali ke Indonesia. Amerika enggan mendukung Indonesia untuk merdeka dan membentuk pemerintahan sendiri.

Ada dua kelompok penasehat utama yang membantu Presiden Kennedy dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kelompok pertama bersikap anti Indonesia dan anti Presiden Soekarno , sedangkan kelompok yang kedua lebih menganut cara pendekatan yang positif terhadap Indonesia maupun pemerintahan Soekarno. Para penasehat pertama cenderung berpandangan “Eropa-sentris”.

Orang-orang dari kelompok tersebut mendasarkan pandangan mereka atas persahabatan yang sudah terjalin lama antara A.S. dan Belanda. Dasar lain adalah pentingnya posisi Belanda sebagai sekutu A.S. dalam pakta pertahanan NATO di Eropa Barat. Mereka juga curiga bahwa pemerintah Indonesia pro-Komunis , dan oleh karena itu tidak selayaknya mendapatkan dukungan Amerika.

Berbeda dengan yang pertama , kelompok penasehat yang kedua cenderung membela Indonesia. Menurut mereka , dukungan terhadap Indonesia itu penting guna mencegah ketidakstabilan politik yang dapat dimanfaatkan baik untuk kelompok komunis lokal dan komunis internasional.

Dengan maksud agar Indonesia tidak menjadi sumber krisis internasional baru yang akan menguntungkan Blok Komunis , mereka mengusulkan agar pemerintah Kennedy menjalankan kebijakan-kebijakan yang mendukung Indonesia , bahkan bila hal itu akan membuat Belanda merasa gerah.

Sumber : Buku “Indonesia Melawan Amerika , Konflik Perang Dingin 1953-1963” (Baskara T Wardaya , SJ)

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment