Tari Ma’randing merupakan tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Tarian ini umumnya hanya dipentaskan ketika sedang ada pemakaman besar (biasanya adalah orang dengan kasta tinggi). Dalam pertunjukannya para penari akan memakai pakaian perang tradisional dan membawa senjata. Secara mendasar Tari Ma’randing ini adalah sebuah tari perang atau tari partriotik.
Kata ma’randing pada tarian ini berasal dari kata randing yang artinya adalah mulia ketika melewatkan. Tarian ini menunjukkan kemampuan di dalam memakai sebuah senjata militer serta menunjukkan keteguhan hati dan juga kekuatan dari seseorang yang telah meninggal selama hidupnya. Tarian ini pada umumnya ditarikan oleh beberapa orang yang disetiap orangnya akan membawa pedang, perisai besar dan sejumlah ornamen. Setiap objek biasanya menyimbolkan beberapa makna tertentu, seperti perisai yang terbuat dari kulit kerbau atau bulalang menyimbolkan kekayaan, sebab hanya orang kaya sajalah yang mempunyai kerbau sendiri. Sedangkan Pedang (la’bo pinai, la’bo bulange, doke, la’bo todolo) menunjukkan kesiapan didalam berperang dan menyimbolkan keberanian.
Tari Ma’randing dilakukan dengan empat prinsip gerakan, yaitu:
- Komandan akan menginspeksi setiap anak buahnya serta senjatanya, hal ini menyimbolkan disiplin.
- Senjata diulur dan kemudian perisai ditarik ke belakang, hal ini menyimbolkan kesigapan atau kewaspadaan.
- Salah satu kaki diangkat sedangkan yang lainnya di tanah, hal ini menyimbolkan keteguhan hati.
- Para penari menari mundur ke belakang, sedangkan itu satu penari lainnya bergerak ke arah kanan dan yang lainnya ke arah kiri, hal ini menyimbolkan kesigapan.
Selama tarian ini berlangsung, para penari akan berteriak guna menyemangati satu sama lainnya selama pertempuran. Para penonton pun akan turut serta berteriak. Teriakan tersebut (peongli) terkadang bermacam-macam diberbagai tempat. Tarian ini umumnya hanya dilakukan diupacara pemakaman seorang anggota yang berani bangsawan lokal. Makna asli dari tarian ini yaitu guna menjaga desa serta melindungi para gadis muda dari tindakan penculikan oleh musuh dari desa tetangga.
Leave a Comment