Unsur Intrinsik Puisi – Pengantar

Jika mendengar istilah “karya sastra”, teman-teman pasti akan membayangkan karya bersifat imajinasi yang bisa tersaji dalam bentuk karangan bebas ataupun tulisan dengan permainan kata dan rima. Karangan bebas kerap disebut sebagai prosa dan terbagi dalam banyak jenis, mulai dari novel, novelet, hingga cerpen. Sementara itu, tulisan dengan permainan kata dan bunyi dikenal dengan istilah puisi.

6 unsur unsur intrinsik puisi

sumber gambar: mycutegraphics.com

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:

Kalimat Efektif

Majas

Semua karya sastra tentu memiliki unsur pembangunnya, yang di antaranya berupa unsur intrinsik. Namun, ternyata unsur intrinsik puisi maupun prosa cukup berbeda. Jika sebelumnya kita telah membahas unsur intrinsik yang membangun sebuah cerpen, kali ini kita akan membahas unsur intrinsik yang ada pada karya sastra berupa puisi.

2 Jenis Unsur Intrinsik Puisi

Secara umum, unsur intrinsik pada sebuah puisi dapat dibagi menjadi dua, yakni unsur batin dan unsur fisik. Berikut ini adalah ulasan mengenai kedua unsur intrinsik tersebut.

Unsur Batin

Unsur intrinsik yang satu ini sering disebut juga sebagai unsur isi dan mencakup permasalahan dan emosi yang terdapat pada karya sastra tersebut. Berikut adalah beberapa pembagian unsur batin dalam intrinsik sebuah puisi.

  1. Tema

Sepanjang apa pun puisinya, hanya terdapat satu tema yang dibicarakan. Yang dimaksud dengan tema di sini adalah persoalan ataupun ide utama yang disajikan dalam tulisan tersebut. Sebagai contoh, tema tentang negara, tema tentang cinta, ataupun tema tentang masalah sosial.

  1. Amanat

Selaras dengan tema, amanat dari sebuah puisi cenderung tidak berbeda jauh dengan tema yang sedang diperbincangkan di dalamnya. Sebagai contoh, ketika mendapati puisi tentang masalah sosial, mungkin saja di dalamnya terdapat amanat mengenai ajakan untuk mengurangi kesenjangan sosial yang semakin melebar.

  1. Emosi

Dibandingkan dengan prosa, karya sastra dalam bentuk puisi lebih jelas menyampaikan perasaan dari penulisnya. Perasaan tersebut dapat tertuang dalam karya puisinya dan dapat dirasakan oleh teman-teman ketika membacanya. Unsur intrinsik puisi berupa emosi ini biasanya juga menyangkut perasaan pengarang terhadap tema yang sedang dibicarakannya. Contohnya, ada perasaan marah ketika membicarakan korupsi atau ada perasaan sedih ketika membicarakan kemiskinan.

  1. Tonasi

Ketika menyampaikan perasaan dalam tulisan di puisi, pembaca dapat menangkap tonasi ataupun nada seperti apa yang sedang dipakai oleh penulis. Bisa saja walaupun kecewa, puisi tersebut dikarang dalam bentuk nada yang ringan, namun menyindir. Bisa juga kita menemukan puisi yang seakan mengajak kita untuk mengamini hal yang tertuang di dalamnya. Hal tersebut terjadi karena ada tonasi persuasif di dalamnya.

Unsur Fisik

Jika unsur intrinsik puisi berupa unsur batin lebih melihat kepada isi puisi, berbeda dengan unsur fisik yang merupakan unsur pembangun puisi secara struktur. Dalam unsur fisik ini, dapat ditemukan ciri khas sebuah puisi dibandingkan karya sastra berupa prosa.

  1. Diksi

Teman-teman mungkin merasa puisi terdengar lebih “nyastra” dengan kata-katanya yang tidak umum. Pemilihan kata-kata pada puisi tersebut termasuk dalam unsur intrinsik puisi berupa unsur fisik yang dikenal sebagai diksi.

  1. Gaya Bahasa

Tidak hanya bermain di pemilihan kata-kata, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang menggunakan majas ironi.

  1. Rima

Keunikan lain dalam sebuah puisi adalah ditemukannya kesamaan nada di beberapa bagian baris ataupun larik. Kesamaan nada atau bunyi tersebut disebut dengan istilah rima. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris. Rima yang kuat biasa dijumpai pada jenis-jenis puisi lama atau klasik. Sementara itu, puisi modern biasanya sudah tidak terlalu bermain rima.

  1. Tipografi

Puisi tidak hanya bermain di kata-kata, melainkan juga di bentuknya. Hal inilah yang dimaksud dengan tipografi, yaitu bentuk puisi secara kasat mata. Secara umum, mungkin teman-teman menemukan puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya.

Judul Artikel: Unsur Intrinsik Puisi

Kontributor:

Teodora Nirmala Fau, S.Hum.

Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

  1. Kalimat Majemuk
  2. Tajuk Rencana
  3. Penulisan Daftar Pustaka

Bagikan:

Leave a Comment