Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang sumber sejarah kerajaan Pajang berdasarkan bukti dan peninggalan yang ada. Apa gunanya mengetahui sumber sejarah kerajaan Pajang? Dengan mengetahui sumber-sumber sejarah kerajaan ini, maka dapat memperkuat kebenaran bahwasanya kerajaan ini benar-benar pernah ada dan berdiri pada masanya.
Sumber sejarah adalah salah satu kunci utama untuk menemukan fakta-fakta menarik dari sebuah kerajaan. Sumber sejarah kerajaan Pajang bisa berupa bangunan-bangunan peninggalan kerajaan yang masih kokoh maupun sumber tertulis berupa naskah. Beberapa sumber kerajaan ini telah kami rangkum, baik itu berupa peninggalan benda maupun sumber tertulis.
Berdasarkan sejarahnya, Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan Islam yang pernah berdiri di Jawa Tengah, oleh sebab itu Pajang disebut sebagai Kesultanan. Pusat kesultanan Pajang berada di Jawa Tengah. Menurut para ahli, kesultanan ini merupakan lanjutan dari Kerajaan Demak. Langsung saja, berikut ini sumber sejarah kerajaan Pajang dan penjelasannya.
Kerajaan Pajang
Beberapa sumber dibawah ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu sumber tertulis dan sumber berupa peninggalan bangunan-bangunan sejarah kerajaan Pajang. Berikut ini diantaranya :
1. Kitab Negarakretagama
Sumber pertama yaitu berasal dari kitab atau kakawin Negarakretagama yang merupakan kakawin Jawa Kuno karya Empu Pranca. Menrut Negarakretagama, pada masa ini adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit) yang bernama Dyah Nertaja merupakan penguasa Pajang dengan gelar Bhatara i Pajang atau disebut juga Bhre Pajang.
2. Naskah Babad
Sumber sejarah kerajaan Pajang dalam bentuk tulisan lainnya berasal dari naskah-naskah babad. Berdasarkan naskah babad, dijelaskan bahwa Negeri Pengging (nama kuno untuk wilayah yang sekarang menjadi Kab. Boyolali) merupakan cikal bakal Kerajaan Pajang.
3. Masjid Laweyan
Sumber sejarah kerajaan Pajang ketiga yaitu Masjid Laweyan. Masjid ini merupakan peninggalan kerajaan Pajang yang dibangun oleh raja pertamanya pada tahun 1546. Lokasi masjid Laweyan berada di Kampung Batik, Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Masjid ini sering disebut juga dengan nama Masjid Ki Ageng Henis.
4. Bandar Kabanaran
Bandar kabenaran merupakan bekas pusat perdagangan yang digunakan sebagai jalur penghubung lalu lintas perdagangan dari Pulau Jawa ke bandar-bandar besar di Nusupan. Lokasi bandar ini berada di tepi Sungai Bengawan Solo. Menurut para ahli, dulunya tempat ini tidak hanya digunakan untuk kegiatan perdagangan saja, namun juga sebagai tempat dakwah penyebaran agama Islam di wilayah Pajang.
5. Makam Bangsawan Pajang
Kompleks pemakaman bangsawan Kerajaan Pajang ini terletak tidak jauh dari Masjid Laweyan. Kurang lebih terdapat sekitar 20 makam di dalamnya, salah satunya adalah makam Ki Ageng Henis yang merupakan salah satu pendiri Kerajaan pajang. Makam ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah kerajaan Pajang, sehingga dapat menemukan fakta-fakta dan kebenaran tentang kerajaan ini.
6. Pasar Laweyan
Pasar laweyan merupakan pendorong utama aktivitas perdagangan di Bandar Kabanaran. Sampai saat ini, pasar laweyan masih digunakan sebagai tempat untuk melakukan transaksi perdagangan oleh masyarakat setempat. Namun sangat disayangkan, tidak ada sisa benda bersejarah yang dapat dijadikan bukti bagaimana sejarah berdirinya pasar tersebut.
Itulah 6 sumber sejarah kerajaan Pajang atau kesultanan Islam yang pernah berdiri di Jawa Tengah. Semoga informasi ini bermanfaat, apabila ada yang salah tolong dikoreksi. Kurang lebih kami mohon maaf. Baca juga sumber sejarah kerajaan lainnya. Terimakasih.
Sumber Referensi :
- Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara.
- H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
- Wikipedia
Leave a Comment