Sebutkan apa saja sumber sejarah kerajaan Kalingga? Kerajaan Kalingga atau dalam sumber berita China (Tiongkok) disebut dengan nama Ho-Ling adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu Budha yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke 6 masehi. Ibukota atau pusat kerajaan ini belum jelas, namun diperkirakan berada di wilayah antara Kab. Pekalongan dan Kab. Jepara. Untuk mengetahui lebih detail mengenai sejarah kerajaan Kalingga, maka dibutuhkan apa yang namanya sumber sejarah (bukti sejarah).
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas sumber sejarah kerajaan Kalingga dan penjelasannya secara lengkap, baik itu sumber dari dalam negeri maupun luar negeri. Kami telah mengelompokkan sumber sejarah atau bukti sejarah mengenai berdirinya kerajaan Kalingga dalam 3 bentuk, yaitu sumber lokal, sumber berita cina (Tiongkok) dan sumber berupa benda peninggalan sejarah.
Baca Juga :
Sumber sejarah kerajaan Kalingga lokal meliputi dari kisah lokal dan cerita Parahyangan. Kedua, sumber berita Tiongkok merupakan catatan-catatan dari dinasti Tang dan catatan I-Tsing. Ketiga, sumber berdasarkan peninggalan yang berhasil ditemukan, yaitu berupa candi dan prasasti. Langsung saja, berikut ini pembahasannya.
Candi Angin |
Kerajaan Kalingga
Catatan sejarah yang berkaitan dengan berdirinya kerajaan Kalingga dapat dimanfaatkan oleh para ahli sejarah dalam melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran akan keberadaan kerajaan ini. Dibawah ini sumber sejarah kerajaan Kalingga secara lengkap dan penjelasannya, meliputi :
Sumber Lokal
1. Cerita Parahyangan
Berdasarkan isi naskah cerita Parahyangan disitu dijelaskan asal usul Ratu Shima dan kaitannya dengan kerajaan Galuh. Keberadaan kerajaan Kalingga juga berkaitan dengan kerajaan Sunda, Mataram Kuno dan Sriwijaya.
Berdasarkan sumber lain mengenai kerajaan ini, bahwasanya pada tahun 752, Kalingga atau Ho-Ling menjadi daerah/wilayah taklukkan kerajaan Sriwijaya. Maka dari itu pada perkembangan selanjutnya kerajaan ini menjadi daerah perdagangan Hindu bersama dengan Tarumanegara dan Melayu.
2. Kisah Lokal
Salah satu sumber sejarah kerajaan Kalingga berupa sumber lisan adalah kisah lokal yang berkembang di wilayah Jawa Tengah bagian utara. Kisah ini bercerita tentang seorang ratu yang menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran tanpa padang bulu.
Ratu tersebut bernama Ratu Shima. Ia mendidik rakyatnya agar selalu jujur dan menghukum setiap kejahatan, contohnya pencurian. Pada suatu ketika seorang raja dari seberang ingin menguji kejujuran rakyat Kalingga dengan menaruh sekantung uang emas di persimpangan jalan.
Hingga beberapa tahun lamanya, tidak ada orang yang berani menyentuh kantung berisi uang emas tersebut. Namun, setelah 3 tahun, kantung tersebut disentuh oleh putera mahkota dengan kakinya. Kemudian demi menjunjung hukum, ia menjatuhkan hukuman mati kepada putranya tersebut.
Kemudian dewan menteri memohon kepada ratu untuk meringankan hukuman tersebut. Dewan mengusulkan hukuman diringankan, akhirnya kaki sang pangeran dipotong atas perbuatannya yang menyentuh barang bukan miliknya.
Berita Cina (Tiongkok)
Keberadaan kerajaan Kalingga atau Ho-Ling juga didapat dari zaman dinasti Tang dan dalam catatan I-Tsing. Berikut ini penjelasannya :
1. Berita dari Zaman Dinasti Tang
Dinasti Tang berlangsung pada tahun 618 hingga 906 masehi. Keterangan mengenai kerajaan Ho-Ling pada masa dinasti ini meliputi :
- Ho-Ling atau disebut Jawa lokasinya berada di laut selatan. Disebelah baratnya terdapat Pulau Sumatera, disebelah timur merupakan wilayah Po-Li (Pulau Bali) dan disebelah utaranya adalah Ta Hen La (Kamboja).
- Kerajaan Holing adalah penghasil emas, perak, kulit penyu, gading gajah, dan cula badak.
- Ibukota pusat pemerintahan Holing dikelilingi tembok yang dibuat dengan bahan tonggak kayu.
- Penduduk kerajaan Holing/Kalingga sudah mahir membuat minuman keras dan bunga kelapa.
- Raja Holing tinggal di bangunan besar bertingkat, singgasananya terbuat dari gading dan atapnya dari daun palem.
2. Catatan I-Tsing
Dalam catatan I-Tsing yang ditulis pada tahun 664 hingga 665 masehi, menyebutkan bahwasanya pada abad ke tujuh di tanah Jawa merupakan salah satu pusat pengetahuan agama Budha Hinayana.
Di wilayah Holing atau Kalingga terdapat pendeta China (Tiongkok) bernama Hwining. Pendeta tersebut merupakan penerjemah salah satu kitab agama Budha ke dalam bahasa Tionghoa. Dalam menjalankan tugasnya, ia bekerjasama dengan pendeta berasal dari Jawa bernama Janabadra.
Kita agama Budha yang dimaksud memuat cerita tentang Nirwana, namun cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana yang terdapat dalam agama Budha Hinayana.
Sumber Peninggalan Benda
Sumber sejarah kerajaan Kalingga selanjutnya berasal dari benda peninggalan sejarah yang berhasil ditemukan, yaitu prasasti dan candi. Berikut ini prasasti dan candi peninggalan kerajaan Kalingga dan penjelasannya.
Prasasti Peninggalan Kerajaan Kalingga
1. Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ditemukan di Desa Lebak, Kec. Grabeg, Kab Magelang, atau di lereng barat Gunung Merapi. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isi prasasti ini mengenai mata air bersih dan jernih, sumber air disini disamakan dengan Sungai Gangga di India. Selain itu, terdapat juga gambar kendi, cakra, bunga tratai, dan kapak yang merupakan hubungan antara manusia dan dewa-dewa agama Hindu.
2. Prasasti Sojomerto
Berbeda dengan prasasti pertama, prasasti Sojomerto menggunakan aksara kawi dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti ini ditemukan di Desa Sojomerto, Kec. Teban, Kab. Batang dan diperkirakan berasal dari abad ke tujuh. Isinya berkaitan dengan keluarga Dapunta Selendra.
Candi dan Situs Peninggalan Kerajaan Kalingga
1. Candi Angin
Candi ini ditemukan di Desa Tempur, Kec. Keling, Kab. Jepara, Jateng.
2. Candi Bubrah
Sama seperti candi Angin, candi ini juga ditemukan di Desa Tempur, Kec. Keling, Kab. Jepara, Jateng.
3. Situs Puncak Sanga Likur
Situs ini berada di Puncah Rahatawu Gunung Muria, lokasinya dekat dengan Kec. Keling. Pada situs ini terdapat 4 arca, yakni arca Batara Guru, Wisnu, Narada dan Togog. Selain 4 arca yang berhasil ditemukan, di tempat ini juga terdapat 6 tempat pemujaan yang tersebar dari bawah hingga menjelang puncak.
Tiap tempat pemujaan diberi nama berdeda satu sama lainnya, antara lain : Kamunoyoso, Pandu Dewonoto, Sekutrem, Jonggring Saloko, Abiyoso, dan Bambang Sakri.
Artikel Terkait :
Itulah 9 Kerajaan Kalingga dan Penjelasannya. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat dan berguna. Jika ulasan ini menarik, silahkan share juga ke teman-teman kalian. Kurang lebihnya kami mohon maaf, sekian terimakasih.
Sumber Referensi :
- IPS Terpadu Kelas VII SMP/MTs, Penerbit Galaxy Puspa Mega:Tim IPS SMP/MTs.
- Wikipedia
Leave a Comment