Guna memperjuangkan kemerdekaan bangsa Yugoslavia dari kerajaan Turki dan Kerajaan Austria-Hongaria, bangsa Slavia Selatan membentuk “Gerakan Serbia Raya” yaitu suatu gerakan yang mempersatukan bangsa Slavia Selatan diantaranya Serbia, Montenegro, Slovenia, Kroasia, Macedonia dan Bosnia-Herzegovina dibawah kepemimpinan Serbia. Gerakan ini mendapat dukungan dari Rusia dan setelah PD I selesai terbentuklah Kerajaan Yugoslavia pada tahun 1929 dan selanjutnya berkembang menjadi Republik Federasi Rakyat Yugoslavia pada tanggal 14 Januari 1953 dibawah kepemimpinan Presiden Joseph Broz Tito. Republik Federasi Rakyat Yugoslavia terdiri dari enam negara bagian diantaranya: Serbia, Montenegro, Kroasia, Slovenia, Macedonia dan Bosnia-Herzegovina serta dua daerah otonomi didalam Serbia yaitu Kosovo dan Vojvodina.
Ketika pemerintahan Presiden Broz Tito, terbentuk sistem politik satu partai (Partai Komunis) dan sistem ekonomi sentralis. Selain itu terbentuk juga Sistem Pertahanan Keamanan milisi yaitu sistem pertahanan nasional yang melibatkan enam negara federasi dan dua daerah otonom yang ada pada negara Yugoslavia. Pada tahun 1948, Yugoslavia melepaskan diri dari pengaruh Uni Soviet dan ingin melaksanakan faham komunisme sendiri. Pada tahun 1961, Yugoslavia ikut serta dalam pembentukan Konferensi Tingkat Tinggi Negara Non Blok. Pada tanggal 7 April 1963, Republik Rakyat Federal Yugoslavia berganti nama menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia dan mengangkat Joseph Broz Tito menjadi presiden seumur hidup.
Perang Saudara di Yugoslavia
Sejak meninggalnya Presiden Joseph Broz Tito pada tahun 1980, terjadi perang antar etnis. Hal tersebut disebabkan oleh :
- Keinginan bangsa Serbia mendominasi kekuatan Yogoslavia
- Isu primordialisme (sentimen antar etnis) yang didalangi oleh Serbia yang mendapatkan dukungan dari Macedonia
Pada tahun 1987, Slobodan Milosevic menginginkan Republik Federasi Sosialis Yugoslavia menganut faham sentralistik dibawah kekuasaan Serbia. Keinginan ini lantas ditentang oleh negara bagian lain. Kemudian pada tahun 1990, Serbia memproklamirkan Republik Serbia Raya sebagai pewaris dari bekas Yugoslavia. Tindakan ini mendapat respon dari wilayah lain dengan memisahkan diri dari Beograd. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi awal perang saudara Yugoslavia.
Pada tanggal 25 Juni 1991, etnis Kroasia dibawah kepemimpinan Franjo Tujman memproklamirkan kemerdekaan Kroasia. Peristiwa ini membuat Republik Serbia Raya marah dan memunculkan perang saudara antara Republik Serbia Raya dan Kroasia. Pada konflik ini terjadi perimbangan kekuatan diantara keduanya. Serbia mendapat bantuan dari Inggris, sedangkan Kroasia mendapat bantuan dari Jerman. Ditambah terjadinya proklamasi kemerdekaan Bosnia-Herzegovina pada tahun 1992, keduanya bersedia damai.
Disisi lain, pada tanggal 25 Juli 1991, etnis Slovenia yang berkiblat pada Eropa Barat serta etnis Macedonia yang beragam Kristen Ortodoks memproklamirkan diri dan memisahkan diri pada Republik Serbia Raya. Kemerdekaan kedua negara ini (Slovenia dan Macedonia) berlangsung secara damai tanpa adanya perang saudara dari para tetangganya. Berbeda dengan tetangganya, Bosnia-Herzegovina yang terdiri dari tiga etnis yaitu etnis Bosnia yang beragama Islam sebanyak 43,7%, etnis Kroasia yang beragama Kristen Ortodoks Timur sebanyak 31,4% serta etnis Kroasia yang beragama Katholik Roma sebanyak 17,3 % sedangkan sisanya berasal dari etnis lain yang diantaranya adalah bangsa Slavia Selatan yang berbahasa Serbo-Croat.
Pada bulan Januari 1992, Elijah Izetbegovic (Presiden) dan Haris Silajzic (Perdana Menteri) memproklamirkan kemerdekaan Bosnia Herzegovina. Kemerdekaan ini ditentang oleh Serbia yang didukung oleh Republik Serbia Raya, selanjutnya etnis Serbia membantai orang muslim Bosnia. Perang saudara tersebut semakin tidak menentu manakala terjadi perang segitiga.
Upaya Perdamaian di Daerah Bekas Yugoslavia
Pada mulanya perundingan perdamaian Boznia Herzegovina dilakukan pada tanggal 1 November 1995 di Dayton, Amerika Serikat. Kemudian dilanjutkan dengan Konferensi Internasional di Paris, Prancis pada tanggal 14 Desember 1995. Kesepakatan perdamaian ini kemudian ditandatangani oleh Elijah Izetbegovic, Presiden Kroasia Franjo Tujman dan Presiden Serbia Montenegro Slobodan Milosevic. Berikut ini adalah poin – poin perjanjian damai tersebut :
- Bosnia-Herzegovina tetap menjadi Negara Tunggal, namun kekuasaannya dibagi atas dua kesatuan federasi yakni Bosnia – Kroasia (51% wilayah Bosnia-Herzegovina) dan Serbia (41% wilayah dari Bosnia-Herzegovina)
- Ibukota Sarajevo menjadi kota terbuka dan berada di bawah federasi Bosnia Kroasia
- Wilayah kantong muslim Boznia, Gazarde akan berhubungan dengan Sarajevo melalui Koridor.
- Mengirimkan pasukan perdamaian PBB yakni UNPROFOR (United National Protection Forces) yang memiliki tugas memantau genjatan senjata di Bosnia.
- Melakukan pemilihan umum yang berlangsung pada 6-9 bulan setelah penandatanganan persetujuan Paris
Pada tanggal 14 September 1996, dilaksanakan pemilihan umum pertama yang diikuti sebanyak 29 partai politik, diantaranya berhasil memilih tiga orang tokoh presiden kolektif yaitu : Elijah Izetbegovic dari Bosnia, Momoilo Krajisnik dari Serbia dan Kresimir Zubak dari Kroasia.
Leave a Comment