Hasil – hasil temuan menunjukkan bahwa 3500 SM adalah tahun awal Peradaban Sumeria. Juga diakui bahwa peradaban Mesopotamia merupakan peradaban Sumeria itu sendiri. Karena peradaban Mesopotamia dibentuk oleh Sumeria, bangsa lain hanya memperkaya peradaban Mesopotamia yang telah dibentuk bangsa Sumeria.
Periode Ubaid (±5300 – 4000 SM)
Berdasarkan hasil temuan dan penelitian para ahli arkeologis, bangsa Sumeria pertamakali mendiami wilayah Ubaid (Al-Ubaidi, Irak, sekarang), antara 5300 – 4000 SM, oleh karena itu masa ini dinamakan Periode Ubaid. Inilah masa prasejarah Mesopotamia. Pada masa ini, bangsa Sumeria tinggal dalam pemukiman – pemukiman besar serta memiliki kemampuan – kemampuan seperti membangun jaringan – jaringan kanal yang luas untuk mendukung kegiatan pertanian, membuat bangunan (rumah) dari bata lumpur berbentuk empat persegi panjang, menyamak kulit, membuat tembikar warna – warni, dan membuat sabit dari tanah liat yang dibakar dengan api yang sangat panas. Pada periode ini mereka sudah bisa membuat roda dari tanah liat.
Sebagian besar bangsa Sumeria awal merupakan para petani, namun ada juga yang beternak dan menjadi nelayan. Ternak – ternak mereka konon digembalakan hingga wilayah Turki di utara dan Pegunungan Zagros (wilayah Iran sekarang) di selatan.
Periode Uruk (±5300-4000 SM)
Periode selanjutnya adalah Periode Uruk (± 4000 – 3100 SM). Periode ini ditandai dengan munculnya kehidupan urban (kota) di Mesopotamia dalam bentuk munculnya negara – negara kota dan organisasi pemerintahan. Hal ini dapat diketahui dari ditemukannya mangkuk tanah liat yang diproduksi masal. Penggunaan cap silinder telah dikenal pada periode ini. Pada akhir periode ini, muncul bentuk awal huruf kuneiform atau huruf paku berbentuk gambar (piktograf).
Contoh tulisan kuneiform |
Periode Jamdet Nasr (±3100-2900 SM)
Pada periode ini, bangsa Sumeria sudah mampu membuat tembikar berglasir monokrom dan polikrom. Selain geometris, desainnya figuratif dengan tampilan gambar pohon dan binatang seperti burung, ikan, kambing, kalajengking dan ular. Tembikar ini sangat jarang ditemukan, dan terutama hanya ditemukan pada bangunan – bangunan besar yang terletak di wilayah pusat pemukiman, yang dimungkinkan tembikar ini dimiliki oleh orang – orang berstatus tinggi. Selain tembikar, kuneiform juga mengalami perkembangan yang pada awalnya berbentuk piktograf (berbentuk gambar), pada Periode Jamdet Nasr telah dikembangkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan abstrak. Pada awalnya, kuneiform hanya digunakan sebagai pencatatan hasil panen, barang – barang, dan binatang piaraan, pada periode dinasti (Kerajaan Sumeria) kemudian kuneiform digunakan sebagai tulisan resmi dalam pemerintahan -termasuk untuk menulis daftar raja – raja yang memerintah – kegiatan ritual, distribusi pangan, dan lain – lain.
Contoh surat menggunakan kuneiform |
Bangunan – bangunan tersentralisasi, pada salah satu kuneiform yang ditemukan menunjukkan tentang tata kehidupan bersama, dan segel atau cap berbentuk silinder yang ditemukan di Situs Jamdet Nasr yang menunjukkan pemukiman yang sangat terorganisasi. Diperkirakan telah ada semacam “pemerintahan pusat” yang mengatur semua aspek kehidupan ekonomi, dari bidang kerajinan, pertanian hingga penghitungan panen. Sistem pertanian mengandalkan pertanian subsisten atau hanya mencukupi kebutuhan penggembalaan ternak seperti kambing dan biri – biri, serta perdagangan menggunakan sistem barter dalam skala kecil. Dengan hasil yang melimpah, bangsa Sumeria pada tahun 3000 SM berhasil mendirikan 12 kota besar, semacam negara kota, diantaranya Ur, Uruk, Lagash, Nippur, Girsu dan Eridu. Nippur dan Girsu dikenal sebagai kota keagamaan.
Negara – negara kota ini selanjutnya berkembang semakin kompleks dan maju. Pada perkembangannya muncul pemimpin semi-raja yang disebut ensi atau penguasa negara – negara kota yang diwariskan secara turun temurun. Disisi lain, pemanfaatan irigasi dilakukan secara maksimal sehingga seringkali terjadi surplus pangan. Bangunan – bangunan besar juga banyak didirikan.
Pada sekitar tahun ±2600 SM, negara kota seperti Kish, Ur, Uruk, Lagash dan Nippur paling menonjol jika dibandingkan dengan negara kota lainnya. Penguasan dari negara – negara kota ini kemudian saling memperebutkan pengaruh (hegemoni) dan berambisi menjadi pemimpin bangsa Sumeria. Dari siniliah kemudian muncul dinasti awal Sumeria yakni penguasa negara kota yang menjadi raja dan menjadikan negara – negara kota yang kalah menjadi bawahannya. Perlahan – lahan, system kerajaan pun terbentuk. Raja – raja bangsa Sumeria silih berganti hingga pada masa pemerintahan Raja Lugal-Zage-Si dari Uruk (±2350-2330 SM), Sumeria dikuasai Akkadia dibawah penaklukan Raja Sargon Agung yang memerintah Sumeria ±2330 – 2275 SM.
Leave a Comment