.daftarisi { padding:10px; background:#434A54; color:#fff; border-radius:0px 0px 5px 5px; } .juduldaftarisi { padding:10px; background:#656D78; color:#fff; border-radius:5px 5px 0px 0px; font-weight: bold; text-align: center }
Cilacap adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang letak geografinya berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Cilacap sendiri adalah merupakan daerah pertemuan antara kebudayaan Jawa Banyumasan dengan kebudayaan Sunda (Priyangan Timur). Cilacap mepunyai berbagai macam budaya yang unik dan juga khas, salah satunya yaitu budaya membatik.
Daftar Isi
Menurut cerita, seni batik di Cilacap berawal dari kaum bangsawan yang datang ke Maos pada sekitar abad ke 18, dimana batik tulis Maos ini sendiri merupakan karya warisan dimasa Pangeran Diponegoro. Sejak saat itulah, seni batik tulis ini mulai diperkenalkan dan sampai saat ini dikenal dengan batik tulis bernama Maos.
Dahulu, motif batik Maos terinspirasi dari tanaman muntul atau ubi jalar. Di dalam perkembangannya, beragam jenis tumbuhan di Maos menjadi dasar dalam pembuatan motif batik, seperti motif Sidomukti, Parang Angkik, dan Rujak Sente. Selain itu, motif lainnya yang dikenal di Cilacap yakni seperti motif lung sakheti (sejuta). Motif Lung sendiri berasal dari lekukan ranting-ranting yang ada di pohon. Corak batik Maos yang umumnya bertemakan tumbuh-tumbuhan, dikarenakan sebagian besar masyarakat Maos bermata pencarian sebagai petani, dimana kegiatan membatik ini menjadi kegiatan selingan sembari menunggu musim panen tiba.
Batik Maos merupakan seni membatik perpaduan antara corak batik Yogyakarta dengan batik pantai utara. Warna dasar batik ini memanglah gelap, tetapi terkadang tiba-tiba terdapat warna cerahnya. Corak dari batik Maos cenderung lebih variatif bila dibandingkan dengan batik Yogyakarta, dimana batik maos terkadang ada motif yang ditumpuk dan juga diberi variasi lain.
Seperti halnya motif batik di daerah lain, batik Cilacap juga mempunyai ciri khasnya tersendiri, yaitu mempunyai pilihan warna klasik seperti warna hitam, coklat, putih, dan warna-warna berani lainnya (biru, hijau, atau kuning). Untuk motif sendiri, umumnya terinspirasi dari lingkungan sekitar, seperti motif binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya yang berasal dari alam.
Batik Cilacap sangat erat kaitannya dengan kedatangan Pangeran Diponegoro dan juga para pasukannya ke wilayah Banyumas, termasuk Cilacap dan khususnya Maos sendiri. Oleh sebab itu motif-motif pada batik Maos umumnya mempunyai makna yang berkaitan dengan siasat ataupun sandi perang. Selain itu, batik maos juga mempunyai motif yang bercorakan tumbuh-tumbuhan seperti motif cebong kumpul yang mempunyai makna supaya pasukan berkumpul serta merapatkan barisan untuk bersiap menghadapi musuh, dimana dalam makna yang lebih luas lagi bahwa motif ini memberi makna arti pentingnya sebuah persatuan.
Selain itu, beberapa motif Maos yang mempunyai makna adalah seperti motif kembang ambring, dimana motif ini bermaknakan pesan persatuan, yaitu bersatu didalam menghadapi musuh. Motif lar buntal, motif ini mempunyai makna misi pembagian wilayah (pembagian tugas yang rata). Motif cuplik pring atau cebong kumpul, motif ini mempunyai makna yaitu penempatan pasukan, kode jika disitu merupakan tempat berkumpulnya beberapa para pasukan yang siap. Motif andaindi, motif ini mempunyai makna tingkatan dalam tugas ataupun struktur, organisasi, pemerintahan atau pembagian wewenang. Motif blarak sineret, motif ini mempunyai makna kebersamaan, kemenangan didalam perjuangan yang tidak hanya dicapai oleh salah satu pihak atau orang saja, melainkan ada pihak lain yang juga turut andil didalamnya. Motif rujak sente, mempunyai makna yaitu pemimpin harus tegas, padat, dan juga bermakna.
Dalam perkembangannya, batik tulis tradisional khas Cilacap ini cukup diminati para kolektor, baik itu para kolektor batik dari di Asia Tenggara, Korea, Jepang dan juga Eropa. Saat ini produk tersebut bahkan telah bisa ditemui di Toohool Boutiq, Julia Van Causal Boutiq, Sossumi Boutiq di London, dan sejumlah butik di Belanda.
Tags:
Leave a Comment