1. Siraman: Membersihkan diri menjelang “acara” besar
Sebelum memulai upacara pernikahan, biasanya para pengantin melakukan akan melakukan prosesi siraman dari kata siram atau mandi. Hal tersebut dimaksudkan untuk membersihkan diri dari kedua mempelai pengantin sebelum melakukan upacara yang sakral. Dalam prosesinya terdapat 7 orang yang akan menyiramkan air kepada para calon pengantin. Dalam bahasa jawa, kata tujuh disini yaitu “pitu”, dimana pitulungan atau pertolongan kepada para calon pengantin.
2. Midodareni: Simbol malam yang baik untuk bersilaturahmi
Silaturahmi diantara kedua keluarga besar yakni keluarga dari calon mempelai pria akan berkunjung ke rumah calon mempelai wanita. Malam Midodareni biasanya akan diadakan semalam sebelum dilaksanakannya upacara pernikahan di keesokan harinya. Malam Midodareni ini sendiri merupakan malam yang dianggap sebagai malam yang sangat baik dan juga dimaknai sebagai malam turunnya para bidadari.
3. Injak Telur: Dimaknai harapan dan lambang kesetiaan
Dalam prosesi telur dimaknai sebagai harapan supaya para pengantin mempunyai keturunan yang merupakan sebuah tanda cinta kasih diantara mereka berdua. Setelah menginjak telur, kemudian si pengantin wanita akan membasuh kaki dari si pengantin pria dimana hal ini merupakan lambang dari kesetiaan seorang istri terhadap suaminya.
4. Sikepan Sindur: Tali kasih yang erat dan tidak terpisahkan
Prosesi Sikepan Sindur biasanya akan dilakukan setelah prosesi injak telur, dimana didalam prosesi ini sang ibu akan membentangkan sindur atau kain kepada kedua mempelai dan lalu membawanya berjalan menuju ke tempat pelaminan. Bagian prosesi ini melambangkan sebuah harapan dari orang tua supaya kedua mempelai akan selalu erat sebab sudah dipersatukan. Sang ayah kemudian akan menuntun kedua mempelai tersebut dengan berjalan memegang sindur tersebut.
5. Pangkuan: Berbagi kasih yang adil
Dalam prosesi pangkuan kedua mempelai akan duduk di pangkuan sang ayah dari mempelai wanita. Pengantin wanita akan duduk disebelah paha kiri ayah dan kemudian pengantin laki-laki disebelah kanan dari paha ayah. Bagian prosesi pangkuan ini menunjukkan jika kelak nanti kedua mempelai sudah mempunyai keturunan, maka diharapkan untuk bisa saling berbagi kasih sayang secara adil seperti halnya si ayah. Bagian ini juga mempunyai makna menimbang, dimana tidak ada perbedaan kasih sayang diantara anak dan menantu.
6. Kacar Kucur: Lambang dari kesejahteraan dalam rumah tangga
Dalam prosesi kacar kucur mempelai pria akan mengucurkan sebuah kantong yang berisikan biji-bijian, beras kuning, dan uang receh ke pangkuan mempelai wanita. Hal tersebut bermakna bahwa tugas dari suami yaitu mencari nafkah dan kemudian sang istri yang mengelolanya. Bagian ini adalah lambang dari kesejahteraan di dalam berumah tangga.
7. Dulang-dulangan: Saling menolong dan rukun
Ada juga bagian prosesi yang disebut dengan “Dahar Klimah” atau “dulang-dulangan (suap-menyuapi)”. Dalam prosesi ini kedua mempelai akan saling menyuapi sebanyak 3 kali. Makna dari prosesi ini adalah mempunyai harapan supaya kedua mempelai selalu hidup rukun dan juga saling tolong menolong didalam menempuh hidup baru sebagai anggota keluarga.
8. Sungkeman: Bakti pada orangtua atau sesepuh
Sungkeman adalah sebagai bukti atau bentuk penghormatan terhadap orang tua dan juga sesepuh. Sungkeman ini biasanya dilakukan kepada orang tua dan kemudian diteruskan kepada para sesepuh yang lainnya. Prosesi ini adalah hal yang tentunya sangat ditunggu-tunggu oleh kedua para pengantin dalam mendapatkan restu dari orang tua didalam menjalani kehidupan yang baru dan bersama pasangan.
9. Janur kuning: Harapan untuk mendapatkan cahaya yang baik
Pastinya kita sering mendengar kata janur kuning ya. Janur kuning didalam adat jawa adalah sebuah gerbang untuk memasuki sebuah resepsi pernikahan. Janur “Jalarane Nur” yang maknanya adalah supaya pernikahan tersebut mendapatkan sebuah cahaya atau sebuah pencerahan untuk menjadi rumah tangga yang baru. Janur Kuning ini sendiri juga dimaksudkan untuk menandai bahwa sedang adanya sebuah acara dan menyingkirkan hal-hal yang tentunya tidak diinginkan terjadi.
10. Kembar mayang: Makna akan setiap harapan baik itu untuk rumah tangga nanti
Rangkaian janur, daun, dan juga ornamen-ornamen lainnya juga mempunyai makna yang berbeda-beda. Ada ornamen janur yang dibentuk menyerupai senjata keris yang bermakna para pengantin harus pandai dan juga berhati-hati serta bijaksana di dalam menjalani sebuah kehidupan. Ada juga ornamen binatang burung yang melambangkan sebuah motivasi yang tinggi di dalam menjalani kehidupan
11. Tarub: Kemakmuran dan harapan
Tanda untuk menunjukkan jika keluarga sedang mengadakan sebuah acara dan juga keluarga yang mempunyai hajatan tersebut akan mempunyai hak-haknya. Umumnya, pihak keluarga tersebut akan diberikan jalan, tarub ini sendiri berisikan berbagai macam tumbuhan yang masing-masingnya mempunyai makna tersendiri. Tarub sendiri memiliki lambang kemakmuran dan juga harapan untuk keluarga baru.
Leave a Comment