.daftarisi { padding:10px; background:#434A54; color:#fff; border-radius:0px 0px 5px 5px; } .juduldaftarisi { padding:10px; background:#656D78; color:#fff; border-radius:5px 5px 0px 0px; font-weight: bold; text-align: center }
Di seluruh dunia, Pulau Bali dikenal dengan julukan Pulau Dewata. Julukan tersebut diberikan bukan tanpa alasan. Selain dikarenakan keindahan panorama alamnya yang nyaris seperti surga, julukan pulau dewata tersebut diberikan juga karena masyarakat Pulau Bali sangat kuat di dalam memegang erat kebudayaan para leluhurnya. Meskipun ratusan ribu orang datang untuk berkunjung disetiap tahun, masyarakat Pulau Bali tidak pernah mengenal yang namanya percampuran kebudayaan. Kebudayaan bali yang murni tetap lestari sampai saat ini, hal itu dibuktikan dengan salah satu dari eksistensi pakaian adat Provinsi Bali yang terus dipakai oleh masyarakatnya di dalam peribadatan maupun aktivitas sehari-hari.
Pakaian adat Bali umumnya memang dipakai hanya pada saat sembahyang oleh para pemeluk agama hindu di Bali. Meskipun demikian, dalam aktivitas sehari-hari tidak jarang juga menemukan orang-orang bali yang memakai pakaian adat ini. Tidak ada nama khusus dari pakaian adat Provinsi Bali. Oleh sebab itu, ketika banyak orang luar menanyakan mengenai hal ini, masyarakat Bali pun pada umumnya akan kebingungan. Mereka hanya akan menyebut pakaian adat yang dipakainya dengan nama “pakaian adat Bali”. Nah seperti apakah pakaian adat tersebut? berikut ini penjelasannya.
1. Pakaian Adat Bali Pria
Secara umum para pria Bali akan memakai pakaian adat yang terdiri dari beberapa aksesoris dan diantaranya adalah ikat kepala (udeng), kampuh (saput), baju, kamen, dan selendang pengikat (umpal).
A. Udeng (Ikat Kepala)
Salah satu yang sangat khas dari pakaian adat pria Bali ini adalah adanya perlengkapan bernama udeng. Udeng sendiri merupakan sebuah penutup kepala dari kain yang dipakai untuk ibadah dan juga untuk aktivitas sehari-hari. Untuk acara ibadah dan acara keagamaan, udeng yang dipakai biasanya udeng berwarna putih, sedangkan untuk aktivitas sehari-hari biasanya memakai udeng bermotif batik. Bentuk udeng yang sangat unik dengan adanya simpul pada bagian tengah depan menyimbolkan bahwa para pemakainya harus bisa berpikir secara jernih dan memusatkan pikiran ketika beribadah.
B. Baju
Baju atau atasan yang dipakai di dalam perlengkapan pakaian adat Bali yaitu sebuah baju tertutup yang modelnya menyerupai baju safari. Meskipun demikian, pada prinsipnya baju yang dipakai tidak mempunyai aturan khusus, yang terpenting adalah bersih, rapi, dan sopan.
C. Kamen
Pria bali tidak memakai celana sebagai bawahan. Fungsi dari celana diganti dengan kamen atau sebuah kain sepanjang 2 meter dengan lebar 1 meter. Kain ini diikatkan dibagian pinggang secara melingkar dari kiri ke kanan. Ikatan tersebut melambangkan sebuah darma, sedangkan penggunaan tepi bawahnya harus sejengkal dari telapak kaki dengan disertai ujung lancip yang menghadap ke arah bawah menyentuh tanah, hal ini melambangkan bentuk penghormatan kepada ibu pertiwi.
D. Saput (Kampuh)
Setelah kamen dipakai, terdapat 1 lagi kain penutup pada bagian bawah yang harus dipakai. Kain tersebut bernama saput atau kampuh. Saput ini diikatkan dibagian pinggang secara melingkar berlawanan dengan arah jarum jam. Saput ini merupakain kain berdesain klasik yang lebih sering digunakan ketika ibadah atau acara keagamaan. Tujuan dari penggunaannya sendiri adalah untuk menutupi lekuk tubuh dan aurat.
E. Umpal (Selendang Pengikat)
Untuk menguatkan kamen dan juga saput, dipakai selendang kecil berwarna kuning yang bernama umpal. Ikatan yang dipakai adalah ikatan dengan simpul hidup yang diletakan dibagian sebelah kanan. Cara mengikat tersebut mengandung sebuah arti bahwa pria bali harus bisa mengendalikan semua hal buruk dari segala aktivitasnya.
F. Aksesoris Lainnya
Pada dalam acara tertentu seperti acara pernikahan, pakaian adat Provinsi Bali untuk pria juga dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris lainnya seperti baju kemeja, jas, keris, dan alas kaki.
2. Pakaian Adat Bali Wanita
Sama halnya dengan pakaian adat Provinsi Bali pria, pakaian adat Provinsi Bali untuk wanita juga sarat dengan nilai-nilai filosofis dalam keagamaan. Pakaian tersebut terdiri dari beberapa aksesoris yakni kebaya, kamen, bulang pasang, sanggul, senteng atau selendang, dan bunga sebagai penghias rambut.
A. Kebaya
Atasan yang dipakai pada pakaian perempuan adat Provinsi Bali adalah kebaya dengan motif yang sederhana dan berwarna cerah. Pemilihan kebaya dinilai bisa menonjolkan sisi keanggunan dan kecantikan wanita Bali. Adapun di dalam keperluan ibadah, kebaya yang dipakai haruslah sopan dari sisi bentuk atau desain, rapi dan bersih.
B. Kamen
Untuk bagian bawahan, wanita bali biasanya juga dilengkapi dengan sebuah kamen. Kamen dipakai untuk menutupi tubuh pada bagian bawah sampai sebatas 1 telapak tangan dari lutut. Batasan tersebut diatur supaya wanita Bali leluasa di dalam bergerak melangkah dan juga berjalan, tetapi tetap terlihat sopan dan anggun.
C. Selendang (Senteng)
Wanita Bali biasanya juga akan memakai selendang atau senteng yang disampirkan dibagian bahu. Pemakaian selendang tersebut memiliki makna filosofis bahwa wanita Provinsi Bali haruslah ingat akan ajaran darma dan juga siap mendidik putra putrinya kelak supaya patuh kepada orang tua.
D. Bulang Pasang
Untuk menguatkan ikatan kamen, maka digunakanlah sebuah selendang kuning bernama “bulang pasang” yang kemudian diikatkan di pinggang. Pemakaian selendang bulang pasang tersebut di dalam pakaian adat Bali wanita mempunyai makna filosofis supaya wanita Bali bisa menjaga rahimnya dan mengendalikan tingkah lakunya dari segala macam keburukan.
E. Sanggul
Bagi wanita Bali, penataan rambut beserta dengan hiasannya mempunyai aturan khusus. Sedikitnya terdapat 3 jenis gaya tata rambut atau sanggul yang bisa dipakai mereka, yakni pusung gonjer, pusung kekupu, dan pusung tagel. Pusung gonjer sendiri dikhususkan bagu wanita yang masih lajang (belum menikah), sedangkan pusung tagel dikhususkan bagi wanita yang telah menikah, sementara pusung kekupu atau pusung podgala hanya dikhususkan bagi wanita yang menyandang status janda.
F.
Dalam mempercantik diri dan sebagai sarana ibadah, wanita adat Provinsi Bali pada umumnya juga akan menelipkan setangkai bunga dibagian telinga atau rambutnya. Bunga yang dipilih biasanya adalah bunga cempaka putih, bunga cempaka kuning, dan atau bunga kamboja.
Leave a Comment