Kerajaan Terindah Di Indonesia ~ ebelum terbentuknya negara Republik Indonesia, wilayah ini merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa kerajaan dengan Istana Kerajaan Terindah yang hingga ketika ini masih berdiri walaupun sudah berusia ratusan tahun. Seperti Istana Maimun di Sumatera Utara, Istano Baso di Sumatera Barat atau Keraton Ngayogyakarta di Yogyakarta.
Sebagian istana ini masih dipakai sampai kini dan sebagian lainnya dijadikan museum oleh pemerintah setempat atau keluarganya. Berikut 10 Istana Kerajaan Terindah Di Indonesia ini masih berdiri kokoh sampai ketika ini.
Istana Maimun, Sumatera Utara
Istana Maimun ialah sebuah istana peninggalan Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan putra sulung pendiri Kota Medan, Sultan Mahmud Perkasa Alam. Istana yang dibangun pada tahun 1888 ini di desain oleh seorang arsitek asal Italia.
Istana seluas 2.772 meter persegi mempunyai 30 ruangan dengan desain yang unik yang mewariskan unsur-unsur kebudayaan melayu dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Belanda. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pntu dan jendela yang lebar dan tinggi tetapi ada pula beberapa pintu yang menunjukkan efek dari Spanyol. Pengaruh Islam ada pada keberadaan lengkungan (arcade) bab atap dengan tinggi sekitar 5 – 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat terkenal di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Istano Baso, Tanah Datar, Sumatera Barat
Istano Baso dikenal juga sebagai Istana Pagaruyung terletak di Kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini bersama-sama replika dari yang asli yang terletak di atas Bukit Batu Patah dan terbakar sampai habis pada kejadian berdarah yang terjadi pada tahun 1804. Istana tersebut lalu dibangun kembali namun kmbali terbakar pada tahun 1966 akhir petir yang menyambar puncak istana.
Proses pembangunan kembali Istano Baso dilakukan dengan peletakan Tunggak Tuo (Tiang Utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu Bapak. Harun Zein. Bangunan gres ini tidak didirikan di tempat yang lama tetapi di lokasi yang gres di sebelah selatan dari Istano Baso yang terbakar.
Istana Siak Sri Inderapura, Riau
Istana Siak Sri Inderapura merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang dibangun pada tahun 1889 pada masa pemerintahan Sultan Syari Hasyim. Istana yang selesai dibangun pada tahun 1893 merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura sebuah Kerajaan Melayu Islam yang pernah berdiri di Indonesia yang pada masanya muncul sebagai sebuah kerajaan laut yang berpengaruh serta menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Istana yang dijuluki sebagai “Istana Matahari Timur” terletak di Kabupaten Siak sehabis proklamsi kemerdekaan Republik Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia.
Istana Kuto Lamo, Palembang, Sumatera Selatan
Istana Kuto Lamo dibangun oleh Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo bin Sultan Muhammad Mansyur Jayo Inglago merupakan salah satu Istana Kerajaan Terindah Di Indonesia yang masih berdiri kokoh sampai ketika ini. Istana ini dipakai oleh sultan-sultan Palembang Darussalam sebelum dibangunnya Istana Kuto Anyar di dalam Benteng Besak Kuto Anyer. Selanjutnya Kuto Kecik ini dibongkar oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dan dibangun menjadi Rumah Residen Belanda.
Saat ini Istana Kuto Lamo dijadikan sebagai Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA) Sumatera Selatan pada masa Revolusi Fisik Pertempuran Lima Hari Lima Malam (1 Januari sampai 5 Januari 1947).
Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat
Keraton Kesepuhan Cirebon yang didirikan pada tahun 1452 oleh Pangeran Cakrabuana ialah salah satu Istana Kerajaan Terindah paling terawat di Cirebon. Makna disetiap sudut arsitektur keraton inipun terkenal paling bersejarah. Halaman depan Istana Kasepuhan Cirebon ini di kelilingi oleh tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya.
Keraon ini mempunyai museum yang cukup lengkap, berisi benda-benda pusaka dan lukisan-lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan ialah Kereta Singa Barong yang merupakan Kereta Kencana Sunan Gunung Jati. Saat ini kereta ini sudah tidak dipergunakan lagi namun setiap tanggal 1 Syawal kereta ini dikeluarkan untuk dibersihkan.
Bagian dalam dari Keraton Kasepuhan Cirebon terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih yang didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana Raja yang mempunyai sembilan kain berwarna di latar belakangnya yang melambangkan sosok Walisongo.
Keratom Surakarta, Solo, Jawa Tengah
Keraton Surakarta atau Keraton Surakarta Hadiningrat ialah istana kesultanan Surakarta yang didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1744 sebagai pegganti istana atau keraton Kertasura yang porak poranda akhir Geger Pecinan pada tahun 1743.
Keraton Surakarta merupakan salah satu istana termegah pada zamannya. Salah satu arsitek istana ini ialah Pangeran Mangkubumi (kelak bergelar Sultan Hamengkubuwono I ) yang juga menjadi arsitek utama Keraton Ngayogyakarta.
Oleh lantaran itu tidaklah mengherankan bila pola dasar tata ruang kedua keraton tersebut banyak mempunyai persamaan umum. Keraton Surakarta sebagaimana yang disaksikan kini ini tidaklah dibangun serentak pada tahun 1744 – 1745 namun dibangun secara sedikit demi sedikit dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang sempurna sama dengan awalnya. Pembangunan dan restorasi secara besar-besaran terakhir dilakukan oleh Susuhunan Pakubuwono X yang bertahta pada tahun 1893 -1939. Sebagian besar Keraton Surakarta berwarna putih dan biru dengan arsitektur gaya gabungan Jawa-Eropa.
Saat ini Keraton Surakarta dijadikan salah satu objek wisata Kota Solo. Sebagin besar komplek keraton dijadikan museum yang menyimpan banyak sekali koleksi milik kasunanan termasuk banyak sekali pertolongan dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton dan gamelan. Dari segi bangunannya Keraton Surakarta merupakan salah satu pola arsitektur istana jawa tradisional terbaik dan termegah di Pulau Jawa.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, D.I Yogyakarta
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta yang masih dipakai sampai kini sebagai tempat kediaman Sultan bersma keluarganya.. Istana Megah yang terletak dikota Yogyakarta ini merupakan salah satu Istana Termegah yang ada di Indonesia.
Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon merupakan bekas sebuag pesanggrahan yang berjulukan Garjitawati. Pesanggrahan ini dipakai sebagai tempat peristirahatan iring-iringan mayat raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Sementara vesri lainnya menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan yang ada ditengah Hutan Beringan. Sebelum menempat Keraton Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang kini termasuk wilayah Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan memiliki tujuh komplek inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara) Sri Marganti, Kedaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan) dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraon Yogyakarta mempunyai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupub benda-benda kuno dan bersejarah.
Puri Agung Singaraja, Buleleng, Bali
The Royal Palace Singaraja atau sering juga disebut dengan Puri Agung Singaraja atau Puri Gede dibangun oleh raja pertama Kerajaan Den Bukit , Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti pada 30 Maret 1604. Beliau ialah putra dari Dalem Sagening, Raja Bali Dwipa yang beristana di Puri Gelgel, Klungkung.
Raja Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti lalu membangun istananya yang gres sekitar 5 kilometer sebelah tenggara Desa Panji yang diberi nama Sukasada pada tanggal 30 Maret 1604. Kemudian Ia membangun purinya yang ketiga di Tegalan Jagung Gembal sekitar 1,5 kilometer utara Sukasada yang diberi nama Singaraja yang dikenal juga dengan sebutan Puri Buleleng dan dikembangkan oleh cucu dia Ki Gusti Anglurah Pandji Bali. Pui Singaraja merupakan cikal bakal kota yang dikenal kini dengan Ibukota Kabupaten Buleleng.
Istana Dalam Loka, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Rumah Istana Sumbawa atau Istana Dalam Loka merupakan Istana Kerajaan Terindah peninggalan bersejarah dari kerajaan yang berlokasi di kota Sumbawa Besar. Dalam Loka dibangun pada tahun 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III (1883-1931) untuk menggantikan bangunan-bangunan istana yang telah dibangun ditanah tersebut sebelumnya alasannya ialah sudah lapuk dimakan usia bahkan ada yang hangus terbakar. Istana-istana tersebut diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia.
Istana Dalam Loka mempunyai luas sekitar 696.98 meter persegi dengan 2 bangunan kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 tiang pendek (tiang guru) yang terbuat dari Pohon Cabe.Secara keseluruhan jumlah tiang penopang ialah 99 tiang yang melambangkan Sifat Allah SWT (Asmaul Husna).
Keraton Ismahayana Landak, Kalimantan Barat
Keraton milik Kerajaan Ismahayana Landak ini dibangun pada masa pemerintahan raja ke-7 yakni Abisekha Ratu Brawijaya Angkawijaya (Ratu Sang Nata Pulang Pali VII). Beliau merupakan raja terakhir di sentra kerajaan Ningrat Batur.
Komplek istana ini meliputi Istana Landak (Istana Ilir) Kediaman Permasuri (Istana Ulu) serta kediaman Neang Raja (Rumah Sultan). Istana ini mulai dipugar dan di renovasi kembali sekitar tahun 1950-an dan 1960-an sehabis kejadian kebakaran yang mengakibatkan kerusakan pada beberapa bab istana.
Leave a Comment