Di bagian wilayah timur kesenian kuda lumping telah menjadi salah satu tontonan wajib yang diadakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Kesenian kuda lumping menjadi trend kesenian budaya. Kuda lumping ini di pulau jawa terutama di daerah jawa timur disebut oleh masyarakat luas sebagai jaranan.
Jaran sendiri merupakan kosa kata bahasa jawa yang dapat diartikan sebagai kuda. Sedangkan kesenian jaranan ini dalam setiap pentasnya pasti menampilkan sesosok manusia yang menunggangi kuda yang terbuat dari bambu anyaman yang di hias menyerupai jaranan. Oleh sebab itulah kesenian ini disebut sebagai jaranan..
Jaranan atau kuda lumping menjadi trend kesenian budaya di era milenia ini dikarenakan, masyarakat sendiri banyak yang sadar akan betapa pentingnya sebuah budaya leluhur yang harus di lestarikan. Kuda lumping ini menjadi salah satu seni budaya dari leluhur yang telah turun temurun berbagai waktu lamanya.
Selain semakin pedulinya masyarakat terhadap kesenian ini dikarenakan aspec kepedulian terhadap budaya leluhur, masyarakat semakin mencintai kesenian ini karena di dalam pertunjukan yang di suguhkan oleh kesenian kuda lumping dapat membuat adrenalin masyarakat yang menonton terpacu, di tambah lagi dengan adanya ytarian tarian tradisional di dalamnya yang identik dengan hal hal yang berbau mistis.
Sudah sepatutnya jika saat ini kesenian budaya kuda lumping menjadi trend kesenian budaya. Karena semua aspec yang tersuguhkan di dalamnya sangatlah dominan dan kental dengan para leluhur masyarakat jawa.
Di bawah ini adalah Dua karakter yang ada di dalam kesenian budaya jaranan yang banyak di sukai oleh masyarakat penonton yang ada di dalam kesenian jaranan atau kesenian kuda lumping.
Jaranan / Kuda lumping
Jaranan atau kuda lumping ini salah satu karakter yang disuguhkan dalam kesenian jaranan yang selama ini sering dipertontonkan. Jaranan ini propertinya terbuat dari anyaman bambu halus yang dibentuk menyerupai kuda dengan di warnai menggunakan cat dan diberikan rambut dari bahan rafia. Bentuk dari jaranan ini di buat semirip mungkin dengan kuda yang ada pada umumnya.
Kuda yang terbuat dari anyaman bambu ini ditunggangi oleh pemain kuda lumping selayaknya seseorang yang sedang menaiki kuda. Kemudian dalam pertunjukan jarananpun seorang yang menunggangi jaranan yang terbuat dari anyaman bambu ini pun menari lihai gemulai sesuai alunan music yang di peroleh dari para penabuh gamelan dan music sound yang ada.
Yang membuat lebih seru lagi dan menjadi salah satu ketertarikan tersendiri dalam kesenian budaya ini adalah. Terkadang juga dalam sesion tertentu atau dalam wilayah daerah tertentu dalam seni jaranan ini sang penunggang kuda pun di buat agar kesurupan atau memang disengaja untuk dapat berkomunikasi dengan alam lain.
Hal ini bukanlah semata untuk mengganggu alam lain selain alam manusia. Namun dalam hal ini adalah bertujuan agar sebuah acara budaya jaranan ini mengikutsertakan para leluhur pendahulu untuk mengikuti acara ini yang memang tujuannya adalah untuk mempersatukan sebuah perbedaan dan memahamkan masyarakat bahwa kesenian budaya leluhur it sangatlah wajib di pertahankan dan di perjuangkan.
Barongan / Singa
Singa barong merupakan satu karakter yang dipertontonkan dalam acara kesenian budaya di era milenia ini. Singo barong ini menyimbolkan sebuah singa yang perkasa dalam tariannya tersebut. Properti yang digunakan oleh para penari barong ini berupa ukiran kayu yang berat yang dibentuk dan di ukir oleh para ahli pahat wilayah setempat yang di bentuk menyerupai singa. Dan biasanya digunakan oleh para pemain jaranan dengan cara di gigit bukan di pegang.
Simak Video Berikut Ini
Leave a Comment