A. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Kemajuan pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi Kuno terlihat pada seni bangunan yang monumental antara lain Kuil Yupiter di Roma sebagai tempat penyembahan Dewa Yupiter yang diperindah dengan ornamen – ornamen. Colloseum yang merupakan hiburan para bangsawan menikmati pertunjukan gladiator yaitu pertarungan antara manusia melawan manusia atau melawan binatang buas. Selain itu ada Aquaduk yang memiliki fungsi sebagai saluran air bersih dan irigasi. Salah satu Aquaduk yang masih terawat hingga kini adalah Via Apia yang juga dimanfaatkan sebagai jalan oleh pasukan kerajaan. Pada bidang pertahanan, Romawi mendirikan tembok pertahanan yang mirip dengan Tembok Besar Cina yang dinamakan Limes. Salah satu Limes yang terkenal adalah Limes Handrianus di Inggris.
Masyarakat Romawi telah mengenal huruf dan angka yang hingga saat ini masih bisa kita saksikan. Dengan adanya aksara dan angka tersebut maka pengetahuan dapat dengan cepat tersalurkan kepada generasi berikutnya. Romawi telah mengenal sekolah – sekolah. Dari sekolah inilah kemudian muncul cendekiawan – cendekiawan seperti Cicero ahli pidato, Seneca seorang filsuf dan Livius seorang ahli sejaran. Pada bidang hukum, masyarakat Romawi telah mengenal kitab hukum (codex) pada masa pemerintahan Kaisara Justianus. Pengetahuan tentang obat – obatan Hellenik oleh Gellen (131-201 M) menjadi pedoman dalam kebudayaan Romawi dan penerusnya. Dengan adanya aksara dari Latin, pengetahuan – pengetahuan dari kebudayaan Romawi pun tersebar luas. Pada bidang hukum, bangsa Romawi merupakan penyumbang terbesar peradaban Barat dalam menegakkan keadalian. Sebagai contoh Kode Hukum Justianus pada abad ke 6 M yang masih digunakan bangsa Barat hingga kini.
B. KEPERCAYAAN
Bangsa Romawi memiliki kepercayaan polytheisme (memuja banyak dewa) seperti halnya masyarakat Yunani Kuno. Dewa – dewa yang dipuja bangsa Romawi dan Yunani memiliki kemiripan diantaranya :
Dewa Masyarakat Romawi | Dewa Masyarakat Yunani | Peran |
Dewa Yupiter | Dewa Zeus | Dewa Tertinggi |
Dewa Juno | Dewi Hera | Istri Zeus |
Dewa Neptunus | Dewa Poseidon | Dewa Laut |
Dewa Mars | Dewa Ares | Dewa Perang |
Dewa Venus | Dewa Aphrodite | Dewa Kecantikan |
Dewa Merkurius | Dewa Hermes | Dewa Perdagangan |
Untuk melakukan pemujaan terhadap dewa – dewa maka dibangunlah kuil – kuil seperti kuil Dewa Yupiter di Roma dan kuil Dewa Neptunus di Napoli. Pemujaan terhadap dewa – dewa akhirnya mengalami pergeseran pada masa Octavianus yaitu didaerah Betlehem Palestina yang merupakan wilayah jajahan Romawi dengan munculnya Agama Kristen yang disampaikan Isa Almasih. Pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung, agama Kristen ditetapkan menjadi agama negara.
C. SISTEM PEMERINTAHAN
Berdasarkan bentuk pemerintahannya, Romawi Kuno terbagi menjadi tiga masa yaitu Masa Kerajaan Romawi, Masa Republik dan Masa Kekaisaran :
1) Masa Kerajaan Romawi
Terdapat sebuah legenda mengenai berdirinya kota Roma yaitu kisah Romulus dan Remus yang dilahirkan oleh ibunya Raisilpa dan mereka dibesarkan oleh seekor serigala. Namun diperkirakan berdirinya Roma dibangun oleh orang – orang Yunani bukan dari mitologi Romus Romulus. Ketika masih berbentuk kerajan, Roma dipimpin oleh seorang raja yang didampingi oleh seorang senate atau wakil dari para suku disekitar Roma. Struktur masyarakat di kerajaan Roma terdiri dari dua golongan yaitu Patricia (warga Roma asli) dan Plebeyer (para pendatang). Raja Roma merupakan orang yang berasal dari warga Roma asli, bahkan pernah seorang raja bernama Tarvinius diturunkan oleh senat karena diketahui raja tersebut berasal dari suku Etruska.
2) Masa Republik Romawi
Ketika Romawi berbentuk kerajaan, Roma dipegang oleh dua orang konsul yang dipilih oleh senat. Setiap konsul memiliki tugas masing – masing. Konsul pertama memiliki tugas mengatur masalah hukum dan ekonomi, sedangkan konsul kedua mengatur masalah pertahanan. Pada keadaan darurat konsul yang menjabat hanya satu orang yang dinamakan diktatum / diktator. Pada masa ini Romawi banyak bererkspansi terutama ke Ephirus dan Etruskia. Tercatat perang yang paling dahsyat adalah perang dengan Chartago (sekarang Tunisia) yang disebut Perang Funisia yang berlangsung selama tiga kali. Perang ini dilatarbelakangi adanya perebutan hegemoni keduanya di wilayah Laut Tengah. Perang Funisia paling dahsyat terjadi pada Perang Funisia kedua karena pada perang ini pasukan Chartago yang dipimpin oleh Hannibal berusaha menguasai kota Roma dari wilayah utara serta menduduki wilayah pusat pertahanan Roma di Kota Saguntum. Namun dibawah Panglima Scipio Africanus pasukan Chartago mampu dikalahkan. Pasca kemenangan ini, Romawi mengalami kekacauan hingga muncul Triumvirat yang pertama yaitu Crassus (menguasai Romawi Timur), Pompeyus (Roma dan Yunani), dan Julius Caesar (Eropa Barat). Terbunuhnya Crassus pada pertempuran melawan Persia membuat posisinya menjadi perebutan antara Pompeyus dan Julius Caesar. Persaingan ini dimenagkan oleh Julius Caesar. Julius Caesar memperluas wilayahnya hingga Spanyol dan Afrika dengan semboyan Vini, Vidi, Vici (Saya Datang, Saya Lihat dan Saya Menang).
Triumvirat kedua muncul setelah terbunuhnya Juius Caesar oleh anak angkatnya, Brutus dan Lavius karena tidak setuju atas pernikahan Julius Caesar dengan Cleopatra (Ratu Mesir) yang dianggap mencemari nama Romawi. Oleh karena itu ditunjuklah tiga pemimpin baru pengganti Triumvirat pertama yaitu Octavianus, Marcus Anthonius, dan Marcus Lepidus. Lepidus pada perkembangannya terbunuh oleh pasukan Octavianus sehingga memunculkan persaingan baru antara Octavianus dan Marcus Antonius yang bekerjasama dengan Ratu Cleopatra. Pada pertempuran di Laut Actium, peperangan dimenangkan oleh Octavianus sehingga ia diangkat menjadi kaisar dengan gelar Augustus (Yang Maha Mulia).
3) Masa Kekaisaran Romawi
Pada masa pemerintahan Kaisar Augustus, Romawi mengalami masa kejayaan. Selain bergelar Augustus, Octavianus juga menggunakan gelar kebesaran lain seperti Pontifex Maximus (pemimpin agama), Tribunicia Potestas (penguasa tunggal), Princips Civitalis (warga negara pertama) dan Imperator (penguasa kekaisaran). Pada masa ini, perpindahan tahta kekuasaan dilakukan secara turun – temurun dan kedudukannya mutlak bahkan para kaisar disembah dan ditakuti layaknya dewa. Keturunan terakhir dari Octavianus adalah Kaisar Nero yang dikenal kejam karena membunuh keluarganya bahkan membakar kota Roma dan menuduh orang – orang Kristen yang melakukannya.
Octavianus |
Pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung, kebijakan pengejaran dan penganiayaan terhadap para pemeluk agama Kristen dihapus. Ia kemudian menetapkan Kristen sebagai agama negara dan memindahkan ibu kota Romawi dari Roma ke Konstantinopel (sekarang Istanbul). Hal ini menyebabkan perpecahan pada Kekaisaran Romawi yaitu Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Romawi Timur atau Byzantium yang berpusat di Konstantinopel. Romawi Barat akhirnya runtuh pada tahun 476 M akibat diserang oleh bangsa Jerman dibawah Odoaker sedangkan Kekaisaran Romawi Timur justru mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Kaisar Justinianus. Romawi Timur selanjutnya mengalami keruntuhan akibat ditaklukkan oleh pasukan Turki Utsmani yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Al Fatih (Sultan Mahmet II) pada tahun 1453 M.
D. PERTANIAN DAN PEREKONOMIAN
Masyarakat Romawi bertumpu pada perdagangan di Laut Tengah. Semua pelabuhan di Laut Tengah berpusat di Roma sebagai bentuk tunduknya wilayah disekitar Laut Tengah. Dalam melakukan transaksi, masyarakat Romawi telah mengenal mata uang yang dinamakan Aurei. Meskipun sektor perdagangan Romawi sangat maju, namun mata pencaharian utama Romawi adalah bertani. Para tuan tanah (optimat) memiliki tanah – tanah pertanian yang luas dan dinamakan latifundia. Dalam pengolahan tanah pertanian, masyarakat Romawi menggunakan budak dan petani penyewa yang menjadi ciri khas kehidupan bertani masyarakat Romawi Kuno.
Leave a Comment