Indonesia merupakan negara kepulauan yang populasi tersebar dari Sabang hingga Merauke. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara multikultural karena beragamnya suku, ras, budaya, bahasa dan agama. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 populasi di Indonesia mencapai 258.704.900 jiwa dengan jumlah penduduk tertinggi menempati pulau Jawa. Pulau Jawa sendiri terbagi menjadi Jawa Barat , Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa Timur.

Sebagai pulau dengan populasi terbanyak, Pulau Jawa memiliki bahasa daerah yang disebut dengan bahasa Jawa. Mayoritas penutur bahasa Jawa ada di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Karena perbedaan letak geografis ini menyebabkan beragam dialek atau logat yang muncul dalam bahasa Jawa berbeda-beda dan memiliki ciri khasnya tersendiri.

Dalam bahasa Jawa terdapat tingkatan bahasa yang digunakan untuk membedakan kelas sosial atau strata sosial seseorang dalam masyarakat seperti umur, jabatan atau orang yang di hormati. Hal ini sangat mempengaruhi bahasa yang kamu gunakan sehari-hari serta bagaimana caramu berkomunikasi dengan orang lain karena orang Jawa pada umumnya sangat menjunjung tinggi kesopanan dan tata krama.

Tingkatan dalam bahasa Jawa dibagi menjadi 2 yaitu Basa ngoko (bahasa kasar) dan Basa krama (bahasa halus). Lalu, apa saja perbedaan bahasa Jawa kasar dan Jawa Halus ini?

Perbedaan Bahasa Jawa

Perbedaan bahasa Jawa kasar dan bahasa Jawa Halus yang pertama yaitu konteks penggunaan bahasa tersebut. Bahasa Jawa kasar (Basa ngoko) ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya atau seumuran dan sederajat untuk memberikan kesan akrab lalu bisa juga untuk orang yang usianya lebih muda dari kita.

Sedangkan untuk bahasa Jawa halus (Basa krama) digunakan untuk orang yang lebih tinggi posisinya dari kita atau yang umurnya lebih tua dari kita selain itu juga untuk orang yang kita hormati.

Perbedaan bahasa Jawa kasar dan bahasa Jawa Halus yang kedua adalah terletak pada tata bahasanya.

Untuk bahasa Jawa kasar (Basa ngoko) dibagi menjadi 2 yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Ngoko lugu sendiri dikenal dengan ngoko yang sangat kasar. Perbedaan keduanya terletak pada subyek atau jejer untuk kata ganti orang dan kata kerja (wasesa) pada ngoko lugu. Contoh :

Kamu membeli kopi di pasar. S P O K

Awakmu tuku kopi ning pasar. J W L K (Ngoko lugu)

Panjenengan mundhut kopi ing pasar. J W L K (Ngoko alus)

Sama halnya dengan bahasa Jawa kasar (Basa ngoko), bahasa Jawa halus (Basa krama) juga dibagi menjadi 2 yaitu krama inggil dan krama lugu/madya atau bahasa krama yang agak sedikit kasar. Untuk membedakan keduanya kamu bisa melihat dari subyek (jejer) untuk kata ganti orang dan wasesa atau kata kerja yang digunakan.

Contoh :

Kamu membeli kopi di pasar. S P O K

Sampeyan tumbas kopi wonten peken. J W L K (Krama lugu)

Panjenengan mundhut kopi wonten peken. J W L K (Krama Inggil)

Kurang lebih seperti itulah perbedaan bahasa Jawa kasar dan bahasa Jawa Halus yang biasanya digunakan untuk bahasa sehari-hari. Namun, jangan lupa untuk memperhatikan konteks dan dengan siapa kamu berbicara agar tetap menjaga nilai kesopanannya.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment