Prabu Surya Kencana alias Raga Mulya merupakan raja terakhir Pajajaran. Dia menjabat sebagai raja pada periode 1567 M hingga 1579 M. Nama Prabu Surya Kencana disebut dalam kitab Wangsakerta.
Sementara dalam Carita Parahiyangan, Prabu Surya Kencana alias Raga Mulya, dikenal sebagai Nusya Mulya. Prabu Surya Kencana disebut juga sebagai raja tanpa mahkota. Seperti apa kisahnya? Berikut ulasan Cerita Pagi.
Baca: Prabu Siliwangi, Raja Pluralis yang Menerima Islam Masuk Tanah Sunda
Dimulai dari Kerajaan Hindu Pajajaran yang didirikan oleh Sri Jayabhupati, pada tahun 923. Kerajaan ini sering juga disebut sebagai Negeri Sunda, Pasundan, atau Pakuan Pajajaran, karena berada di Pakuan, Bogor.
Pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan terdahulu yang ada di Jawa Barat, seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh, dan Kawali.
Keruntuhan Kerajaan Pajajaran, telah dimulai pada masa sebelum Prabu Surya Kencana bertakhta, yakni masa pemerintahan Raja Nilakendra. Menurut Carita Parahiyangan, Raja Nilakendra memerintah sangat ngawur.
Dikepemimpinannya inilah, Kerajaan Hindu Pajajaran dapat ditaklukan Kerajaan Islam Banten. Sementara sang raja kabur melarikan diri ke pedalaman Sunda dan wafat saat dalam pelarian, pada 1567.
Sejak saat itu, ibu kota Pakuan Pajajaran tidak memiliki raja dan nasib kerajaan diserahkan kepada penduduk Pajajaran dan prajurit yang tinggal di kedaton. Kondisi ini berlangsung hingga Prabu Surya Kencana bertakhta.
Baca: Eksistensi Prabu Siliwangi yang Masyhur dalam Cerita Rakyat Sunda
Meski ditinggal kabur rajanya, Kerajaan Pajajaran masih sanggup bertahan dari serangan Kesultanan Banten. Ibu kota Pakuan Pajajaran baru benar-benar dikuasai oleh Sultan Maulana Yusuf, pada 1759.
Saat peristiwa itu terjadi, Prabu Surya Kencana dan para punggawanya yang setia menetap di daerah Lebak, Banten. Di sana, mereka hidup dengan tata cara kehidupan konvensional dan dikenal dengan Suku Baduy Dalam.
Prabu Surya Kencana juga dikenal dengan Pucuk Umun atau Panembahan Pulasari yang sekarang berada di Kaduhejo, Kecamatan Menes, pada lereng Gunung Pulasari. Hingga kini, Suku Baduy Dalam masih lestari.
Leave a Comment