Lensa Budaya ~ Menurut legenda Reog ponorogo tercipta sebab kegelisahan Ki Ageng Kutu menyaksikan kesewenangan dan korupsi yang terjadi pada pemerintahan Majapahit yang dipimpin Raja Kertabhumi pada era 15. Seperti halnya Kain Batik, Seni Tradisional ini sempat menjadi gempar sebab diakui oleh negara tetangga sebagai kesenian orisinil negaranya.

Singo Barong adalah  tokoh yang disimbulkan oleh Ki Agen Kutu sebagai Raja Kertabhumi (Raja majapahit yang dzolim), dan melalui kesenian inilah Ki Ageng Kutu mencoba untuk menggalang kekutan melawan Raja Kertabhumi.

Icon Reog Ponorogo ialah berupa Singo Barong yang ditumbuhi dengan bulu bulu merak kepalanya, Singo Barong sendiri melambangkan Raja hutan sedangkan bulu merak kipas yangbermakna provokator, yang dalam hal ini dilambangkan sebagai pedagang dari thionghua yang menguasai perekonomian majapahit ketika itu.

Reog Ponorogo (Singo Barong yang berambut bulu bulu merak) ini dalam penampilannya mempunyai armada yang disebut Jaranan atau Jatilan dan warok ponorogo, dimana Jaranan dan Jatilan ini digambarkan oleh Ki Ageng Kutu sebagai simbol dari kegagahan pasukan berkuda majapait. Sedang Warok yang di simbulkan sebagai Ki Ageng Kutu itu sendiri. 
Dalam pertunjukan Reog Ponorogo Jaranan/Jatilan bertindak sebagai pasukan pengiring Reog yang berupa orang – orang yang naik kuda dari anyaman sedang sang warok sendiri ialah orang yang menggangkat Reog (yang mempunyai berat 45 Kg) dengan cara menggigitnya dan mengipas ngipaskan sang reog, bahkan terkadang ditas sang singo barong dinaiki orang dewasa.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment