Rumah Adat Bangka Belitung ~ Bangka Belitung ialah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di sebelah timur Pulau Sumatera berdekatan dengan provinsi Sumatera Selatan. Provinsi Bangka Belitung terdiri atas 2 pulau besar yakni Pulau Bangka dan Pulau Belitung, serta 470 pulau kecil yang menyebar terpisah. Provinsi yang gres diresmikan pada 9 Februari 2001 ini dikenal sebagai penghasil timah terbesar di dunia. Selain dari hasil tambangnya yang melimpah, ia juga dikenal alasannya ialah keindahan panorama alamnya dan adat budaya masyarakatnya yang masih tetap lestari sampai ketika ini.

Rumah Adat Kep. Bangka Belitung

Adat budaya masyarakat orisinil Provinsi Bangka Belitung sendiri tak sanggup dilepaskan dari budaya Melayu. Beragam ikon budaya yang dimilikinya kental dengan ciri khas Melayu, termasuk rumah adatnya yang berjulukan Rumah Panggung atau Rumah Panggong.

Struktur Bangunan Rumah

Sama ibarat kebanyakan rumah adat dari budaya Melayu lainnya, rumah Panggung khas Bangka Belitung juga secara keseluruhan terbuat dari materi alam. Tiang dan lantainya terbuat dari kayu, dindingnya terbua dari bambu atau kulit kayu, sementara atapnya terbuat dari daun rumbia dan ijuk.

Tegaknya rumah adat ini ditopang oleh 9 tiang dengan 1 tiang utama berukuran besar berada di tengahnya. Tiang utama umumnya diletakan pertama kali, sedangkan 8 tiang lainnya menyesuaikan garis lintang dan bujur dari tiang utama tersebut. Tiang utama menyangga balok-balok kayu melintang kawasan diletakkannya papan sebagai lantai dan kerangka atap di bab atas. Beban berat yang harus dipikul menciptakan kayu yang dipakai sebagai tiang haruslah kayu nomor satu.

Dalam adat Melayu Bangka, pemilik tidak diperkenankan untuk memberi warna atau mengecat dinding dan bab rumah lainnya. Aturan ini menciptakan rumah adat Bangka Belitung ini tampak begitu lusuh dan tidak yummy dilihat. Kendati begitu, justru alasannya ialah hal inilah ia dianggap mempunyai daya tarik tersendiri. Pada dinding rumah adat ini juga terdapat banyak fentilasi yang mengatur pergantian udara di dalam rumah.

Adapun untuk bab atap, rumah adat Panggung khas budaya Melayu Bangka ini disinyalir mempunyai desain hasil pembaruan desain atap rumah-rumah Tionghoa. Bentuknya melengkung dan ibarat terpancung layaknya pelana kuda.

Fungsi Rumah Adat

Selain berfungsi sebagai ikon budaya dan kemajuan peradaban, rumah Panggong pada masa silam juga berfungsi sebagai hunian masyarakat Bangka Belitung secara umum. Dalam menunjang fungsi tersebut, rumah adat ini terbagi beberapa bab ruang, yaitu ruang depan (ruang utama), loss, dan dapur.

Ruang depan dimulai dari teras yang akan kita temukan sesudah meniti tangga depan. Teras rumah ini cukup luas dan biasa dipakai untuk mendapatkan tamu, bersantai, atau berbincang di sore hari. Dari teras, kita sanggup melihat sebuah pintu utama yang dipakai untuk masuk ke ruang utama. Di ruangan ini, kita akan menemukan bermacam-macam pernik hiasan khas Bangka Belitung, contohnya sebuah lemari yang berisi baju adat pengantin, senjata tradisional, dan lain sebagainya. Di ruang utama kita tidak akan menemukan dingklik dan meja. Saat ada tamu datang, pemilik rumah akan menghamparkan tikar sebagai kawasan duduknya. Dibanding bab lainnya, ruang utama ialah yang paling luas.

Melewati ruang utama, kita akan masuk ke bab yang berjulukan Loss. Loss ialah ruangan pemisah antara ruang utama dan ruang belakang. Di bab ini terdapat pintu-pintu yang mengarah ke kamar-kamar penghuni rumah.

Dan ruangan terakhir ialah dapur. Di ruangan inilah kegiatan masak memasak dilakukan. Kita juga sanggup menemukan sebuah meja makan, peralatan memasak, persediaan makanan, serta alat-alat pertanian yang disimpan rapi.

Ciri Khas dan Nilai Filosofis
Dari pemaparan mengenai struktur dan arsitekturnya, kita sanggup mengetahui bahwa rumah Panggong adat Bangka Belitung nyatanya mempunyai beberapa keunikan tersendiri. Keunikan yang lalu menjadi ciri khas dari rumah adat Bangka Belitung ini antara lain:

Berbentuk rumah panggung dengan desain atap berbentuk pelana kuda.
Memiliki dinding dan penampilan yang lusuh alasannya ialah hukum adat tidak memperkenankan pemilik rumah memperlihatkan cat atau warna pada rumahnya.
Terbagi atas beberapa ruangan yang mempunyai fungsi masing-masing.
Terdapat tangga dibagian depan rumah sebagai jalan untuk naik dan memasuki rumah.

Selain ciri-ciri tersebut, Anda juga sanggup mengidentifikasi ciri lainnya dengan melihat secara eksklusif bagaimana bentuk dan desain rumah adat ini. Salah satu rumah adat yang masih ada sampai sekarang ialah yang terletak di Kota Tanjung Pandan, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, persis di samping Kantor Bupati Belitung. Jika ada waktu, cobalah untuk mengunjunginya.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment