Lensa Budaya ~ Seperti halnya dalam kegiatan jual beli, kegiatan masyarakat Kalimantan Selatan memang lebih banyak dilakukan di atas sungai. Berdasarkan hal ini, maka rumah yang mereka tinggali konstruksinya juga sering diubahsuaikan dengan aktivitasnya tersebut, misalnya mirip pada konstruksi rumah moral Baanjung yang berupa rumah pangung.
Rumah adat Baanjung ialah nama dari rumah adat Kalimantan Selatan, salah satu rumah adat yang cukup unik gaya arsitekturnya.
Sekilas Tentang Provinsi Kalimantan Selatan
Terletak di potongan selatan Pulau Kalimantan, provinsi ini beribukota di Banjarmasin. Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 2 kota yaitu, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kabupatennya yaitu Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.
Rumah Adat Baanjung
Suku Banjar merupakan suku dominan di Kalimantan Selatan. Suku Banjar mendiami rumah moral Banjar yang disebut dengan Rumah Baanjung. Dalam bahasa Banjar, ba-anjung berarti beranjung atau bersayap. Hal ini terlihat dari adanya sayap bangunan yang menjorok dari samping kiri dan kanan bangunan utama. Sayap ini merupakan bangunan pelengkap di kanan kiri rumah.
Kayu ulin, kayu lanan, dan kayu damar putih merupakan material utama yang dipakai dalam konstruksi dan bangunan rumah moral Kalimantan Selatan ini. Bagian depan rumah memakai papan kayu ulin, sedangkan potongan samping dan belakang memakai papan kayu lanan dan kayu damar putih.
Konstruksi Rumah
Rumah Baanjung mempunyai tubuh yang berbentuk lurus memanjang ke depan dengan tiang sebagai pondasinya. Tiang merupakan pondasi utama yang sangat diperhatikan dalam pembangunan rumah Baanjung. Untuk pondasi tiang umumnya dipakai kayu kapur naga atau kayu galam, sedangkan untuk tiang penunjang dipakai material berupa kayu ulin.
Bubungan atap Rumah moral Kalimantan Selatan ini berbentuk segitiga dengan atap tinggi melancip (disebut dengan Bubungan Tinggi), memanjang ke depan (disebut dengan atap Sindang Langit) dan memanjang ke belakang (disebut atap Hambin Awan).
Rangka atap memakai kayu dan ditutupi dengan sirap atau rumbia. Lantainya tersusun dari papan kayu ulin yang disebut dengan lantai jarang atau lantai ranggang. Sedangkan dindingnya merupakan papan yang dipasang dengan posisi berdiri sehingga melekat pada tiang-tiang rangka rumah.
Pembagian Ruangan
Rumah Baanjung terbagi atas beberapa ruangan, yaitu ruang terbuka, ruang setengah terbuka, dan ruang dalam.
Ruang terbuka disebut juga Palatar atau teras atau Pamedangan. Terletak di potongan depan rumah dengan luas sekitar 7 x 3 meter. Di teras ini diletakkan daerah air yang dipakai untuk membasuh kaki sebelum masuk ke rumah.
Ruang setengah terbuka disebut juga lapangan pademangan. Ruang ini difungsikan sebagai beranda atau teras rumah.
Ruang dalam terdiri atas beberapa potongan di antaranya pacira, panampik kacil, panampik tangah, dan beberapa potongan lain.
- Pacira. Terdiri dari pacira luar dan pacira dalam. Pacira luar terletak sehabis pintu depan (disebut dengan Lawang Hadapan). Pacira dalam merupakan daerah untuk menyimpan alat-alat pertanian, alat penangkap ikan dan pertukangan.
- Panampik kacil. Dapat ditemukan sehabis lawang hadapan yang merupakan ruang tamu dengan lantai yang lebih tinggi aripada palatar.
- Panampik tangah. Ruangan ini merupakan ruang tamu di potongan tengah rumah dengan lantai yang lebih tinggi daripada lantai panampik kacil.
- Panampik basar. Merupakan ruang tamu potongan dalam dengan lantai yang lebih tinggi daripada lantai panampik tangah.
- Padapuran atau padu. Terletak di potongan belakang rumah yang dipakai sebagai daerah untuk kegiatan masak-memasak dan kegiatan tumah tangga.
- Palidangan atau Ambin dalam
- Panampik dalam atau panampik bawah
Nilai-Nilai Filosofi
Rumah moral Kalimantan Selatan mempunyai beberapa nilai filosofi, di antaranya terkait dengan kepercayaan dan kehidupan masyarakat suku Banjar yang menjadi dominan di provinsi ini. Berikut pemaparan mengenai nilai-nilai filosofis rumah adat yang satu ini.
- Dwitunggal semesta
Pada potongan atas rumah terdapat goresan naga yang melambangkan alam bawah dan pada potongan atas rumah terdapat goresan elang gading yang melambangkan alam atas. Suku Banjar mempercayai bahwa rumah merupakan daerah sakral dimana Yang Maha Esa juga ikut tinggal di dalamnya.
- Payung dan pohon hayat
Jika dilihat sekilas, atap rumah moral Kalimantan Selatan berbentuk mirip payung. Hal ini melambangkan kekuasaan dan tingkat kebangsawanan. Selain berbentuk segitiga, atap rumah Baanjung ini juga membumbung tinggi mirip pohon hayat. Pohon hayat dipercaya sebagai cerminan dari banyak sekali aspek yang menyatukan dunia.
- Tubuh manusia
Suku Banjar mengibaratkan rumah mirip tubuh manusia. Bagian atap mirip kepala, tubuh rumah mirip badan, tiang-tiang penyangga mirip kaki dan anjung mirip ajudan dan kiri. Setiap potongan rumah dibentuk simetris yang mewakili kehidupan yang seimbang, baik kehidupan sehari-hari maupun kehidupan dalam pemerintahan.
- Ruangan yang bersusun
Memasuki rumah adat Baanjung mirip menaiki tangga. Setiap memasuki satu ruangan maka akan menaiki satu anak tangga, sebab letak ruangan yang semakin dalam semakin tinggi lalu rendah saat memasuki potongan belakang rumah. Hal ini melambangkan tata krama Suku Banjar yang kental yang sangat menghormati si pemilik rumah.
Leave a Comment