Asal usul nama perjanjian Roem Royen diambil dari kedua tokoh masing-masing perwakilan , yaitu Mohammad Roem wakil dari Republik Indonesia dan Herman Van Royen dari pihak Belanda. Sebelumnya , Belanda menolak berlangsungnya perundingan ini , namun setelah desakan dari Amerika Serikat , akhirnya perjanjian dapat terlaksana pada 14 April 1949.
Baca Juga : Sejarah dan Isi Perjanjian Renville
Latar Belakang Perjanjian Roem Royen
Propaganda tersebut mendapat kecaman dari dunia Internasional. Akibat tekanan dari luar , Belanda kemudian bersedia melakukan perundingan dan perjanjian Roem Royen merupakan jalan menuju Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag Belanda.
Kemudian pihak Indonesia tidak melakukan hal-hal diatas karena para pemimpin-pemimpin RI terpencar-pencar , tidak ada kontak satu dengan lainnya. Perundingan Roem Royen kemudian berjalan kembali pada 1 Mei karena adanya tekanan Amerika Serikat. AS menjanjikan bantuan ekonomi sesudah penyerahan kedaulatan , tetapi kalau ditolak , Amerika tidak akan membantu apapun juga kepada Belanda.
Baca juga :
Isi Perjanjian Roem Royen
Penandatanganan perjanjian merupakan hasil persetujuan dari pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua pihak pada 23 Maret 1949 sesuai dengan resolusi dewan keamanan PBB. Berikut pernyataan dari masing-masing negara.
- Pengeluaran perintah kepada pasukan bersenjata Indonesia untuk mengakhiri pasukannya yang melakukan perang gerilya.
- Melakukan kerjasama dalam hal pengembalian perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
- Belanda ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar , dengan tujuan mempercepat proses penyerahan kedaulatan kepada Indonesia secara tak bersyarat..
- KMB akan diadakan setelah pemerintah Republik Indonesia pindah ke kota Surabaya
- Belanda membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia tanpa syarat yang tertangkap pada tanggal 19 Desember 1948.
- Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari Negara Indonesia Serikat.
- Belanda setuju terkait Republik Indonesia untuk leluasa dan bebas dalam pemerintahan di Karesidenan Banyumas.
Dampak Perjanjian Roem Royen
Partai pertama yang menyatakan setuju dan menerima baik tercapainya perjanjian roem royen adalah partai Masyumi. Sementara ketua umum PNI menyatakan perundingan ini merupakan satu langkah ke arah tercapainya penyelesaian dari masalah-masalah Indonesia
Pada tanggal 22 Juni diadakan diskusi perundingan dengan BFO , Indonesia serta Belanda , terkait kelanjutan Perjanjian Roem Royen. Perlu kalian ketahui , perundingan ini dibawah pengawasan komisi PBB , dipimpin oleh Critchley dari Australia. Hasil perjanjian Roem Royen meliputi :
- Pengembalian Pemerintah Republik Indonesia dilaksanakan pada 24 Juni 1949. Kemudian Karesidenan Surabaya dikosongkan oleh Tentara Belanda dan tepat tanggal 1 Juli 1949 pemerintah Indonesia kembali berpusat di Yogyakarta setelah TNI menguasai keadaan sepenuhnya daerah tersebut.
- Konferensi Meja Bundar diusulkan untuk dilaksanakan Belanda tepatnya kota Den Haag.
- Masalah penyelesaian permusuhan akan dibahas setelah kembalinya pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta.
Baca Juga Perjanjian Bersejarah Lainnya :
- Isi Perjanjian Giyanti dan Latar Belakangnya
- Isi Perjanjian Salatiga dan Latar Belakangnya
- Isi Perjanjian Jepara dan Latar Belakangnya
- Isi Perjanjian Bangkok dan Latar Belakangnya
- Isi Perjanjian Padang dan Latar Belakangnya
- Isi Perjanjian Camp David dan Latar Belakangnya
- Notosusanto , Nugroho , dkk. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. 1984. Jakarta: Balai Pustaka
- Drs. G. Moedjanto , M.A. Indonesia Abad ke 20 Jilid 2. 1988. Yogyakarta. Kanisus
- Wikipedia
Leave a Comment