Situs Prasejarah Tertua di Indonesia ~ Indonesia ialah rumah bagi banyak situs megalitik peninggalan prasejarah nenek moyang pada masa lalu. Beberapa situs peninggalan prasejarah telah ditemukan di wilayah Indonesia mirip Situs Prasejarah Gunungpadang, Situs Prasejarah Sangiran, Situs Lukisan Gua Prasejarah di Sulawesi atau Situs Manusia Hobit di Liang Bua Flores.

Keberadaan situs-situs prasejarah di Indonesia ini mengambarkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah maju dan berkembang pada zamannya.

Berikut Situs Prasejarah Tertua Indonesia

Situs Prasejarah Gunung Padang, Jawa Barat

Situs Prasejarah Gunungpadang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan megalitikum di Jawa Barat. Situs yang berada di Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Indonesia ini ditemukan pada tahun 1979 lalu. Situs yang berada pada bulit-bukit curam dan lembah-lembah yang sangat dalam ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan pada masyarakat yang bermukim disana pada sekitar 2000 tahun sebelum masehi.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memakai uji Radiometrik Karbon atau carbon dataing atau C14 di labolatorium Beta Miami di Florida, AS menerangkan bahwa uji karbon yang diambil dari pengeboran sedalam 5 meter sampai 12 meter berusia 14.500 sampai 25.000 tahun.

Hal ini juga mengakibatkan Situs Gunungpadang, Indonesia terbukti secara ilmiah lebih renta dari Piramida Giza, Mesir. Hal ini menunjuk pada hasil pengujian carbon dating Labolatorium Batan (Indonesia) dengan Metode LSC C14 dari material Paleosoil di kedalaman 4 meter berusia 5500+130.000 tahun BP yang lalu. Sedangkan pengujian material pasir dikedalaman 8 sampai 10 meter berusia sekitar 11.000 sampai 150.000 tahun.

Ada beberapa orang percaya bahwa Situs Prasejarah Gunungpadang mempunyai keterkaitan dengan Piramida Mesir. Hal ini dikarenakan bentuknya yang mirip dengan ruang di dalamnya dan alasannya ialah umurnya yang jauh lebih renta dibandingkan dengan Piramida Mesir. Saat ini Situs Gunungpadang masih berada dalam masa pengkajian lebih lanjut.

Situs Prasejarah Sangiran, Jawa Tengah

Situs Sangiran merupakan salah satu situs Manusia Purba yang terbesar dan terpenting di dunia. Situs Sangiran terdapat di Kabupaten Sragen dan Karanganyar. Pada situs Sangiran telah ditemukan sebanyak sekitar 100 fosil insan purba (Homo erectus) atau 50% lebih temuan fosil Homo erectus di dunia, dan lebih dari 60% yang ditemukan di Indonesia. Oleh alasannya ialah kandungannya yang mempunyai nilai tinggi pada kesejarahan dan ilmu pengetahuan, maka Situs Sangiran telah ditetapkan sebagai daerah Cagar Budaya. Selain itu, UNESCO telah memutuskan Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia (World Culture Heritage).

Situs Prasejarah Leang-Leang, Sulawesi Selatan

Selama ini, lukisan stensil tangan dan binatang di dinding-dinding gua yang dianggap paling renta berada di Eropa, yaitu di gua El Castillo di utara Spanyol, yang diperkirakan berusia 37.300 tahun.
Tetapi berdasarkan penelitian terbaru, lukisan stensil tangan di dinding gua Maros, Desa Leang-Leang, Sulawesi Selatan, Indonesia ternyata masih lebih renta lagi. Penduduk purbakala diduga melukis gambar tangan itu sekitar 40.000 tahun lalu. Demikian hasil penelitian yang dilakukan tim jago dari Australia dan Indonesia.

Tim jago yang dipimpin oleh Anthony Dosseto dari University of Wollongong, Australia, meneliti tujuh gua di Sulawesi dengan 12 lukisan, yaitu stensil tangan yang digambar dengan warna merah dan gambar binatang babirusa.
Penentuan umur lukisan di gua itu dilakukan dengan metode pengukuran uranium. Penghitungan dilakukan berdasarkan peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dengan metode itu bisa ditentukan umur minimal lukisan.

“Dengan ini bisa dibuktikan, bahwa insan sekitar 40.000 tahun kemudian menyebar ke aneka macam arah”, kata Anthony Dosseto dari University of Wollongong, Australia.. “Eropa tidak bisa lagi mengklaim bahwa mereka pihak yang pertama yang bisa berbagi lukisan abstrak.”
Hasil penelitian terbaru ini kembali menegaskan pentingnya tugas benua Asia dalam proses evolusi manusia.

Situs Prasejarah Lukisan Gua Papua

Orang yang dianggap mencatat lukisan prasejarah pertama kali di Papua ialah Johannes Keyts (Seorang pedagang) dalam perjalanan dari Banda ke pantai Nuw Guinea pada tahun 1678. Ia melewati sebuah tebing karang di tepi teluk Speelman yang dipenuhi oleh tengkorak, sebuah patung manusia, dan aneka macam lukisan pada dinding gua tersebut dengan warna merah.

Lukisan gua yang ada di kepulauan Papua pada umumnya mirip dengan lukisan-lukisan yang ada di Kepulauaan Kei, meskipun ada beberapa bentuk yang berbeda atau khusus. Misalnya di daerah Kokas, Roder menemukan lukisan cap tangan dan kaki dengan latar belakang warna merah. Demikian juga hasil penelitian W.J. Cator di daerah Namatone telah menemukan contoh yang sama. Bentuk lain yang dijumpai pada kedua situs ini ialah contoh  manusia, ikan, kadal dan bahtera dengan contoh distilir.

Lukisan tangan dan kaki berdasarkan dongeng setempat, merupakan bekas jejak nenek moyang mereka ketika memasuki gua yang gelap, dalam melaksanakan perjalanan dari arah  timur ke barat. Lukisan yang ada di wilayah Kokas merupakan satu situs kuno yang populer di Kokas, lukisan berada di sebuah tebing bebatuan terjal. Oleh masyarakat setempat, tebing bebatuan terjal ini biasa disebut Tapurarang.

Di Distrik Kokas kekayaan peninggalan semenjak zaman prasejarah ini bisa dijumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras. Bagi masyarakat setempat, lokasi lukisan tebing ini merupakan tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan ini ialah wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek yang bermetamorfosis setan kaborbor atau hantu yang diyakini sebagai penguasa lautan paling menakutkan. Nenek ini meninggal ketika terjadi peristiwa alam yang menenggelamkan bahtera yang ia tumpangi.

Situs Prasejarah Liang Boa, Flores

Situs Prasejarah Liang Bua adalah salah satu dari banyak gua karst di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Gua ini terletak di Dusun Rampasasa, Desa Liangbua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. dan merupakan tempat inovasi makhluk mirip manusia hobbit (hominin) gres yang dinamakan Homo floresiensis pada tahun 2001.

Pada bulan September 2003 ditemukan kerangka unik yang kemudian diidentifikasi sebagai H. floresiensis. Bersamaan dengan insan purba itu ditemukan pula perkakas kerikil yang dikenal telah dipakai oleh Homo erectus (seperti yang ditemukan di Sangiran) serta sisa-sisa tulang Stegodon (gajah purba) kerdil, biawak raksasa, serta tikus besar.

Situs Prasejarah Gua Harimau, Sumatera Selatan

Situs Prasejarah Gua Harimau ialah tempat ditemukannya fosil kerangka insan homo sapiens. Gua yang terletak di desa Padang Bindu, Semidang Aji, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan ini berhasil menemukan 78 kerangka insan pruba Homo Sapiens dan juga bekas sisa-sisa pembakaran pada lapisan tanah dan juga inovasi kerikil kijang yang biasa dipakai sebagai alat bantu insan purba.

Penemuan banyaknya kerangka insan prasejarah yang diperkirakan berasal dari 3.000 tahun yang kemudian ini sangat luar biasa. Hingga ketika ini tim peneliti masih melaksanakan uji DNA. Dengan mengetahui genetiknya, Para peneliti berharap bisa memetakan contoh migrasi nenek moyang insan ini.

Situs Prasejarah Lukisan Pantai Raja Ampat, Papua Barat

Alam Raja Ampat begitu memesona, tapi juga menyimpan banyak misteri. Pada salah satu dinding tebing karst, ada lukisan telapak tangan yang diduga dibentuk oleh insan purba di Raja Ampat.

Lukisan tersebut bisa dilihat di ceruk tebing karst atau biasa disebut Gua Telapak Tangan. Tempat tersebut bisa dicapai sekitar 15 menit dengan speedboat dari Kampung Harapan Jaya. Lukisan telapak tangan banyak terdapat di dinding tebing karst yang mirip cuilan atas gua. Lukisan itu bisa dilihat dari atas kapal saja, tak perlu turun. Lokasinya memang ada di tepian pulau karst dan jaraknya hanya sekitar 2 meter dari permukaan air bahari yang menggenang di bawahnya.

Tempat wisata purba ini memang tidak dilengkapi dengan warta memadai. Tapi berdasarkan penduduk setempat, lukisan itu sudah ada semenjak zaman prasejarah dan dibentuk oleh insan purba. Jika dilihat sekilas pun, lukisan telapak tangannya memang mirip dengan yang ada di situs purbakala Gua Leang-leang, di Maros, Sulawesi Selatan.

Gambar telapak tangan di Misool ini berwarna merah kecoklatan dan tersebar di aneka macam sisi dinding tebing karst. Selain telapak tangan, ada juga gambar bahtera dan binatang bahari berupa ikan, serta bentuk-bentuk lain yang begitu unik.

Situs Prasejarah Gua Babi Gunung Batu Buli, Tabalong, Kalimantan Selatan

Situs Prasejarah Gua Babi di Gunung Batu Buli, Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia ialah tempat ditemukannya Manusia Prasejarah ras Austrolomelanisia.

Hasil penelitian ini sangat penting bagi pemahaman proses budaya dan kronologi prasejarah setempat secara khusus dan Kalimantan secara umum, yang pernah terjadi semenjak simpulan Kala Plestosen dan awal Kala Holosen, sekitar 10.000 tahun yang silam. Ciri budaya yang berhasil diidentifikasi ialah pemanfaatan gua untuk pemukiman, dengan aneka macam tinggalan yang terutama mengacu pada tingkatan tekhnologi mesolitik ( tekhnologi kerikil madya ) dan neolitik ( tekhnologi kerikil muda ).

Situs Gua Babi merupakan situs sangat penting bagi pemahaman pemanfaatan gua sebagai sarana tempat tinggal, yang selama ini belum pernah ditemukan di Kalimantan. Lebih dari itu, situs ini juga merupakan materi telaah penting dalam klarifikasi aspek migrasi yang terjadi pada periode Pasca-plestosen di Indonesia cuilan tengah, terutama dalam kaitannya dengan gelombang migrasi dari utara ( Taiwan, Jepang dan Filipina ) dan penghunian gua-gua mesolitik di Silawesi.

Situs Prasejarah Wajak, Tulungagung

Fosil Pithecanthropus Erectus yang di temukan di Desa Wajak, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia  ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada Tahun 1891 ini berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk  dan  ukurannya jelas  mirip milik  insan dan  mengatakan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan monyet hanya 600cc.

Situs Prasejarah Gua Perbukitan Sangkulirang, Kutai Timur 

Kabupaten Kutai Timur mempunyai situs cagar budaya yang punya arti penting bagi sejarah manusia. Hasil penelitian oleh peneliti absurd maupun dalam negeri, diketahui bahwa Kaltim mempunyai situs dan benda cagar dengan aneka macam rupa yang terbilang luar biasa di Sangkulirang.

Di daerah ini terdapat gua-gua berusia sekitar 10 ribu tahun sebelum Masehi yang pernah dihuni insan purba. Kala itu, insan purba telah bisa menciptakan alat-alat dari bebatuan dan tulang serta wadah berbahan tanah liat.

Terdapat pula lukisan dinding pada 37 gua di lokasi itu. Lukisan itu antara lain berupa cap tangan, aneka macam jenis binatang, dan perahu.

Menurut hasil peneltian para jago purbakala insan gua di pegunungan karst di Sangkulirang ialah insan purba yang melaksanakan migrasi global ke wilayah selatan, timur, sampai Asia Pasifik.

Pegunungan karst di Sangkulirang diperkirakan merupakan titik awal masuknya insan ke Indonesia. Manusia purba di gua ini mempunyai kemampuan untuk menciptakan gerabah, serta goresan pena tangan yang terdapat di gua.

Dengan ditemukannya 10 Situs Prasejarah ini membuktikan bahwa Indonesia telah ada semenjak ribuan tahun yang kemudian dan bagaimana mereka bermigrasi.

Bagikan:

Leave a Comment