Pengertian Tanah
Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat dari sudut pandangnya. Namun secara umum diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi pelapukan dan aktivitas biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang mendasarinya. Ilmu yang mempelajari tentang tanah dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.
Faktor Pembentukan Tanah
Lapisan tanah biasanya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dalam proses pembentukannya. Hans Jenny (1941) menjelaskan bahwa tanah dalam proses pembentukannya membutuhkan lima faktor, yaitu iklim, organisme, relief (topografi), bahan induk (parent material), dan waktu.
Iklim
- Menjadi faktor yang paling penting
- Iklim mengatur laju dan jenis pembentukan tanah
- Penentu utama distribusi vegetasi
- Terdiri atas:
- Suhu, berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk -> suhu tinggi maka proses pelapukan lebih cepat
- Curah hujan, berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah
Organisme
- Mempengaruhi rentang perkembangan tanah -> bakteri dan jamur membantu dekomposisi tanaman
- Berkaitan dengan horizon tanah -> semakin banyak aktivitas organisme maka horizon tanah semakin tidak terlalu berbeda
- Tutupan vegetasi mempengaruhi sifat humus tanah
- Akar tanaman dapat mengikat partikel tanah dan membantu dalam proses kompresi tanah
- Meliputi vegetasi, mikroba, dan hewan
Relief (Topografi)
- Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi, bentuk, atau kemiringan lereng suatu wilayah dengan kondisi yang relatif dinamis
- Kondisi relief dinamis
- Dampak:
- Ketebalan profil tanah -> topografi miring, lapisan tanahnya lebih tipis karena ada erosi; topografi datar, lapisan tanahnya tebal karena ada sedimentasi
- Sistem drainase / pengaliran -> kondisi yang jelek akan menyebabkan tanah menjadi masam
Bahan Induk (Parental Material)
- Terdiri atas:
- Batuan -> hasilnya tanah mineral
- Bahan organik -> berasal dari campuran dengan bahan mineral; hasilnya tanah organik
- Mempengaruhi laju dan jalan pembentukan tanah
- Adanya tiga sifat dalam bahan induk yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah, yaitu:
- Sifat kimia berkaitan dengan susunan mineral
- Sifat fisik berkaitan dengan struktur dan granularitas
- Sifat permukaan berkaitan dengan kemudahan reaksi
Waktu
- Mempengaruhi dalam menentukan jenis dan sifat-sifat tanah
- Pembentukan tanah membutuhkan waktu relatif lama
- Penunjang dari faktor-faktor lainnya -> tahapan pada pembentukan tanah dapat memberikan profil tanah yang berbeda-beda
Proses Pembentukan Tanah
1. Weathering (Pelapukan)
- Terjadi di lapisan atas tanah
- Adanya aktivitas memecahkan dan dekomposisi dari bahan induk (batuan dan mineral) yang dilakukan oleh unsur iklim (udara, air hujan, sinar matahari, atau salju)
- Terjadi dua aktivitas:
- Pelapukan fisik -> memecah batuan menjadi partikel yang lebih kecil
- Pelapukan kimiawi -> melibatkan perubahan komposisi kimia dari mineral batuan
2. Leaching (Pencucian)
- Adanya perubahan pada komposisi fisik dan kimia pada bahan induk
- Hasil pelapukan tersebut terakumulasi oleh tanaman dan membentuk partikel baru seperti tanah liat, bahan organik, lanau, atau senyawa kimia
3. Transformation and Illuviation (Perubahan dan Iluviasi)
- Transformasi ini berkaitan dengan pelapukan kimia pada lumpur dan pasir
- Terjadinya pembentukan mineral tanah liat dan pembentukan bahan organik yang resisten terhadap pembusukan -> hasil tanah liat tersebut kemudian mengalami pencucian dan disimpan di bagian bawah horizon
- Transformasi dibantu oleh tanaman dan hewan
- Transformasi dapat meningkatkan kondisi drainase dan komposisi nutrisi
4. Podsolisation and Translocations (Podsolisasi dan Translokasi)
- Terjadi ketika larutan asam kuat menghancurkan mineral lempung
- Adanya pembentukan bahan mineral dari aluminium, silika, dan besi yang terakumulasi bersama dengan senyawa organik di dalam tanah
- Bahan tersebut kemudian mengalami pemindahan di antara lapisan pada profil tanah -> menghasilkan warna yang berbeda-beda pada profil tanah
Sifat-sifat Tanah
Sifat Fisik
A. Warna Tanah
- Hasil dari pelapukan kimiawi dan organis
- Faktor:
- Unsur Fe memberi warna kuning atau merah
- Bahan organik memberi warna cokelat atau hitam
- Unsur mangan, sulfur, dan nitrogen memberi warna hitam
- Kondisi lingkungan aerobik menghasilkan warna seragam
- Kondisi lingkungan reduksi menghasilkan warna beragam
B. Struktur Tanah
- Susunan dari partikel-partikel tanah
- Berdampak terhadap penguapan, perpindahan air, resistensi terhadap erosi, dan tempat akar tumbuhan
C. Tekstur Tanah
- Terbentuk dari:
- Proses fisikal -> komposisi pasir dan lanau
- Proses kimiawi -> komposisi lempung
- Mencerminkan karakter tanah -> apabila mengandung lempung maka tanahnya lebih tahan erosi
Sifat Kimia
- Bahan organik
- Unsur hara
- pH tanah -> dikatakan normal atau netral saat pH berkisar 6,6 hingga 7,5
Sifat Biologi
- Kandungan organisme dalam tanah -> misalnya kandungan jumlah jamur, bakteri, atau mikroorganisme lainnya
- Mempengaruhi respirasi tanah
Profil Tanah
Pofil tanah diidentifikasikan sebagai dinding / penampang vertikal dari tanah yang memperlihatkan susunan horizon (lapisan tanah) yang berguna untuk mengetahui sifat-sifat tanah. Profil tanah tentunya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, contohnya horizon tanah pada daerah tropis dan lembab. Profil tanah terdiri atas horizon O, A, E, B, C, dan R (batuan induk). Penamaan ini ditentukan atas dasar jenis material dan penyusun lapisan tanah tersebut.
A. Horizon O
- Kadar bahan organik tinggi
- Fraksi mineral sangat sedikit
- Ketebalan tergantung akumulasi bahan organik
- Adanya aktivitas biologi yang tinggi
B. Horizon A
- Akumulasi bahan organik halus (humus) dan bahan mineral tanah
- Adanya aktivitas biologi
- Adanya perakaran tanaman
C. Horizon E (Eluviasi)
- Adanya proses pencucian sehingga kehilangan unsur liat, Fe, Al, dan bahan organik
- Didominasi oleh pasir dan debu
- Warnanya lebih terang
D. Horizon B (Iluviasi)
- Penimbunan unsur liat, Fe, Alm, humus, karbonat, gipsum, silika, dan seskuioksida
- Warna lebih merah
- Strukturnya tanah gumpal
E. Horizon C
- Hasil dari pelapukan batuan induk
- Mengandung banyak batuan tidak padat atau pecahan batuan
- Adanya akar tanaman halus
F. Horizon R (Batuan Induk)
- Lapisan batuan keras
- Tidak dapat ditembus oleh akar tanaman
- Sulit dipecahkan
Jenis-jenis Tanah
A. Tanah Laterit
- Mengalami pencucian oleh air hujan -> hasil warna pucat dan tidak subur
- Kadar bahan organik rendah
- Vegetasi: rumput dan alang – alang
B. Tanah Aluvial
- Hasil dari proses sedimentasi
- Tekstur: butiran lepas-lepas
- Tingkat kesuburan bergantung bahan induk
- Dimanfaatkan untuk pertanian
C. Tanah Gambut
- Hasil dari bahan organik yang belum melapuk secara sempurna
- Tingkat kesuburan rendah
- Tingkat keasaman tinggi
D. Tanah Margalit
- Bahan induk: batu gamping, pasir, dan lempung
- Tingkat kesuburan tinggi
- Dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering
E. Tanah Podzolik
- Bahan induk: batuan dengan mineral kuarsa yang tinggi
- Memiliki kadar humus yang tinggi
- Sifat fisik: mudah basah dan berwarna kuning hingga kuning – kelabu
- Dimanfaatkan untuk pertanian ladang
F. Tanah Regosol
- Banyak mengandung batu dan kerikil yang belum melapuk sempurna
- Belum terlihat horizon-horizon tanah
- Tingkat kesuburan relatif kurang
G. Tanah Vulkanis
- Bahan induk: material gunungapi seperti pasir dan debu vulkanis
- Tingkat kesuburuan tinggi -> banyak mineral hara
- Dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perkebunan
H. Tanah Litosol
- Bahan induk: material dari aktivitas vulkanisme
- Banyak mengandung pasir kasar dan kerikil yang belum melapuk
- Kandungan unsur hara rendah
I. Tanah Humus
- Hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan
- Tingkat kelembapan dan kesuburan yang tinggi
- Mengandung banyak bahan organik
J. Tanah Grumusol
- Bahan induk: abu vulkanik dan tanah liat
- Bahan organik relatif rendah
- Cukup dapat dimanfaatkan untuk pertanian
Kontributor: Dema Amalia, S.Si.
Alumni Geografi FMIPA UI
Leave a Comment