Tari Piring ialah sebuah tari tradisional yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Tarian ini pertama kali ditemukan dalam budaya masyarakat Minangkabau, khususnya masyarakat Minangkabau yang tinggal di kota Solok. Sesuai namanya, tarian ini memakai piring sebagai salah satu properti yang selalu ada untuk melengkapi tarian. Di sisi lain, tari ini juga mempunyai makna filosofis yang terkandung dalam setiap gerakannya. Berikut ini kami akan mengupas secara lengkap wacana gerakan-gerakan tari piring beserta unsur-unsur yang melengkapinya sebagai wawasan bagi kita semua.

Tari Piring

Dalam bahasa Minangkabau, tari piring disebut dengan nama Tari Piriang. Tarian ini dahulunya merupakan salah satu ritual yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Minangkabau atas hasil panen yang melimpah. Pada piring-piring yang diayunkan dalam tarian tersebut, terdapat beberapa sesaji berupa masakan dan bunga-bungaan sebagai hadiah untuk para dewa.

 yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat Tari Piring Asal Sumatera Barat, Sejarah, Gerakan, Video, dan Penjelasannya

Masuknya Islam ke ranah Minang menciptakan iktikad masyarakat terhadap adanya dewa-dewa kian luntur. Tari piring yang semula menjadi salah satu persembahan bagi para yang kuasa kemudian beralih fungsi menjadi sarana hiburan rakyat semata.


1. Tema dan Makna Filosofi

Sesuai dengan sejarah dan asal ajakan kemunculannya, kita sanggup menarik makna mendalam yang terdapat dari setiap gerakan tarian ini. Gerakan tari piring secara umum mempunyai makna filosofis sebagai wujud rasa syukur atas limpahan hasil panen yang diperoleh. Dalam gerakan-gerakan tersebut terkandung pula makna bahwa untuk mencapai suatu tujuan, seseorang haruslah melaksanakan perjuangan dan kerja keras yang diiringi dengan doa.


2. Gerakan Tari Piring

Gerakan tari piring sendiri terbagi ke dalam 20 item gerakan utama. Masing-masing item gerakan mewakili proses bercocok tanam dan diakhiri dengan gerakan yang menggambarkan proses pemanenan. Kedua puluh gerakan tersebut antara lain :

  1. Gerak pasambahan ialah gerakan awal yang dimainkan sebagai pembuka tarian oleh para pria. Gerakan ini mengisyaratkan permohonan pada para penonton untuk tidak mengganggu pertunjukan tari.
  2. Gerak singanjuo lalai ialah gerakan yang sangat lemah lembut dibawakan oleh para penari perempuan untuk melambangkan suasana pagi yang sejuk. 
  3. Gerak mencangkul ialah gerakan para penari laki-laki yang menceritakan sekumpulan petani yang sedang mengolah sawahnya. 
  4. Gerak menyiang ialah gerakan yang menceritakan acara petani ketika sedang menyiangi rerumputan di sawah. 
  5. Gerak membuang sampah ialah gerakan yang menceritakan acara petani ketika sedang membuang sisa-sisa sampah dan rerumputan yang berhasil disiangi.
  6. Gerak menyemai ialah gerakan yang menceritakan acara para petani yang sedang menyemai benih padi. 
  7. Gerak memagar ialah gerakan yang menceritakan acara petani ketika memagari lahannya untuk mengusir hama.
  8. Gerak mencabut benih ialah gerakan yang menceritakan acara mencabut benih yang tumbuh sesudah disemai.
  9. Gerak bertanam ialah gerakan yang menceritakan acara menanam bibit padi di sawahnya
  10. Gerak melepas lelah ialah gerakan yang menceritakan acara melepas lelah para petani sesudah seharian bekerja.
  11. Gerak mengantar juadah ialah gerakan yang menceritakan acara para perempuan yang membawa bekal untuk para pria.
  12. Gerak menyabit padi ialah gerakan yang menceritakan acara menyabit padi yang menguning sebagai awal kegiatan panen.
  13. Gerak mengambil padi ialah gerakan yang menceritakan acara mengambil padi yang telah disabit.
  14. Gerak manggampo padi ialah gerakan yang menceritakan acara merontokan padi dari tangkainya.
  15. Gerak menganginkan padi ialah gerakan yang menceritakan acara menganginkan padi dari sampah-sampah dan daun padi yang ikut rontok.
  16. Gerak mengirik padi ialah gerakan yang menceritakan acara mengirik atau memisahkan padi yang berisi dan padi yang hampa.
  17. Gerak menumbuk padi ialah gerakan yang menceritakan acara menumbuk padi dan menjadikannya beras yang siap dimasak.
  18. Gotong royong ialah gerakan yang menceritakan acara bahu-membahu dalam kehidupan bermasyarakat,
  19. Gerak menampih padi ialah gerakan yang menceritakan acara menampih padi, yaitu memisahkan beras dari butiran kulit padi.
  20. Dan gerak menginjak potongan beling ialah gerakan atraksi yang paling ditunggu-tunggu. Piring yang sedari awal dipegang para penari, di selesai tarian dilempar kelantai biar pecah, untuk kemudian potongan tersebut diinjak oleh para penari.


3. Iringan Tari

Tari piring pada umumnya akan diiringi oleh suara 2 alat musik tradisional Sumatera Barat, yakni Talempong dan Saluang. Talempong ialah semacam rebana dari kulit kerbau yang dimainkan dengan cara ditepuk, sementara saluang ialah suling bambu yang dimainkan dengan cara ditiup. Selain kedua instrumen tersebut, tari piring juga diselingi dengan suara denting 2 cincin para penari yang membentur piring yang dibawanya.


4. Setting Panggung

Tari piring yang berasal dari Sumatera Barat sangat kental dengan nilai nilai budaya Melayu dan Islam. Oleh karenanya, di masa awal kemunculannya, tarian ini hanya diperbolehkan untuk dimainkan oleh para pria. Jumlah pemainnya sendiri berjumlah ganjil, sanggup tiga, lima, atau tujuh orang.

Seiring perkembangan zaman, tari piring sekarang juga boleh dimainkan oleh para perempuan asalkan dalam setiap gerakan dan dandanan penarinya, tetap memperhatikan nilai-nilai budaya dan keislaman.


5. Tata Rias dan Tata Busana

Ada hukum khusus yang wajib diikuti oleh setiap penari tari piring, baik laki-laki maupun wanita. Aturan tersebut mengatur tata busana dan tata rias para penari ketika hendak naik panggung. Kostum yang dikenakan para laki-laki terdiri dari atasan lengan lebar berhias renda benang emas (busana rang mudo), celana dengan bab tengah berukuran besar (saran galembong), kain songket (sisamping), ikat pinggang dari kain songket (cawek songket), serta epilog kepala berbentuk segitiga (destar).

Sementara kostum yang dikenakan para penari perempuan terdiri atas baju kurung dari kain satin atau beludru, bawahan kain songket, selendang, epilog kepala berbentuk tanduk khas Minang (Tikuluak tanduak balapak), serta aksesoris berupa kalung gadang, anting, dan kalung rambai. Pakaian yang dipakai para penaripun tersebut harus berwarna cerah dan sarat dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.


6. Properti Tari

Sesuai namanya, properti utama yang dipakai dalam pertunjukan tari piring ialah 2 buah piring yang diletakan di kedua tangan penarinya. Properti ini pada selesai pertunjukan akan dipecahkan di lantai panggung dan potongan beling dari piring-piring tersebut akan diinjak para penari sebagai satu bentuk atraksi.

Bagikan:

Leave a Comment