.daftarisi { padding:10px; background:#434A54; color:#fff; border-radius:0px 0px 5px 5px; } .juduldaftarisi { padding:10px; background:#656D78; color:#fff; border-radius:5px 5px 0px 0px; font-weight: bold; text-align: center }
Lensa Budaya ~ Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang letaknya berada di Pulau Sulawesi. Provinsi yang baru berdiri pada tanggal 22 Desember 2000 lalu. Meskipun baru bukan berarti masyarakat dari provinsi ini mempunyai kebudayaan yang terbelakang.
Suku Gorontalo yang mendiami hampir dari seluruh provinsi Gorontalo, bahkan sampai ke provinsi tetangganya, yaitu Provinsi Sulawesi Utara, justru sudah dikenal mempunyai kebudayaan yang maju semenjak dahulu. Salah satu bukti dari peninggalan kebudayaan masyarakat Gorontalo adalah pada tari tradisionalnya.
Tari Dana-Dana
Kata dana-dana pada tarian ini berasal dari bahasa daerah Daya-Dayango, yang artinya adalah menggerkan seluruh anggota tubuh sambil berjalan. Jadi dana-dana ini dapat berarti menggerakan anggota tubuh sambil berjalan. Tari dana-dana merupakan tarian pergaulan remaja gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh 2 sampai 4 orang laki-laki. Tarian dana-dana ini dimainkan dengan gerakan-gerakan yang lincah dan dinamis. Dalam tarian ini seluruh anggota badan harus gerak sesuai dengan irama musik.
Tari dana-dana biasanya akan diiringi oleh alat musik gambus dan rebana serta lagu yang berisi pantun bertema percintaan atau nasehat-nasehat yang bertemakan kehidupan remaja. Tarian dana-dana ini memang menggambarkan sosok para remaja yang energik dengan gairah hidup yang besar, keakraban pergaulan remaja dan kehidupan dunia remaja.
Tari Dana-Dana terbagi menjadi 2 (dua) fungsi yaitu tari penyambutan dan juga tari perayaaan. Tari penyambutan umumnya ditampilkan pada saat penyambutan tamu, sedangkan pada tari perayaan ditampilkan pada saat perayaan-perayaan hari besar atau perayaan adat Gorontalo. Tari dana-dana juga mempunyai daya pikat tersendiri di bidang pariwisata. Tarian ini juga seringkali ditampilkan dalam rangkaian acara promosi pariwisata dari provinsi Gorontalo.
Tari Saronde
Tari Saronde adalah tarian yang diangkat dari tradisi masyarakat Gorontalo pada saat malam pertunangan dalam rangkaian upacara perkawinan adat mereka. Tarian ini umumnya ditampilkan oleh para penari pria dan para penari wanita yang menari dengan gerakan yang khas dengan menggunakan seledang sebagai atribut dalam menarinya.
Menurut sejarahnya, Tari Saronde ini merupakan tarian yang diangkat dari tradisi sebuah pernikahan adat masyarakat Gorontalo. Dalam tradisi adat masyarakat Gorontalo dizaman dahulu, tarian ini dijadikan sebagai sarana dalam Molihe Huali yaitu menengok atau mengintip seorang calon istri. Dikarena pada zaman dahulu masyarakat Gorontalo masih belum mengenal yang namanya pacaran seperti yang saat ini, sehingga hubungan mereka masih dipegang penuh kepada kedua orang tua atau keluarga.
Tarian ini biasanya akan dilakukan oleh mempelai pria bersama orang tua atau wali dihadapan mempelai wanita. Sambil menari, mempelai pria dapat melirik ke arah mempelai wanita untuk mengetahui seperti apa calon yang akan menjadi pendamping hidupnya. Sementara pada mempelai wanita yang berada didalam ruangan akan memperlihatkan sedikit dirinya agar si mempelai pria tahu bawa dia sedang diperhatikan. Di masa sekarang ini, prosesi Tari Saronde masih tetap dipertahankan dalam rangkaian pernikahan adat mereka. Dikarenakan merupakan bagian tradisi sehingga meninggalkan makna sendiri didalamnya dan tidak dapat ditinggalkan begitu saja.
Tari Polopalo
Tari Polopalo merupakan salah satu seni tari yang berasal dari Provinsi Gorontalo. Tarian ini merupakan tarian pergaulan yang umumnya dipentaskan oleh para remaja di Provinsi Gorontalo. Kata polopalo pada tarian ini merupakan alat musik tradisional khas dari Provinsi Gorontalo. Alat musik ini merupakan sejenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dari badannya sendiri.
Dalam pertunjukannya, para penari biasanya akan menggunakan alat musik polopalo sebagai propertina. Tari Polopalo saat ini mengalami banyak perkembangan, sehingga tarian ini terbagi menjadi dua jenis, yakni tari polopalo tradisional dan tari polo palo modern. Kedua jenis tarian tersebut memiliki beberapa perbedaan yang diantaranya adalah jumlah penari. Pada tari polopalo tradisional umumnya akan dimainkan oleh penari tunggal dan diringi oleh musik yang dimainkan sendiri. Sedangkan tari polopalo modern lebih sering ditampilkan secara berkelompok dengan menggunakan iringan musik yang telah diaransemen.
Leave a Comment