Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah teks yang menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat memperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan, biasanya dilengkapi dengan gambar dan data statistik. Tujuannya, agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Contohnya:
Sementara itu, Sri Handayani mengungkapkan, anggaran pendidikan yang disiapkan Pemprov NAD dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2002 tergolong besar, yaitu sebesar Rp 1,57 triliun. Di pihak lain, ia menyoroti kecilnya anggaran yang disiapkan Pemprov NAD untuk masalah ketenagakerjaan yang hanya 0,1 persen atau sebesar RP 2,3 Miliar.
Ciri-Ciri Teks Eksposisi
Seperti halnya jenis teks yang lain, teks eksposisi juga memiliki beberapa ciri, antara lain:
- Bersifat objektif pada pembahasan persoalan dan tidak menggunakan kata atau frasa yang bersifat menarik emosional pembaca sehingga tidak memihak kepada pihak apapun.
- Bersifat informatif. Artinya, setelah dibaca, pembaca merasa mendapatkan informasi tambahan.
- Teks memuat fakta. Fakta dapat berisi data berupa angka, misalnya “…tingkat kasus trafficking selama sedekade terakhir…”
- Menggunakan bahasa baku dengan ragam laras ilmiah dan gaya bahasa yang lugas. Selain itu, tanda baca dan ejaan juga sangat diperhatikan yang ditulis berdasarkan PUEBI.
Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi memliki struktur tersendiri yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan ulang (reiteration). Dalam soal, pada umumnya, akan disajikan potongan paragraf dan peserta didik diminta untuk mengidentifikasikannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami konesep dari ketiga komponen struktur tersebut.
1. Pernyataan pendapat atau tesis
Bagian ini berada pada bagian awal teks yang berisi topik yang diangkat oleh penulis. Selain itu, opini dari penulis juga termasuk di dalamnya. Opini ini membuat pembaca untuk memosisikan diri apakah pro ataupun kontra.
2. Argumentasi
Setelah topik diangkat melalui opini, bagian selanjutnya ialah bagaimana opini tersebut didukung dengan argumentasi berdasarkan data dan fakta yang kuat, serta sistematis. Semakin ilmiah data yang diberikan dan dengan penjelasan yang runtun, semakin baik kualitas dari tulisan. Karena itu, bagian ini pada umumnya lebih dari satu paragraf sebab selain data dan fakta, beberapa jenis teks eksposisi memberikan penyajian contoh beserta alasan.
3. Penegasan ulang
Bagian ini berada pada paragraf akhir sehingga disebut juga sebagai penutup atau kesimpulan. Tesis disebutkan, tetapi biasanya tidak secara langsung, yaitu dengan menggunakan kata rujukan, seperti “…Pada akhirnya, persoalan tersebut masih menjadi perdebatan…”. Kata tersebut merujuk apa yang diangkat pada bagian tesis.
Jenis-Jenis Teks Eksposisi
Berdasarkan pola pengembangan paragrafnya, teks eksposisi terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain.
1. Eksposisi Definisi
Ekpsosisi ini menjelaskan topik tertentu secara definitif, yaitu memberi penjelasan dengan batasan makna. Contohnya,
Globalisasi adalah proses ketika dunia menjadi semakin saling terhubung sebagai hasil dari peningkatan perdagangan dan pertukaran budaya secara masif. Globalisasi telah meningkatkan produksi barang dan jasa. Perusahaan yang dimaksud bukan lagi perusahaan nasional tetapi perusahaan multinasional dengan anak perusahaan di banyak negara.
2. Eksposisi Proses
Eksposisi yang memaparkan langkah-langkah atau cara melakukan sesuatu atau dalam pembuatan hal tertentu. Contohnya,
Ketika seseorang menulis teks eksposisi, langkah awalnya adalah menentukan topik yang kemudian dituangkan ke dalam judul. Setelah itu, pernyataan penulis berdasarkan fakta dituangkan ke dalam bagain tesis, yang di dalamnya juga terdapat posisi penulis apakah pro ataukah kontra.
3. Eksposisi Ilustrasi
Eksposisi ini bertujuan untuk memberikan gambaran atas suatu ide nyata agar pembaca dapat memahami dengan baik. Penggambaran ini melihat kesamaan sifat dari topik yang satu ke topik yang lain dengan ciri-ciri biasanya terdapat konjungsi seperti atau bagaikan , dan nomina ibarat. Contohnya,
Salah satu tanda pemanasan global adalah peningkatan suhu udara di bumi. Pada suatu kondisi tertentu, suhu udara di bumi diibaratkan pemanasan mesin kendaraan bermotor. Dampak pemanasan global dapat dirasakan dengan panasnya udara di sekitar kita. Udara yang pada umumnya dirasakan biasa, kini sudah melampaui batas normal. Hal itu seperti halnya mesin motor yang memanas karena dikendarai secara terus-menerus.
4. Eksposisi Pertentangan
Eksposisi ini berisi topik yang dijelaskan dari sisi kontradiksi, yang biasanya berhubungan dengan topik yang lain. Ciri-ciri eksposisi pertentangan terletak dari penggunaan konjungsi intrakalimat, seperti tetapi dan sedangkan, ataupun konjungsi antarkalimat, seperti akan tetapi, meskipun demikian, namun, sebaliknya. Contohnya,
Terdapat keunikan yang sangat menarik dari planet Merkurius. Lama rotasi dan revolusi planet ini berbanding terbalik. Untuk berevolusi mengitari matahari, Merkurius membutuhkan waktu selama 88 hari. Sebaliknya, untuk berputar pada porosnya, 59 hari adalah waktu yang dibutuhkan oleh planet Merkurius. Perbedaannya sangat mencolok dengan bumi yang hanya membutuhkan waktu 1 hari.
5. Eksposisi Perbandingan
Membandingkan antara satu dengan yang lain menjadi ciri dari teks eksposisi ini. Dengan cara demikian, pembahasan suatu persoalan akan lebih jelas daripada hanya dengan berfokus pada persoalan itu sendiri. Contoh:
Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif murah. Setiap orang dapat menjadi pelanggan listrik dengan tidak banyak mengeluarkan biaya. Sementara itu, petromaks memerlukan perawatan yang lebih cermat dan banyak menggunakan bahan bakar bila dibandingkan dengan sebuah tenaga pembangkit listrik. Petromaks hanya dapat menghasilkan sebuah sumber terang dan hanya bermanfaat untuk penerangan. Dengan sebuah pembangkit tenaga listrik dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan watt listrik’ dan bukan hanya dipergunakan untuk penerangan, tetapi juga untuk keperluan-keperluan lain. Listrik terdapat di kota-kota. Petromaks biasanya dipergunakan di tempat-tempat yang tidak ada listrik atau di desa-desa.
6. Eksposisi Klasifikasi
Eksposisi ini berfungsi untuk mengelompokkan atau membagi sesuatu ke dalam golongan tertentu. Terdapat dua pola: menyeragamkan ke dalam satu kelompok atau memisahkan ke kelompok lain. Oleh karena itu, dalam membuat teks eksposisi ini dibutuhkan dasar pengklasifikasian yang jelas. Contoh:
Jurusan sastra Indonesia di Universitas Indonesia terbagi menjadi tiga: linguistik, sastra, dan filologi. Meskipun ketiganya sama-sama mempelajari bahasa Indonesia, perbedaan terletak dari penggolongan minat para mahasiswa. Linguistik menjadi peminatan bagi mahasiswa yang fokus terhadap ilmu tata bahasa. Sementara itu, mahasiswa, yang menaruh perhatian utama pada seni yang mediumnya bahasa, menempatkan sastra sebagai peminatan. Filologi dikhususkan untuk para mahasiswa yang ingin menelusuri bahasa Indonesia klasik yang dipelajari dari naskah-naskah kuno.
7. Eksposisi Berita
Ekposisi ini berisi informasi yang biasanya terdapat pada media massa yang bersifat aktual dan faktual. Informasi yang diangkat berupa peristiwa-peristiwa tertentu. Contoh:
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia. Manik Margamahendra, menjadi sorotan public setelah aksinya menyatakan secara lantang bahwa DPR adalah singkatan dari “Dewan Penghianat Rakyat”. Aksinya tersebut dilontari dari bentuk protesnya yang mewakili suara para mahasiswa Indonesia yang menolak RKUHAP.
8. Eksposisi Analisis
Eksposisi ini berisi pengamatan yang mendalam lalu pada bagian argumentasi dibahas secara bertahap. Contohnya,
Saya meyakini bahwa adanya pelbagai lembaga bimbingan belajar merupakan bentuk dari gagalnya sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini bukanlah tanpa alasan. Pertama, tak sedikit peserta didik yang kalah bersaing dengan para peserta didik lain yang mengikuti bimbel yang dilihat dari segi nilai pada tiap-tiap mata pelajaran yang diampuh.
Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
Teks eksposisi memiliki ciri khas tata kebahasaan yang dapat diidentifikasi dari mulai kata hingga kalimat apa yang dipakai. Terdapat 6 kaidah kebahasaan teks eksposisi, antara lain:
- Menyatakan dan menjelaskan pendapat.
Misalnya, “Minum air putih adalah salah satu yang paling esensial di alam tubuh. Hal ini disebabkan selain 2/3 dari tubuh kita adalah air, air juga dapat memenersihkan tubuh dari racun dan menyumbang nutrisi penting ke sel-sel tubuh”
- Memuat fakta, yang bersumber dari penelitian, yang diperlukan data untuk menyajikan informasi.
Misalnya, “Setelah makan berat, biasanya seseorang akan mengonsumsi kudapan ataupun camilan. Hal ini sebenarnya, menurut penelitian di National Institute of Health, bukanlah sebuah kebiasaan buruk, bahkan sebaliknya, sebab dapat menjaga keseimbangan gula dalam tubuh menjelang jadwal makan berat selanjutnya.”
- Penegasan pendapat berada di bagian penutup, yang bersifat objektif dengan ragam ilmiah dan kalimat efektif.
Misalnya, “Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, dari penjabaran tersebut dapat dikatakan bahwa kalori yang dikandung oleh makanan cepat saji sangat sedikit, sedangkan efeknya sangat buruk bagi kesehatan.”
- Penggunaan pronomina atau kata ganti. Pronomina adalah kelas kata yang berfungsi untuk mengganti nomina (kata benda) atau frasa nomina.
Misal, Ibu sudah pulang ke rumah. Dia sebelumnya telah pergi ke pasar. Kata dia termasuk pronomina dan berfungsi mengganti kata ibu yang merupakan nomina. Pronomina terbagi menjadi dua: pronomina persona dan pronomina nonpersona. Pronomina persona terdiri atas tunggal dan jamak. Berdasarkan sudut pandangnya, pronomina persona terbagi menjadi pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga. Sementara itu, pronomina nonpersona, yang digunakan untuk penunjuk (ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si) dan penanya.
- Penggunaan leksikal.
Leksikal adalah salah satu jenis kata yang menunjukkan nomina kata benda, verba kata kerja, adjektiva kata sifat, dan kata keterangan adverbia. Nomina atau kata benda adalah kelas kata dari nama seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya kebersihan, peraturan, papan tulis, penandatanganan, dsb. Verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu perbuatan, keberadaan, atau pekerjaan, misalnya bernapas, melompat, menyatakan, mengemukakan, dsb. Adjektiva adalah kata yang menerangkan keadaan atau sifat, misalnya baik hati, suci, bersih, alim, diam, dsb.
- Penggunaan konjungsi.
Konjungsi atau kata hubung dalam teks eksposisi berfungsi agar argument penulis dapat diperkuat. Misalnya, Seni Didong merupakan salah satu seni tradisi lisan asal masyarakat Gayo, Aceh, yang seyogyanya dilestarikan oleh generasi muda bangsa karena sudah semakin tergerus dengan perkembangan teknologi. Kata yang pada kalimat ini merupakan konjungsi yang berperan sebagai penguat argumen akan kondisi Didong saat ini. Begitu pun kata karena yang berfungsi sebagai penanda alasan kenapa Didong perlu dilestarikan.
Contoh Teks Eksposisi
Contoh Teks Eksposisi 1 (Tentang Kesehatan)
Pentingnya Meminum Air Putih untuk Kesehatan Tubuh
Tesis: Salah satu hal yang paling fundamental dalam menjaga kesehatan tubuh adalah meminum air putih sebab banyak manfaat yang diperoleh untuk tubuh. Meminum air putih sanggup membersihkan segala bentuk toksin dari tubuh , serta memberikan nutrisi pentih ke dalam sel-sel tubuh. Dengan begini, pencernaan terbantu dan tubuh terjaga dari dehidrasi.
Alasan: Bagian ini termasuk tesis sebab penulis menyatakan posisinya bahwa penting mengonsumsi air putih karena mengandung banyak manfaat.
Argumen Rata-rata sebanyak delapan gelas air dibutuhkan tubuh per harinya. Tidak hanya sanggup membersihkan tubuh dari unsur-unsur kontaminan, air juga sanggup mengisi tubuh tanpa menambah kalori. Menjaga keseimbangan minum air setelah makan akan membantu dalam proses penurunan badan lebih cepat. Selain itu, minum air putih tiap hari dapat meningkatkan fungsi ginjal. Pada hal ini, ginjal membantu pencernaan dan mempercepat cara tubuh memproses makanan, serta metabolisme tubuh.
Alasan: Pentingnya mengonsumsi air putih secara rutin diperjelas dengan berbagai alasan.
Penegasan ulang: Membuat target minum air putih sebanyak delapan hari secara rutin adalah sebuah keharusan sebab banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Selalu bawa air saat mengendari mobil, menonton televisi, meringkuk dengan buku, atau duduk di luar bersama rekan atau kerabat. Dengan begitu, air putih akan terasa banyak manfaatnya di dalam hidup.
Alasan: Penegasan kembali terletak pada kalimat akhir yang menyatakan air putih banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Teks Eksposisi 2 (Tentang Pendidikan)
Pentingnya Bahasa Inggris
Tesis: Waktu luang yang dihabiskan hanya untuk menonton televisi sama dengan menghabiskan waktu berharga yang lebih baik dapat dihabiskan dalam kegiatan yang bermanfaat dan sehat, seperti berolahraga atau membaca. Selain itu, hanya menonton televisi juga berarti menghabiskan waktu yang seharusnya dapat digunakan bersama keluarga. Selain itu, dibandingkan dengan hanya menonton televisi, banyak kegiatan lain yang lebih bermanfaat, seperti bersosialisasi dengan lingkungan sekitar ataupun melakukan hobi.
Alasan: Penulis memosisikan dirinya dengan asumsi bahwa waktu luang yang digunakan untuk menonton telvisi adalah kegiatan yang sia-sia.
Argumen: Televisi adalah salah satu media yang efektif, yang digunakan untuk menyebarkan segala bentuk produk. Anak-anak yang menonton televisi tanpa adanya pengawasan menyebabkan pengaruh yang buruk, seperti adegan-adegan dewasa ataupun iklan-iklan yang dapat menjadikan seseorang untuk menjadi konsumtif. Iklan dan film cerita yang disajikan dengan menarik sangat memengaruhi pikiran sehingga memengaruhi perilaku seseorang, terlebih anak-anak.
Alasan: Penulis menjelaskan bahwa televisi mengandung pengaruh yang buruk yang mendukung tesisnya.
Penegasan Kembali: Televisi adalah salah satu sarana rekreasi, tetapi penggunaannya yang berlebihan dapat merusak kesehatan fisik dan mental seseorang. Waktu luang sangat berharga, jika hanya dihabiskan untuk menonton televisi hanya akan berujung pada hal yang sia-sia dan tidak menguntungkan pada masa yang akan datang. .
Alasan: Penulis menegaskan kembali efek negatif dari menonton televisi, seperti halnya pada bagian tesis.
Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.
Alumni Sastra Indonesia FIB UI
Materi StudioBelajar.com lainnya:
Leave a Comment