Alat Musik Tradisional / Budaya suku Minang atau Minangkabau di Sumatera Barat sejak dulu memang tidak dapat dipisahkan dengan musik. Musik dalam budaya Minang menjadi unsur penting dalam berbagai hiruk pikuk aktivitas dan keseharian masyarakatnya, baik saat bekerja, acara perayaan, acara keagamaan, hingga upacara-upacara adat yang resmi. Kecintaan suku Minang dengan seni musik dibuktikan dengan adanya beragam jenis alat musik tradisional yang hingga kini masih tetap ada. Apa saja ya alat musik tradisional Sumatera Barat khas suku Minang tersebut? Berikut ulasannya!
Alat Musik Tradisional Sumatera Barat
Di artikel ini kami akan membahas 9 alat musik tradisional Sumatera Barat yang hingga kini dapat kita temukan dalam budaya suku Minang. Berikut ini penjelasannya lengkap mulai dari nama, gambar, dan cara memainkannya.
1. Alat Musik Talempong
Yang pertama adalah Talempong. Alat musik ini tersusun atas beberapa gong kecil dengan ukuran beragam yang menghasilkan nada-nada melodis saat dipukul. Talempong di Jawa disebut dengan nama bonang. Bahan pembuatannya adalah dari besi atau kuningan. Biasanya ia dimainkan bersama alat musik tradisional Sumatera Barat lainnya dakan satu pertunjukan acara adat.
2. Alat Musik Bansi
Bansi adalah suling khas suku Minang yang terbuat dari bambu dengan 7 buah lubang nada di bagian sisinya. Bansi termasuk jenis alat musik aerophon karena membutuhkan udara atau tiupan untuk menghasilkan irama. Dibandingkan alat musik tiup lainnya di nusantara, Bansi khas Minang cenderung lebih mudah dimainkan.
Baca Juga : Alat Musik Tradisional Gorontalo
3. Alat Musik Saluang
Saluang juga berbentuk menyerupai suling. Hanya saja, alat musik tradisional Sumatera Barat khas suku Minang ini hanya sekedar memiliki 4 buah lubang saja. Kendati demikian, ia dapat menghasilkan bunyi baik saat kita meniupnya, maupun saat menarik nafas dari dalamnya (dua arah) seperti saat sedang memainkan harmonika.
4. Alat Musik Gendang Tabuik
Gendang tabuik dikenal dalam budaya masyarakat Bengkulu dan Sumatera Barat sebagai alat musik sakral yang hanya dimainkan dalam perayaan hari peringatan kematian cucu Nabi Muhammad, yaitu Hasan dan Husein. Gendang Tabuik adalah sejenis gendang berukuran besar yang bentuknya dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.
5. Alat Musik Serunai
Serunai sering dimainkan sebagai hiburan masyarakat Minang setelah lelah bekerja seharian di ladang dan sawahnya. Dengan corong besar di bagian ujungnya, instrumen ini menghasilkan suara melengking yang merdu. Pada perkembangannya, serunai Minang juga dimainkan dalam pelbagai upacara adat seperti upacara pesta panen, upacara awal tanam padi, dan sebagai musik pengiring latihan dan pertandingan silat.
6. Alat Musik Pupuik Tanduak
Sesuai namanya, alat musik tradisional Sumatera Barat ini dibuat dari bahan tanduk kerbau. Ia dimainkan dengan cara ditiup. Dulunya hanya digunakan sebagai sarana atau alat pemberi isyarat pada warga kampung. Semakin keras ditiup, bunyinya akan semakin melingking memekik telinga.
7. Alat Musik Rabab
Rabab Minang bersumber dari budaya Melayu. Alat musik gesek ini dimainkan untuk mengiringi cerita-cerita atau petuah-petuah yang disampaikan orang tua kepada anaknya. Dengan iringan rabab, pesan yang terdapat dalam cerita akan semakin mudah diingat.
8. Alat Musik Tambua
Tambua atau tambur adalah gendang besar yang membrannya terbuat dari kulit kambing. Tambua tidak dimainkan oleh orang tunggal, melainkan secara berkelompol. Saat perayaan panen atau upacara adat lainnya, satu kelompok pemuda yang terdiri dari 6 orang akan menabuh tambua secara bersama-sama dalam satu irama.
Baca Juga : Pakaian Adat Sumatera Barat
9. Alat Musik Pupuik Batang Padi
Pupuik Batang Padi sebetulnya adalah alat musik yang sekedar dimainkan dalam keadaan longgar, ketika petani Minang istirahat dari pekerjaannya memanen padi. Instrumen tiup ini dibuat dari bahan ruas batang padi yang di bagian ujungnya dipilin sehingga pecah dan dapat bergetar saat disedot.
Nah, itulah beberapa alat musik tradisional Sumatera Barat dan penjelasannya yang dapat kami rangkum dan sampaikan di artikel ini. Semoga dapat menjadi wahana bagi kita untuk bisa semakin mengenal peninggalan budaya nenek moyang kita di masa silam.
Leave a Comment