.daftarisi { padding:10px; background:#434A54; color:#fff; border-radius:0px 0px 5px 5px; } .juduldaftarisi { padding:10px; background:#656D78; color:#fff; border-radius:5px 5px 0px 0px; font-weight: bold; text-align: center }
Batik tidak hanya selalu identik dengan masyarakat di Pulau Jawa. Wilayah lain di Indonesia ternyata juga mempunyai batik dengan beragam motif khasnya masing-masing. Di ujung timur kepulauan Indonesia pun ternyata juga mempunyai corak batik yang unik, eksotis, dan cantik. Papua saat ini tidak hanya dikenal dengan noken (tas tradisional masyarakat papua), koteka, dan patung kayu. Tetapi juga dikenal dengan batiknya atau yang biasa disebut dengan Batik Papua.
Daftar Isi
Menurut sejarahnya, batik Papua ini berawal ketika Pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan yang berasal dari The United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1985, dimana bantuan tersebut ditujukan sebagai pemberdayaan kebudayaan yang ada di daerah Indonesia bagian Timur. Untuk melatih masyarakat di Papua, pemerintah setempat kemudian mendatangkan secara langsung pelatih batik dari tanah Jawa, khususnya dari Yogyakarta.
Sama seperti batik lainnya yang ada di Indonesia, batik Papua juga mempunyai ciri khas yang sangat unik dan juga menarik. Ciri khas pada batik Papua terletak pada motifnya yang bergambarkan hewan atau orang. Motif hewan pada batik ini yaitu seperti burung cenderawasih, kadal, cicak, dan buaya.
Selain itu, motif batik papua umumnya juga bergambarkan patung tradisional masyarakat Papua, seperti motif kamoro (simbol patung berdiri), motif asmat (simbol patung-patung kayu suku Asmat berwarna coklat kolaborasi dengan warna tanah terakota), motif Sentani (bergambarkan alur batang kayu yang melingkar-lingkar dan umumnya hanya berwarna satu atau dua). Ada pula motif batik yang diambil dari kebudayaan Papua itu sendiri, seperti motif Tifa (alat musik tradisional semacam gendang). Dan ada juga motif yang divariasikan dengan sentuhan berupa garis-garis berwarna emas.
Setiap motif batik tentunya mempunyai filosofinya tersendiri, tidak terkecuali dengan motif batik Papua ini. Seperti motif Tifa Honai, dimana motif ini mempunyai makna filosofis yang sangat mendalam. Jika diterjemahkan, motif Tifa Honai berarti rumah kebahagiaan, yaitu rumah yang dipenuhi dengan rasa kebahagian.
Batik Papua pada umumnya sama dengan batik dari daerah lainnya, hanya saja perbedaan terletak pada motifnya, jika motif batik khas Solo dan Jogja dibuat simetris, batik Papua justru kebalikannya. Kombinasi dari warna cerah dipadukan dengan motif etnik khas Papua yang asimetris membuat batik Papua ini terlihat eksotis. Sebagian besar motif Batik Papua pun menampilkan beberapa unsur dari alam dan kebudayaan daerah Papua, diantaranya:
Motif Cendrawasih
Motif cendrwasih merupakan motif batik Papua yang motifnya lebih menonjolkan kecantikan dari burung Cenderawasih dan juga alat musik tradisional Papua bernama Tifa.
Motif Tifa Honai
Motif Tifa Honai merupakan motif batik Papua yang mempunyai makna filosofis sangat mendalam, dimana motif mempunyai makna rumah kebahagiaan, yaitu rumah yang dipenuhi dengan rasa kebahagiaan.
Motif Kamoro
Motif Kamoro merupakan motif batik Papua yang yang lebih memperkenalkan keindahan alam dan juga keunikan seni ukir khas Suku Kamoro. Umumnya motif kamoro ini berupa simbol Patung berdiri, dimana motif ini terkadang mempunyai perbedaan mulai dari gayanya, ekspresi patung, baju, dan aksesoris, tidak jarang pula di dukung dengan berbagai macam motif tumbuhan khas Papua.
Motif Sentani
Motif sentani merupakan motif batik Papua yang mempunyai ciri gambar alur batang kayu melingkar-lingkar dan hanya berwarna satu atau dua.
Motif Asmat
Motif Asmat merupakan merupakan motif batik papua yang bergambarkan patung kayu dari suku Asmat. Motif batik ini memiliki ciri khas berupa warnanya yang lebih cokelat dengan campuran warna tanah dan juga terakota (merah ke cokelat-cokelatan).
Motif Prada
Motif Prada merupakan merupakan motif batik Papua yang dikembangkan dengan sentuhan garis emas.
Dalam proses pembuatannya, umumnya dibagi menjadi 2 yakni para wanita mengerjakan batik tulis, sedangkan para lelaki mengerjakan batik cap.
Bahan kain batik yang dipakai dalam pembuatan Batik Papua umumnya memakai kain katun atau kain sutra. Akan tetapi karena cuaca di Papua yang cukup panas, maka dalam produksinya lebih banyak memakai bahan katun.
Dalam hal pewarnaan, batik papua awalnya memakai pewarna alami yang berasal dari buah pinang. Akan tetapi karena permintaan produksi yang cepat lalu bergeserlah ke pewarna sintesis.
Dalam perkembangannya, batik Papua saat ini telah jauh lebih populer dan bahkan sudah menembus pangsa pasar eropa. Dengan adanya batik papua ini tentunya semakin menambah lengkap keanekaragaman batik di Indonesia. Walaupun bila dilihat dari sisi sejarahnya Papua tidak mengenal sama sekali teknik membatik seperti halnya masyarakat di tanah Jawa.
Namun saat ini sentra batik di Papua sudah mulai tumbuh dengan seiring perkembangan Batik Papua. Dengan ini, sudah sepatutnya kita bangga dan juga ikut melestarikan dengan cara mengenalkannya kepada para generasi penerus serta dibimbing supaya mereka dapat lebih bersaing dengan batik Indonesia lainnya.
Tags:
Leave a Comment