Lensa Budaya ~ Situs purbakala peninggalan salah satu Kerajaan Majapahit terdapat Desa Berjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Situs tersebut dinamakan Candi Sukuh dan diperkirakan dibangun pada tahun 1359 Masehi.
Candi ini terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian 1.186 meter di atas permukaan laut. Dari pusat Kota Karanganyar, candi ini berjarak kurang lebih 20 km.
Wisatawan bisa mendatangi candi ini untuk melihat-lihat dan belajar sejarah dari jam 7 pagi hingga 5 sore. Namun ada syaratnya, sebelum memasuki kawasan candi wisatawan diharuskan memakai kain poleng untuk menghormati sejarah daerah tersebut.
Baca: Batujaya, Candi Tertua di Jawa yang Kokoh Berdiri di Tengah Sawah
Begitu masuk, para wisatawan akan melihat bangunan candi yang tersusun dari batuan andesit untuk mencegah tumbuhnya jamur. Di dalam candi terdapat beberapa relief yang menceritakan kepercayaan masyarakat sekitar di zaman Majapahit, salah satunya relief Garudeya. Relief ini menggambarkan seekor ular yang dimakan garuda, melambangkan kejahatan yang dikalahkan kebaikan.
Selain itu, ada banyak relief yang menunjukkan sisi seksual masyarakat zaman Majapahit. Beberapa di antaranya adalah relief kamasutra yang digunakan untuk mengetes keperawanan pemuda-pemudi dan relief berbentuk rahim menurut pandangan Jawa kuno yang menunjukkan proses bercinta dan konsepsi manusia berdasarkan kepercayaan masyarakat pada zaman itu.
Bukan bermaksud porno, relief ini diukir di candi sebagai pedoman untuk pasangan muda yang baru menikah karena, pada zaman Majapahit, seks dianggap sebuah ritual sakral yang tak berbeda dengan ibadah.
Keunikan candi ini terletak di bentuk bangunan dan relief yang dianggap menyerupai patung-patung dan lukisan dari Amerika Selatan milik Suku Aztec. Piramida berundak yang menjadi fokus utama candi ini dan patung-patung Garuda yang bergaya mirip patung Aztec sering memicu perdebatan di antara ahli sejarah dan pegiat teori konspirasi.
Sayangnya, candi ini dikotori vandalisme tangan-tangan jahil orang tak bertanggungjawab. Tapi, meskipun sudah banyak bagian candi yang hilang, entah ditelan waktu atau dicuri pihak tak bertanggungjawab, kawasan candi masih menyisakan tanah luas dan tembok-tembok batu yang menunjukkan kemegahan candi ini pada masa jayanya.
Leave a Comment