Tidak lama lagi masyarakat agama Hindu di Indonesia, khususnya yang berada di Bali, akan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Hari Raya yang umumnya jatuh setiap enam bulan sekali ini tentu menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu bagi umat Hindu di Bali, maupun luar Bali untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta.

Hari Raya Galungan dan Kuningan atau yang disebut juga sebagai “hari otonan bumi” atau “upacara bagi bumi” ini adalah sebagai wujud rasa syukur tersebut. Untuk menambah pengetahuan kamu mengenai Hari Raya Galungan dan Kuningan, berikut adalah lima hal unik yang perlu kamu ketahui mengenai apa saja yang dilakukan masyarakat Bali selama merayakan hari penuh rasa syukur tersebut.

1. Masyarakat Membuat Tapai Ketan

Masyarakat Membuat Tapai Ketan

Bila kamu berpergian ke Bali saat sedang Hari Raya Galungan dan Kuningan, kamu tentunya dapat berkesempatan untuk mencicipi enaknya tapai ketan ini, dimana makanan ini banyak dibuat oleh masyarakat Bali dihari-hari tersebut. Setiap 2 hari menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, umumnya masyarakat di Bali akan membuat tapai ketan ini sebagai jajanan wajib yang nantinya akan dihaturkan sebagai sesajen.

Bahan dasar dari makanan tapai ketan ini yaitu ketan yang dicampur dengan pasta pandan atau dedaunan hijau. Namun bila ingin membuat tapai hitam, ketan biasanya akan dicampur dengan ketan hitam yang umumnya disebut dengan injin. Setelah itu kemudian dikukus dan didiamkan selama beberapa jam. Setelah dingin, tapai diberi ragi dan dibungkus menggunakan daun pisang dan wadah lainya. Tapai ketan pun siap diisi di sesajen, setelah itu bisa dinikmati setelah selesai sembahyang dihari raya.

2. Masyarakat Membuat Penjor

Masyarakat Membuat Penjor

Ciri khas dari Hari Raya Galungan dan Kuningan yaitu adanya penjor yang berdiri tegak di depan rumah warga. Penjor merupakan simbol dari rasa syukur atas anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penjor umumnya dibuat 1 atau 2 hari menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Bahan pembuatannya yaitu menggunakan bambu yang bagian ujungnya melengkung, janur, dedaunan, daun aren muda, dan di ujung penjor diberi sebuah gantungan yang disebut dengan sampian. Selain itu, penjor biasanya juga digantungkan kelapa serta jajan dibagian tengahnya. Saat ini bahkan ada juga penjor yang berisikan lampu yang berkelap-kelip.

3. Masyarakat Membuat Lawar

Masyarakat Membuat Lawar

Bukan hanya membuat tapai saja, makanan yang dapat kamu jumpai ketika dihari Raya Galungan dan Kuningan lainnya yaitu lawar. Di tengah banyaknya makanan modern sekarang ini, makanan khas Bali tentunya tidak boleh hilang, terutama makanan bernama lawar ini. Bahan dasar pembuatannya yaitu nangka, daging babi, sayur kacang panjang, dan juga pisang batu yang dicampur memakai bumbu yang telah diracik dan diberi darah babi atau ayam bila ingin lawar merah tanpa dimasak. Bagi kamu yang tidak diperbolehkan makan daging babi tidak perlu cemas, sebab bisa memakai daging ayam.

4. Masyarakat Membuat Nasi Kuning

Masyarakat Membuat Nasi Kuning

Setiap hari raya biasanya ada saja makanan-makanan yang disajikan, seperti halnya di hari raya kuningan. Masyarakat agama hindu akan membuat nasi kuning yang umumnya dipakai sebagai sesajen. Hal tersebut seperti nama hari rayanya yakni Kuningan, maka sesajen yang akan diberikan memakai nasi kuning. Bukan hanya untuk diberikan saja, namun nasi kuning ini juga bisa disantap ketika kumpul bersama dengan keluarga guna menambah suasana kebersamaan.

5. Masyarakat Berkumpul dan Bersilaturahmi Bersama Keluarga

Masyarakat Berkumpul dan Bersilaturahmi Bersama Keluarga

Seperti halnya dihari-hari besar agama lainnya, dimana di dalam hari Raya Galungan dan Kuningan juga dimanfaatkan oleh masyarakat hindu untuk berkumpul bersama keluarga, terutama bagi mereka yang berada di luar Bali. Masyarakat juga akan berbondong-bondong memberi sebuah sesajen ke rumah sanak keluarga sambil melakukan sembahyang bersama-sama di tempat suci. Setelah itu, kemudian mereka bersilaturahmi sambil menyantap makanan-makanan khas dihari raya.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment