Museum Ullen Sentalu. Museum Ullen Sentalu bukanlah museum biasa. Museum ini selain mempunyai koleksi benda-benda peninggalan Belanda atau Jepang. Namun museum Ullen Sentalu juga mempunyai beberapa kisah dibalik setiap ruangan dan benda yang ada di dalamnya.
Di dalam museum ini kita akan mencicipi kembali ke masa dahulu dikala kain batik masih dibentuk dengan memakai lilin, dikala sebuah rumah masih ada patung di depan pintunya. Penulis akan bercerita sedikit mengenai museum ini. Jika ingin yang lebih terang dan detail, tiba yuk pribadi ke museum Ullen Sentalu dan kita akan kembali ke masa Jogya berpuluh-puluh tahun silam terutama pada masa kejayaan keraton-keraton Jpgya dan Solo.
Nama Ullen Sentalu merupakan kependekan dari bahasa Jawa “Ulating Blenong Sejatine Tataraning Lumaku” yang artinya “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk insan dalam melangkah dan meniti kehidupan”
Museum yang mempunyai luas lebih dari 10.000 m2 ini dibangun di kawasan Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman. Dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997. Museum ini diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VII, Gubernur Daerah spesial Jogyakarta pada masa itu.
Museum Ullen Sentalu terbagi atas beberapa ruangan yang mempunyai arti berbeda-beda setiap ruangan. Yuk kita intip ruangan-ruangan ini:
Ruang selamat datang
Sesuai degan namanya, ruangan ini terdapat di bab paling depan dari museum Ullen Sentalu. Di ruangan ini terdapat sebuah arca Dewi Sri yang mempunyai arti Dewi Subur. Di ruangan ini juga terdapat Banner latar belakang pendirian museum ini. Kaprikornus bila kau belum terang mengenai klarifikasi penulis di awal, di Museum ini kau akan lebih dijelaskan mengenai latar belakang pendirian museum Ullen Sentalu ini guys.
Ruang seni dan Tari Gamelan
Ruang ini memamerkan segala macam bentuk seni Jawa jaman dahulu beserta gamelan orisinil sumbangan dari seorang pangeran Kasultanan Yogyakarta. Gamelan-gamelan pada ruangan ini jaman dahulu sering dipakai untuk pertunjukan wayang tari di Kraton Jogjakarta.
Guwo Selo Giri
Atau Guwa Sela Giri. Guwa (gua) ini yakni sebuah gua yang mempunyai lampu temaram, lorong sempit dan langit-langit yang tidak tinggi. Di dalam gua ini terdapat banyak foto-foto dokumentasi yang berasal dari dinasti-dinasti jaman Mataram Islam. Mata anda akan sangat di suguhkan dengan sentuhan-sentuhan tradisional antik dari foto-foto tersebut. Keaslian foto tersebut akan menciptakan anda serasa berada pada masa foto tersebut di ambil.
Ruang Syair
Ruang Syair yakni sebuah ruang di museum Ullen Sentalu yang dibentuk untuk memamerkan puisi-puisi karya GRAJ Koes Sapariyam atau yang disapa Tineke dan juga surat-surat yang dialamatkan kepada beliau. Puisi-puisi itu bercerita perihal kesedihan nya yang menyayat hati dikarenakan cintanya tidak direstui oleh ibu kandungnya.
Surat yang di pamerkan di ruangan ini juga yakni surat yang diterima nya dari kerabat dan teman dia mengenai ucapan turut bersedih atas hal yang menimpanya tersebut. Puisi dan surat di ruangan ini bukan lah sekedar puisi dan surat biasa. Namun setiap kata yang terdapat dalam puisi dan surat tersebut sangat menyentuh pengunjung yang membacanya.
Royal Room Ratu Mas
Ruang yang dibentuk khusus untuk permaisuri Paku Buwana X. Di ruangan ini terdapat foto, dan semua pernak-pernik dari permaisuri Paku Buwana X. Di ruangan ini juga dipamerkan batik-batik jaman dahulu kala. Dimana setiap motif yang tertera mempunyai arti tersendiri yang tidak sembarangan pakai. Contohnya batik Sidomukti bermakna sebuah pengharapan kebahagiaan lahir dan batin
Ruang Putri Dambaan
Ruang ini di buat dan diresmikan khusus oleh dan untuk GRAy Siti Nurul Kamaril Ngarasati Kusumawardhani atau yang biasa dipanggil Gusti Nurul.. Ruang ini dibentuk khusus untuk menghormati dan menghargai sosok seorang Gusti Nurul. Bahkan ruang ini diresmikan oleh Gusti Nurul sendiri pada ulang tahun nya yang ke– 81. Gusti Nurul yakni seorang gadis yang terbilang sangat manis pada masanya.
Gusti Nurul juga seorang dengan penuh talenta dan prestasi. Gusti Nurul yakni seorang yang piawai menari, bahkan pernah menari di Belanda untuk janji nikah Juliana, seorang putri dari Ratu Wilhelmina. Gusti Nurul juga yakni seorang penunggang kuda.
Gusti Nurul didambakan oleh hampir semua laki-laki dengan kedudukan tinggi pada masa itu. Namun, ia tidak menentukan satu pun laki-laki tersebut hingga usia nya meginjak 30tahun. Akhirnya pada tanggal 24 Maret 1951, ia menikah dengan seorang Kolonel berjulukan Surjo Sularso. Beliau tidaklah tinggi jabatan nya, namun dia yakni seseorang yang mempunyai aksara lembut dan tutur kata yang sopan.
Yah, kira-kira itulah sedikit perihal museum Ullen Sentalu. Berlibur bersama keluarga ataupun dengan kekasih akan sangat indah, sekalian mempelajari perihal budaya dan kehidupan jaman keraton dahulu.
Leave a Comment