Sejumlah alat batu yang di Indonesia dikenal dengan istilah “Sumatralith” atau kapak genggam Sumatera, berasal dari Asia Tenggara dan ditemukan di Cina Selatan, Vietnam, Kamboja, Annam, Muang Thai, dan Semenanjung Malaya. Tradisi ini terdapat pula di Australia dan Tasmania. Mealui daerah Semenanjung Malaya tradisi ini menyebar ke Indonesia, dan ditemukan di daerah pantai Sumatera Utara yang berhadapan dengan semenanjung itu. Di Indonesia kapak genggam Sumatera ditemukan tersebar di daerah pantai Sumatera Utara yang berhadapan dengan semenanjung itu.

Di Indonesia kapak genggam Sumatera ditemukan tersebar di pantai timur Sumatera Utara, yaitu di Langsa, Lhok Seumawe, dan Binjai (Tamiang). Pada tahun 1925 dan 1926, P.V. van Stein Callenfels melakukan ekskavasi di sebuah bukit kerang di dekat Medan (Sumatera Utara). Ia menemukan kerang, beberapa buah kapak genggam Sumatera berbentuk lonjong yang dikerjakan hanya pada satu sisinya saja, dan kapak pendek. Dari penemuan ini, dapat disimpulkan bahwa selain berburu dan mengumpulkan makanan di darat, manusia masa ini juga sudah mengenal pengumpulan dan pencarian makanan di laut (menjadi nelayan).

Di Jawa, kapak genggam Sumatera ditemukan di Gua Marjan, Besuki (Jawa Timur). Hal ini juga menunjukkan persebaran yang luas dari ras Australomelanesoid pada masa ini.

Bagikan:

Leave a Comment