Bukit piramid tempat seorang pelajar di Bondowoso hilang dikenal angker oleh warga sekitar. Selain itu, bukit yang berada di lereng Gunung Argopuro sisi timur itu juga dianggap sebagai habitat macan kumbang

Bagi warga sekitar, bukit yang berlokasi di Kecamatan Curahdami dan Pakem, Bondowoso itu tidak bisa dilepaskan dengan hal mistis dan terkenal angker. Seperti yang disampaikan Ketua RT 17 Dusun Tegal Tengah, Kelurahan/Kecamatan Curahdami, Suhen.

“Bagi warga sini, bukit itu menang berrit (angker). Jangankan orang dari luar, warga sini aja sering ngalami keanehan-keanehan,” kata Suhen saat berbincang.

Pernah suatu hari, lanjut Suhen, seorang warga bernama Diah kesasar hingga ke seberang bukit. Yakni Desa Sumbersalak, Curahdami. Padahal, keseharian Diah di situ mencari rumput.

Kemudian warga lainnya, Astur juga menceritakan pengalaman aneh atau hal mistis yang dialaminya. Suatu ketika ia pernah naik ke Bukit Piramid untuk mencari pohon yang hendak dijadikan bonsai, lalu akan dijual.

Namun hal aneh mulai dirasakan saat perjalanan pulang. Di tengah perjalanan, ia melihat seperti ada hamparan lapangan terbang dan jalan tol, serta bangunan bertingkat.

“Kebetulan saya punya sedikit ilmu kebatinan. Bonsai serta beberapa yang saya ambil dari bukit lalu saya buang semuanya,” kata Astur.

Anehnya begitu semua kayu dibuang, dalam waktu sekejap pemandangan yang ada di depannya kembali seperti semula, hutan. Hanya berselang beberapa menit kemudian, Astur sudah sampai dekat rumahnya.

“Perasaan, saya hanya sekitar satu jam nyasar. Padahal, menurut keluarga dan tetangga saya tidak pulang selama sehari penuh,” pungkas Astur.

Hilangnya pelajar bernama Toriq Rizky Maulidan di Bukit Piramid lereng Pegunungan Argopuro sisi timur semakin menarik perhatian banyak pihak. Tidak hanya dikaitkan dengan hal berbau mistis, beredar rumor bahwa remaja berusia 16 tahun itu diterkam macan. Namun Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jember membantah rumor tersebut.

Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jember Setyo Utomo mengakui, banyak pihak yang mempertanyakan kebenaran rumor tersebut. Menurutnya, kawasan perbukitan Argopuro merupakan habitat macan. Tepatnya macan dahan atau lebih dikenal dengan macan kumbang.

“Kami tidak mendata secara pasti berapa populasinya. Tapi laporan beberapa pendaki, memang mereka sering bertemu macan kumbang kalau mendaki di kawasan perbukitan Argopuro,” kata Setyo dikonfirmasi detikcom, Rabu (3/7/2019).

Meski begitu, ia membantah jika Toriq yang belum ditemukan menjadi korban terkaman macan. Menurutnya, keberadaan macan di perbukitan itu tidak pernah menjadi ancaman bagi keamanan dan keselamatan para pendaki.

“Bukit Piramid sebenarnya sudah di luar wilayah kewenangan kami. Tapi saya bisa pastikan, tidak benar kalau diterkam macan. Macan itu kalau tahu atau ketemu sama manusia juga takut lho. Mereka akan secepatnya lari menghindar,” pungkasnya.

Hingga saat ini, Toriq belum ditemukan. Minggu (23/6), ia mendaki Bukit Piramid dengan 3 teman lainnya. Yakni Syafril, Pungky dan Riski. Dalam perjalanan turun, mereka terjebak kabut tebal sehingga terpisah. Sejak saat itu teman-temannya tidak pernah melihat Toriq lagi.

Bagikan:

Leave a Comment