Lensa Budaya ~ Proklamasi yang dikumandangkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan salah satu momen yang paling bersejarah bagi Indonesia. Saat itu seluruh rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Momen tersebut tentunya sangat mengharukan sekaligus melegakan bagi seluruh warga negara. Hal tersebut dikarenakan selama berabad-abad wilayah Indonesia dikuasai oleh penjajah.

Selama masa penjajahan itu pula berjuta-juta jiwa rakyat Indonesia menjadi korban saat berusaha melawan para penjajah. Sehingga deklarasi kemerdekaan yang akhirnya dikumandangkan menjadi salah satu pencapaian terbesar yang diraih oleh Indonesia saat itu. Setelah masa itu maka Indonesia kembali lagi kepada ideologi Pancasila dan menjadikan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum Negara Indonesia.

Seperti yang anda ketahui bahwa masa pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soekarno disebut sebagai Orde Lama. Dimana pada saat itu muncul berbagai macam masalah kenegaraan yang nampaknya sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah. Di masa Orde Lama, negara Indonesia mengalami inflasi yang semakin hari semakin meningkat disertai dengan cadangan devisa yang semakin menurun. Sehingga hal tersebut tentunya menurunkan tingkat kepuasaan rakyat terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa. Ditambah dengan adanya peristiwa G30SPKI yang menjadi puncak dari ketidakpercayaan rakyat terhadap kabinet pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Soekarno. Saat itu, warga negara juga tidak dapat mengutarakan pendapat pribadi secara bebas karena masih menganut sistem demokrasi terpimpin. Dimana kalangan yang berasal dari kepemimpinan PKI dan borjuis Nasional mengendalikan berbagai pergerakan independen rakyat seperti misalnya kaum petani atau nelayan.

Rakyat saat itu menganggap pemerintah gagal dalam menangani dan memberikan keadilan kepada para pelaku peristiwa G30SPKI. Sehingga awalnya Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan September 30 atau KAP-Gestu menuntut pemerintah untuk mereshuffle kabinet Dwikora dengan mengganti beberapa tokoh PKI yang termasuk di dalam kabinet pemerintahan. Ketidakpuasan rakyat semakin meningkat ketika pemerintah secara kontroversial mengevaluasi rupiah dan menaikkan harga minyak bumi pada akhir tahun 1965. Pada akhirnya mahasiswa menggalang suara dan membentuk Front Pancasila. Front Pancasila terdiri dari KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ) dan KAPPI ( Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia ). Selain itu terdapat beberapa organisasi yang ikut serta dalam deklarasi Tritura ini, diantaranya :

  • KAPI ( Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia ) 
  • KABI ( Kesatuan Aksi Buruh Indonesia ) 
  • KASI ( Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia ) 
  • KAWI ( Kesatuan Aksi Wanita Indonesia ) 
  • KAGI ( Kesatuan Aksi Guru Indonesia ) 
  • Dan mendapat dukungan dari Tentara Nasional Indonesia.

Sehingga pada tanggal 12 Februari 1966 tercetus gerakan demonstrasi besar-besaran yang mendeklarasikan Tritura. Tritura sendiri merupakan singkatan dari Tri Tuntutan Rakyat yang berisi :

  • Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 
  • Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI 
  • Turunkan harga barang.

Dengan adanya aksi tersebut, pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno akhirnya melakukan reshuffle kabinet. Tetapi di dalam susunan kabinet baru masih terdapat beberapa tokoh PKI yang akhirnya menyulut gelombang demonstrasi lainnya. Gerakan demonstrasi berlanjut hingga pada tanggal 24 Februari 1966, gabungan mahasiswa melakukan aksi boikot pelaksanaan pelantikan menteri-menteri baru dimana seorang mahasiswa menjadi korban dalam insiden tersebut karena bentrokan yang terjadi dengan pasukan pengawal presiden. Puncaknya pada tanggal 11 Maret 1966 dimana Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar yang memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan guna memulihkan keamanan dan ketertiban NKRI.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment