Raden Mas Said atau Sunan Kalijaga adalah seseorang pemuda yang dikenal memiliki kepekaan sosial, sehingga mudah berempati kepada rakyat kecil. Semua hartanya dihabiskan diberikan kepada para fakir miskin di wilayah Kadipaten Tuban.

Sebagai putra tumenggung yang semestinya dapat hidup mewah, makan enak, dan tidur nyenyak di lingkungan istana Tuban yang penuh gemerlapan, tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Raden Said.

Raden Said lebih memilih keluyuran ke tengah-tengah kehidupan rakyat kecil untuk melihat dari dekat apa saja kesulitan yang dirasakan rakyat Tuban. Hatinya tak kuasa melihat penderitaan rakyat yang nandhang kesrakat karena didera kemiskinan yang amat sangat.

Baca: Akhir Hidup Jaka Tingkir Perang dengan Anak Angkatnya Sutawijaya

Raden Said diliputi rasa cemburu karena Ramandanya selalu mengirimkan bahan makanan dalam jumlah besar kepada Majapahit, sedangkan banyak rakyat Tuban yang menderita kelaparan.

Oleh karena itu, dengan terpaksa ia mencuri bahan makanan yang disimpan di gudang belakang istana lalu dibagi-bagikan kepada rakyat kecil. Setelah tiga kali melakukan aksinya, sayang sekali Raden Said tertangkap basah oleh prajurit sehingga ia harus diusir dari lingkungan istana Tuban.

‘Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai’, begitulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan cita-cita besar Raden Said agar dapat membantu hidup rakyat Tuban yang hampir sekarat.

Baca: Sumpah Ratu Kalinyamat: Tak Berhenti Tapa Telanjang Sebelum Keramas Darah Aryo Penangsang

Di tengah berkecamuknya pertempuran antara prajurit Kediri dengan Majapahit dalam situasi krisis karena paceklik, Raden Said justru memilih jalan hidupnya sendiri dengan menyamar sebagai Brandhal Lokajaya. Ia merampok harta milik orang-orang kaya dan hasilnya dibagi-bagikan kepada rakyat kecil.

Ia benar-benar merasa prihatin atas terjadinya peperangan antara Majapahit dengan Kediri yang menguras begitu banyak energi dan pikirannya untuk ambil bagian demi meringankan beban penderitaan rakyat kecil.

Bagikan:

Leave a Comment