Rumah Adat Sulawesi Selatan / Provinsi Sulawesi Selatan dihuni oleh masyarakat yang berasal dari suku yang beragam. Ada banyak suku yang menghuni provinsi yang beribukota di Makassar ini, di antaranya suku Bugis, suku Mandar, suku Toraja, suku Makassar, dan lain sebagainya. Kendati berasal dari suku yang heterogen, masyarakat Sulawesi Selatan selalu hidup rukun dan damai. Adapun bila dikaitkan dengan ikon budaya, Sulawesi Selatan sendiri kerap mengangkat budaya suku Toraja di kancah Nasional, termasuk dalam hal rumah adatnya yang bernama Rumah Tongkonan.
Rumah Adat Sulawesi Selatan
Rumah Tongkonan adalah rumah adat bagi masyarakat suku Toraja dan telah ditetapkan sebagai rumah adat Sulawesi Selatan. Rumah adat ini sangat terkenal bahkan sampai ke penjuru dunia karena keunikan arsitektur serta nilai nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Nah, di artikel kali ini kami akan mengulas keunikan rumah adat suku Toraja ini lengkap mulai dari sejarah, struktur, ciri, hingga fungsinya. Bagi Anda yang tertarik mengenali keunikan rumah adat ini, silakan simak pembahasan berikut!
1. Struktur dan Arsitektur Rumah Adat
Secara umum, rumah tongkonan memiliki struktur panggung dengan tiang-tiang penyangga bulat yang berjajar menyokong tegaknya bangunan. Tiang-tiang yang menopang lantai, dinding, dan rangka atap tersebut tidak di tanam di dalam tanah, melainkan langsung ditumpangkan pada batu berukuran besar yang dipahat hingga berbentuk persegi.
Dinding dan lantai rumah adat tongkonan dibuat dari papan-papan yang disusun sedemikian rupa. Papan-papan tersebut direkatkan tanpa paku, melainkan hanya diikat atau ditumpangkan menggunakan sistem kunci. Kendati tanpa dipaku, papan pada dinding dan lantai tetap kokoh kuat hingga puluhan tahun.
Bagian atap menjadi bagian yang paling unik dari rumah adat Sulawesi Selatan ini. Atap rumah tongkonan berbentuk seperti perahu terbaling lengkap dengan buritannya. Ada juga yang menganggap bentuk atap ini seperti tanduk kerbau. Atap rumah tongkonan sendiri dibuat dari bahan ijuk atau daun rumbia, meski pun kini penggunaan seng sebagai bahan atap lebih sering ditemukan. [Baca Juga : 6 Jenis Rumah Adat Sulawesi]
2. Fungsi Rumah Adat
Selain dianggap sebagai identitas budaya, rumah tongkonan pada masa silam juga menjadi rumah tinggal bagi masyarakat suku Toraja. Rumah Tongkonan dianggap sebagai perlambang ibu, sementara lumbung padi yang ada di depan rumah atau biasa disebut Alang Sura adalah perlambang ayah. Adapun untuk menunjang fungsinya sebagai rumah tinggal, rumah adat Sulawesi Selatan ini dibagi menjadi 3 bagian, yakni bagian atas (rattiangbanua), bagian tengah (kale banua) dan bawah (sulluk banua).
Bagian Atas atau disebut juga rattiang banua adalah ruangan yang terdapat di loteng rumah. Ruangan ini digunakan untuk menyimpan benda pusaka yang dianggap memiliki nilai sakral. Benda-benda berharga yang dianggap penting juga di simpan dalam ruangan ini.
Bagian Tengah atau disebut juga kale banua adalah bagian inti dari rumah adat Sulawesi Selatan. Bagian ini terbagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan fungsi-fungsi khususnya, yaitu bagian utara, bagian tengah, dan bagian selatan.
- Bagian utara disebut dengan istilah ruang Tengalok. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat menerima tamu dan meletakan sesaji (persembahan). Selain itu, jika pemilik rumah sudah mempunyai anak, maka ruangan ini juga digunakan sebagai tempat tidur anak.
- Bagian pusat disebut Sali. Ruangan ini digunakan untuk beragam keperluan, seperti sebagai tempat pertemuan keluarga, dapur, ruang makan, sekaligus tempat meletakan mayat yang dipelihara.
- Bagian selatan bernama Ruang Sambung. Ruangan ini khusus digunakan sebagai kamar kepala keluarga. Tidak sembarang orang dapat masuk ke ruangan ini tanpa seizin pemilik rumah.
Bagian Bawah atau disebut juga sulluk banua adalah bagian kolong rumah. Bagian ini digunakan sebagai kandang hewan atau tempat menyimpan alat-alat pertanian.
3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis
Selain dari bentuk atapnya yang seperti tanduk kerbau, ada beberapa ciri khas lain dari rumah tongkonan yang membuatnya begitu berbeda dengan rumah adat dari suku-suku lain di Indonesia. Ciri-ciri tersebut di antaranya:
- Memiliki ukiran di bagian dinding dengan 4 warna dasar, yaitu merah, putih, kuning dan hitam. Masing-masing warna memiliki nilai filosofis, merah melambangkan kehidupan, putih melambangkan kesucian, kuning melambangkan anugerah, dan hitam melambangkan kematian.
- Di bagian depan rumah terdapat susunan tanduk kerbau yang digunakan sebagai hiasan sekaligus ciri tingkat strata sosial si pemilik rumah. Semakin banyak tanduk kerbau yang dipasang, maka semakin tinggi kedudukan pemilik rumah. Tanduk kerbau sendiri dalam budaya toraja adalah lambang kekayaan dan kemewahan.
- Di bagian yang terpisah dari rumah tongkonan terdapat sebuah bagunan yang berfungsi sebagai lumbung padi atau disebut alang sura. Lumbung padi juga berupa bangunan panggung. Tiang-tiang penyangganya dibuat dari batang pohon palem yang licin sehingga tikus tidak bisa masuk ke dalam bangunan. Lumbung padi dilengkapi pula dengan ukiran bergambar ayam dan matahari yang melambangkan kemakmuran dan keadilan.
Nah, demikianlah yang dapat kami sampaikan tentang rumah adat Tongkonan yang menjadi prototipe rumah kebanggaan masyarakat suku Toraja. Arsitekturnya yang unik disertai beragam nilai filosofis yang terdapat hampir di setiap sudut bangunannya membuat rumah ini begitu cantik. Tertarik untuk menjadikan desain rumah adat Sulawesi Selatan ini sebagai desain rumah pribadi Anda? Coba saja! Silakan share artikel ini bila dirasa bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca pembahasan kami mengenai rumah adat Sulawesi Tengah di artikel selanjutnya. Salam!
Leave a Comment