Candi Prambanan adalah salah satu candi tercantik dan termegah di dunia. Candi Prambanan merupakan candi peninggalan Hindu terbesar di Indonesia dan terletak dikawasan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi D.I.Yogyakarta. Kurang lebih jaraknya sekitar 17 sampai 20 kilometer di sebelah timur Yogyakarta. Candi induk dikompleks Candi Prambanan mengarah ke arah timur, dengan ketinggian candi hingga mencapai 47 meter. Candi Prambanan kerap juga disebut dengan nama “candi Roro Jonggrang”.

Menurut prasasti Siwagrha, Candi Prambanan ini dibangun disekitar tahun 850 Masehi oleh para raja-raja yang berasal dari Dinasti Sanjaya, yaitu tepatnya oleh Rakai Pikatan dan lalu diperluas oleh Balitung Maha Sambu dimasa kerajaan Medang Mataram. Candi prambanan ini dibangun ditujukan untuk memberi penghormatan kepada Tri-Murti, yaitu 3 dewa utama (Brahmana, Siwa, dan Wishnu) di dalam ajaran agama Hindu.

Di dalam Prasasti Siwagrha ada uraian tentang peristiwa sejarah peperangan diantara Balaputeradewa yang berasal dari Dinasti Sailendra melawan Rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya. Balaputeradewa yang kalah kemudian melarikan diri ke Pulau Sumatera. Konsolidasi Dinasti Sanjaya inilah yang menjadi awal mula dari masa pemerintahan baru yang kemudian diresmikan dengan dibangunnya gugusan candi Prambanan.

Terjadinya beberapa kali pristiwa bencana alam seperti halnya bencana gempa bumi dan juga meletusnya gunung merapi serta terjadinya perpindahan pusat pemerintahan di Dinasti Sanjaya ke Provinsi Jawa Timur telah menghancurkan kompleks candi Prambanan ini. Candi Prambanan kemudian dikenal kembali ketika ada seorang berkebangsaan Belanda mengunjungi Pulau Jawa ditahun 1733, yaitu bernama C.A.Lons dan kemudian melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang banyak ditumbuhi oleh semak belukar.

Pemugaran Kompleks Candi Prambanan

Ditahun 1885 kemudian dilakukan usaha untuk pertama kali dalam menyelamatkan candi Prambanan ini oleh Ijzerman dengan cara membersihkan bagian bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Ditahun 1902, Van Erp memimpin pekerjaan dalam pembinaan terhadap candi Wisnu, candi Siwa, dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan pun kemudian terus berkembang. Di tahun 1933 kemudian berhasil disusun kembali candi Brahma dan juga Wisnu. Selanjutnya pemugaran pada candi ini diselesaikan oleh Pemerintah Indonesia. Ditanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan kemudian secara resmi dinyatakan selesai oleh Presiden kedua indonesia, yaitu Sukarno.

Pihak pemerintah pun secara kontinyu melakukan pemugaran candi prambanan, diantaranya yakni pemugaran candi Brahma dan juga candi Wisnu. Di tahun 1977 dimulai pemugaran candi Brahma. Di tanggal 23 Maret 1987 selesai dipugar dan kemudian diresmikan oleh Prof Dr. Haryati Soebandio. Berikutnya, Candi Wisnu ini mulai dipugar ditahun 1982 dan selesai pada tanggal 27 April 1991 dengan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Kegiatan pemugaran selanjutnya dilakukan terhadap 3 buah candi yang posisinya berada tepat didepan candi Siwa, Wisnu, dan juga Brahma beserta 4 candi kelir dan juga 4 candi disudut.

Bentuk Kompleks Candi Prambanan

Bagian atau bilik utama dikompleks Prambanan ditempati oleh Dewa Siwa, dimana sebagai Dewa Utama (Mahadewa). Dari sinilah kemudian bisa disimpulkan jika Candi Prambanan ini adalah Candi yang berfungsi untuk pemujaan terhadap Dewa Siwa. Candi Siwa ini juga kerap disebut juga candi Roro Jonggrang. Ada sebuah legenda yang sangat populer dikalangan masyarakat, dimana menceritakan tentang seorang putri yang jangkung atau jonggrang. Roro Jonggrang adalah putri dari Raja Boko, yang konon kata memerintah dikerajaan diatas bukit sebelah Selatan kompleks dari candi Prambanan. Sedangkan pada candi Brahma dan juga candi Wishnu masing-masingnya mempunyai 1 buah bilik yang ditempati oleh patung para dewa-dewa yang bersangkutan.

Pada bagian tepi candi dihiasi beberapa pahatan relief yang menceritakan tentang Ramayana dan bisa dinikmati jika kita berjalan secara berputar mengelilingi candi, diaman pusat candi selalu disebelah kanan kita, melalui lorong tersebut. Cerita itu kemudian berlanjut di candi Brahma yang letaknya berada disebelah selatan candi utama. Sedangkan dibagian pagar candi Wishnu yang letaknya berada disebelah utara candi utama terpahat sebuah relief berceritakan Kresnadipayana, dimana relief tersebut menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan dari Dewa Wishnu didalam membasmi kejahatan di dunia.

Berdasarkan legenda, masyarakat umum banyak mengganggap bagian candi utama yang menghadap ke arah utara tersebut berisikan patung Roro Jonggrang. Meskipun sebenarnya hal itu adalah patung Dewi Durga, yaitu permaisuri Dewa Shiwa. Legenda juga menceritakan jika patung Roro Jonggrang tersebut sebelumnya yaitu tubuh hidup dari putri Raja Boko yang sudah dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso.

Ada 6 buah candi, 2 kelompok candi saling berhadapan yang letaknya disebuah halaman berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisinya sekitar 110 meter. Ada 3 buah candi yang berisikan kendaraan ketiga Dewa Tri-Murti dihadapan ketiga candi. Ketiganya sudah dipugar dan candi yang berada di depan candi Siwa sajalah yang masih berisikan patung kendaraan Dewa Siwa, yaitu seekor lembu yang bernama “Nandi”. Patung angsa kendaraan Dewa Brahma dan juga patung garuda kendaraan Dewa Wishnu yang menghuni kedua bilik lainnya, saat ini sudah dipugar.

Didalam kompleks Prambanan juga masih berdiri beberapa candi lainnya, yakni 2 buah candi pengapit dengan ketinggian sekitar 16 meter dan saling berhadapan, 1 buah candi berdiri disebelah utara dan yang lainnya berada disebelah selatan, 4 buah candi kelir, dan 4 buah candi sudut. Halaman dalam yang dianggap oleh masyarakat agama Hindu sebagai halaman paling sakral letaknya berada di halaman tengah yang memiliki sisi 222 meter, dimana awal mulanya halaman ini berisikan candi-candi perwara sebanyak 224 buah yang tersusun berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris. Diluar halaman tengah ini juga masih ada halaman luar yang bentuknya segi empat dengan sisi sepanjang sekitar 390 meter.

Bagikan:

Leave a Comment